Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Caruban Kabupaten Madiun mengajukan tambahan  1.000 unit alat rapid test atau tes cepat untuk mendeteksi kemungkinan paparan virus corona jenis baru COVID-19 ke Pemprov Jawa Timur, menyusul minimnya ketersediaan alat tersebut.

Direktur Utama RSUD Caruban Djoko Santoso mengatakan, saat ini layanan kesehatan yang dipimpinya hanya memiliki enam unit alat rapid test. Jumlah yang sangat minim tersebut akan memengaruhi kualitas pelayanan di masa pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

"Sisa enam unit alat jelas tidak mencukupi kebutuhan, sehingga kami mengajuan tambahan 1.000 unit unit ke pemprov," ujar Djoko Santoso kepada wartawan di Madiun, Jumat.

Menurut dia, Pemprov Jawa Timur telah menyalurkan 140 unit alat tes cepat ke RSUD setempat bersamaan penunjukan instansinya sebagai tempat rujukan penanganan corona akhir Maret lalu.

Dari jumlah 140 tersebut, sebanyak 134 unit telah digunakan untuk memeriksa pasien dan petugas medis. Sehingga tersisa enam alat.

Menurut Djoko, alat rapid test bantuan pemprov itu jumlahnya masih kurang, sebab idealnya satu pasien menjalani tes cepat sebanyak dua kali. Mengingat kuantitasnya yang terbatas, pasien reaktif pada pemeriksaan pertama langsung dilanjutkan tes swab.

"Sedangkan yang nonreaktif diminta isolasi mandiri di rumah. Kalau kondisi kesehatannya memburuk akan ditindaklanjuti lagi," kata dia.

RSUD Caruban bisa saja melakukan pengadaan rapid test. Sebab, instansi itu menerima kucuran dana belanja tidak terduga (BTT) tahap pertama sebesar Rp567 juta. Namun, persoalannya, barang yang ingin dibeli langka.

"Kami tidak bisa berbuat banyak kalau barangnya tidak ada di pasaran. Alat rapid test tergolong penting. Meski tidak bisa memastikan 100 persen, alat tes cepat itu paling tidak bisa mendeteksi dini paparan COVID-19," katanya.

Pihaknya berharap, dari pengajuan sebanyak 1.000 unit alat rapid test tersebut, setidaknya dapat dipenuhi setengahnya. Sehingga bisa untuk menangani sebanyak 500 pasien.

"Namun, nanti dikasih berapa belum tahu karena banyak rumah sakit yang juga membutuhkan alat tersebut. Diharapkan bisa lebih banyak dari jatah yang sebelumnya," kata dia.

Sementara, Kabupaten Madiun sudah termasuk zona merah penyebaran virus corona dengan adanya empat orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Sehingga keberadaan alat rapid test tergolong penting. Utamanya juga untuk mendeteksi warga setempat yang nekad mudik.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020