Dua orang warga Kota Kediri yang menjadi buruh linting pabrik rokok Simustika Tulungagung hasil rapid test-nya dinyatakan reaktif atau positif, sehingga total ada 14 orang buruh linting yang hasil uji cepat COVID-19 positif.
"Hari ini kami menemukan dua orang lagi reaktif dari rapid test, yakni satu dari Kelurahan Tinalan dan satu lagi Kelurahan Bandar Lor. Ini semua klaster Tulungagung (buruh linting Pabrik Rokok Simustika di Tulungagung), jadi total ada 14 orang," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dalam keterangannya di Kediri, Rabu.
Abu Bakar mengatakan, saat ini terdapat dua orang buruh linting pabrik rokok Simustika Tulungagung yang dirawat, masing-masing di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri dan RSUD Gambiran Kota Kediri.
Wali kota juga mengingatkan warga untuk berhati-hati saat keluar rumah dengan selalu mengenakan masker, sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona.
"Oleh karena itu, saya ingatkan seluruh warga Kota Kediri untuk hati-hati jika keluar rumah, disiplin menggunakan masker supaya paling tidak bisa mengurangi penularan. Dan yang bisa di rumah, di rumah saja," ujar Mas Abu, sapaan akrabnya.
Sementara itu, seorang warga diketahui menjadi orang tanpa gejala (OTG). Warga Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota Kediri, itu melakukan isolasi mandiri setelah hasil rapid test miliknya reaktif (positif).
Kepala Puskesmas Ngronggo (Puskesmas Kota Wilayah Selatan) drg. Raya Mulyasari mengatakan bahwa warga sekitar resah dengan kondisi tersebut, kendati masih belum ada hasil swab.
"Warga resah karena positif meski baru dari rapid test. Maka bersama-sama dengan warga berinisiatif untuk menutup satu gang di depan rumahnya," kata drg. Raya Mulyasari.
Joko, salah seorang perangkat kelurahan, mengatakan terdapat enam rumah yang terdiri dari tujuh KK di dalam gang tersebut. Rumahnya saling berhimpitan dan masih berkerabat sehingga kemungkinan untuk tertular sangat besar.
Isolasi dilakukan demi mencegah penyebaran virus corona, namun warga juga gotong royong membantu menyediakan bahan pokok untuk penghuni rumah tersebut.
Selain itu, katanya, donasi juga terkumpul yang dibelanjakan. Selain bahan pokok juga sabun hingga elpiji.
"Karena ditutup, penghuninya tidak boleh keluar masuk, maka kami berinisiatif untuk menyediakan kebutuhan. Belanjaan tersebut diletakkan di ujung gang dan warga yang mengisolasi diri mengambilnya," kata Joko.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Hari ini kami menemukan dua orang lagi reaktif dari rapid test, yakni satu dari Kelurahan Tinalan dan satu lagi Kelurahan Bandar Lor. Ini semua klaster Tulungagung (buruh linting Pabrik Rokok Simustika di Tulungagung), jadi total ada 14 orang," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dalam keterangannya di Kediri, Rabu.
Abu Bakar mengatakan, saat ini terdapat dua orang buruh linting pabrik rokok Simustika Tulungagung yang dirawat, masing-masing di Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri dan RSUD Gambiran Kota Kediri.
Wali kota juga mengingatkan warga untuk berhati-hati saat keluar rumah dengan selalu mengenakan masker, sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona.
"Oleh karena itu, saya ingatkan seluruh warga Kota Kediri untuk hati-hati jika keluar rumah, disiplin menggunakan masker supaya paling tidak bisa mengurangi penularan. Dan yang bisa di rumah, di rumah saja," ujar Mas Abu, sapaan akrabnya.
Sementara itu, seorang warga diketahui menjadi orang tanpa gejala (OTG). Warga Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota Kediri, itu melakukan isolasi mandiri setelah hasil rapid test miliknya reaktif (positif).
Kepala Puskesmas Ngronggo (Puskesmas Kota Wilayah Selatan) drg. Raya Mulyasari mengatakan bahwa warga sekitar resah dengan kondisi tersebut, kendati masih belum ada hasil swab.
"Warga resah karena positif meski baru dari rapid test. Maka bersama-sama dengan warga berinisiatif untuk menutup satu gang di depan rumahnya," kata drg. Raya Mulyasari.
Joko, salah seorang perangkat kelurahan, mengatakan terdapat enam rumah yang terdiri dari tujuh KK di dalam gang tersebut. Rumahnya saling berhimpitan dan masih berkerabat sehingga kemungkinan untuk tertular sangat besar.
Isolasi dilakukan demi mencegah penyebaran virus corona, namun warga juga gotong royong membantu menyediakan bahan pokok untuk penghuni rumah tersebut.
Selain itu, katanya, donasi juga terkumpul yang dibelanjakan. Selain bahan pokok juga sabun hingga elpiji.
"Karena ditutup, penghuninya tidak boleh keluar masuk, maka kami berinisiatif untuk menyediakan kebutuhan. Belanjaan tersebut diletakkan di ujung gang dan warga yang mengisolasi diri mengambilnya," kata Joko.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020