Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, menyebutkan ada dua klaster persebaran virus corona atau COVID-19 di wilayah Kecamatan Waru, Sidoarjo, yakni di Desa Pepelegi dan Desa Waru.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Syaf Satriawarman di Sidoarjo, Senin, mengatakan, untuk klaster Desa Pepelegi adalah aktivitas membuka peti mati jenazah COVID-19, sementara di klaster Desa Waru adalah adanya seorang warga yang meninggal dunia usai mengikuti tahlilan, kemudian istri dan anaknya dinyatakan positif COVID-19.
"Jadi. beda kasusnya itu. Jalan S. Parman sendiri dan yang Pepelegi itu sendiri," ucapnya.
Baca juga: Buka peti jenazah COVID-19, puluhan orang di Waru Sidoarjo reaktif usai tes cepat
Menurutnya, untuk klaster Desa Pepelegi saat ini tim Gugus Tugas COVID-19 Sidoarjo sedang melakukan tracing di sekitar kawasan tersebut dan membenarkan bahwa memang ada kejadian warga yang terkonfirmasi meninggal dan oleh pihak keluarga petinya dibuka.
"Sudah terkonfirmasi benar peti matinya dibuka, dishalatkan dan dimakamkan. Proses pemakamannya dilakukan oleh keluarga dan relawan yang tidak memakai baju hazmat," katanya.
Baca juga: Wabup Sidoarjo akui ada kesalahan proses pemakaman pasien COVID-19
Ia menjelaskan, dari kejadian buka peti jenazah itu, sedikitnya 17 orang dari pihak keluarga dan tetangga yang ikut membantu prosesi pemakaman ketika dites cepat hasilnya reaktif.
"Untuk saat ini, 17 orang tersebut sedang menunggu hasil swab," katanya.
Sementara itu, kata dia, untuk klaster RW 12 Desa Waru berasal saat salah seorang warga meninggal dunia setelah menghadiri sebuah acara tahlilan tetangganya, namun yang bersangkutan meninggal dengan tidak ada indikasi COVID-19.
"Justru karena itu, yang bersangkutan habis dari tahlilan meninggal itu tidak ada keluhan, tidak pernah di rumah sakit, jadi langsung dimakamkan keluarga. Tapi, setelah itu beberapa hari kemudian dari keluarganya, istri anaknya positif," katanya.
Ia mengatakan, dari situlah klaster Desa Waru dimulai dan diketahui ada 15 orang terkonfirmasi positif COVID-19.
Ia mengatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo kemudian melakukan uji cepat virus corona atau COVID-19 di klaster S.Parman RW 12 Waru, Sidoarjo, Jawa Timur menyusul tingginya persebaran virus corona di wilayah setempat.
"Pada hari ini dilakukan uji cepat COVID-19 kepada 286 orang. Hasilnya sebanyak 44 orang reaktif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Syaf Satriawarman di Sidoarjo, Senin, mengatakan, untuk klaster Desa Pepelegi adalah aktivitas membuka peti mati jenazah COVID-19, sementara di klaster Desa Waru adalah adanya seorang warga yang meninggal dunia usai mengikuti tahlilan, kemudian istri dan anaknya dinyatakan positif COVID-19.
"Jadi. beda kasusnya itu. Jalan S. Parman sendiri dan yang Pepelegi itu sendiri," ucapnya.
Baca juga: Buka peti jenazah COVID-19, puluhan orang di Waru Sidoarjo reaktif usai tes cepat
Menurutnya, untuk klaster Desa Pepelegi saat ini tim Gugus Tugas COVID-19 Sidoarjo sedang melakukan tracing di sekitar kawasan tersebut dan membenarkan bahwa memang ada kejadian warga yang terkonfirmasi meninggal dan oleh pihak keluarga petinya dibuka.
"Sudah terkonfirmasi benar peti matinya dibuka, dishalatkan dan dimakamkan. Proses pemakamannya dilakukan oleh keluarga dan relawan yang tidak memakai baju hazmat," katanya.
Baca juga: Wabup Sidoarjo akui ada kesalahan proses pemakaman pasien COVID-19
Ia menjelaskan, dari kejadian buka peti jenazah itu, sedikitnya 17 orang dari pihak keluarga dan tetangga yang ikut membantu prosesi pemakaman ketika dites cepat hasilnya reaktif.
"Untuk saat ini, 17 orang tersebut sedang menunggu hasil swab," katanya.
Sementara itu, kata dia, untuk klaster RW 12 Desa Waru berasal saat salah seorang warga meninggal dunia setelah menghadiri sebuah acara tahlilan tetangganya, namun yang bersangkutan meninggal dengan tidak ada indikasi COVID-19.
"Justru karena itu, yang bersangkutan habis dari tahlilan meninggal itu tidak ada keluhan, tidak pernah di rumah sakit, jadi langsung dimakamkan keluarga. Tapi, setelah itu beberapa hari kemudian dari keluarganya, istri anaknya positif," katanya.
Ia mengatakan, dari situlah klaster Desa Waru dimulai dan diketahui ada 15 orang terkonfirmasi positif COVID-19.
Ia mengatakan, Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo kemudian melakukan uji cepat virus corona atau COVID-19 di klaster S.Parman RW 12 Waru, Sidoarjo, Jawa Timur menyusul tingginya persebaran virus corona di wilayah setempat.
"Pada hari ini dilakukan uji cepat COVID-19 kepada 286 orang. Hasilnya sebanyak 44 orang reaktif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020