Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) hingga 21 April 2020 sebanyak 75 orang, dan dikhawatirkan terus bertambah karena hujan di Situbondo masih terjadi secara tidak teratur.
"Oleh karena itu, kami meminta masyarakat juga harus waspada DBD, dan tidak hanya fokus pada Corona Virus Disease 19 atau COVID-19," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Abu Bakar Abdi di Situbondo, Rabu.
Menurut ia, berdasarkan peta sebaran penderita demam berdarah sejak awal Januari hingga 21 April 2020, hampir merata di 17 kecamatan Kabupaten Situbondo.
Abu Bakar menyebutkan, ada tiga kecamatan yang hingga saat ini masih bebas dari kasus demam berdarah, yakni Kendit, Widoropayung dan Mangaran.
"Di tengah pandemi virus corona sekarang ini, masyarakat kami minta juga memperhatikan demam berdarah yang kini sudah tercatat 75 kasus, meskipun angka kematian akibat DBD masih nol," kata Abu Bakar.
Ia menambahkan, petugas kesehatan di seluruh puskesmas, saat ini terus melakukan Gerakan Situbondo Bebas Jentik (Gesit Batik), dengan menyosialisasikan kembali penerapan tiga plus.
"Berkembangnya jentik nyamuk di Situbondo karena curah hujan yang tidak menentu, kadang hari ini hujan, besok panas, sehingga memicu perkembangan jentik lebih cepat," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Oleh karena itu, kami meminta masyarakat juga harus waspada DBD, dan tidak hanya fokus pada Corona Virus Disease 19 atau COVID-19," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Abu Bakar Abdi di Situbondo, Rabu.
Menurut ia, berdasarkan peta sebaran penderita demam berdarah sejak awal Januari hingga 21 April 2020, hampir merata di 17 kecamatan Kabupaten Situbondo.
Abu Bakar menyebutkan, ada tiga kecamatan yang hingga saat ini masih bebas dari kasus demam berdarah, yakni Kendit, Widoropayung dan Mangaran.
"Di tengah pandemi virus corona sekarang ini, masyarakat kami minta juga memperhatikan demam berdarah yang kini sudah tercatat 75 kasus, meskipun angka kematian akibat DBD masih nol," kata Abu Bakar.
Ia menambahkan, petugas kesehatan di seluruh puskesmas, saat ini terus melakukan Gerakan Situbondo Bebas Jentik (Gesit Batik), dengan menyosialisasikan kembali penerapan tiga plus.
"Berkembangnya jentik nyamuk di Situbondo karena curah hujan yang tidak menentu, kadang hari ini hujan, besok panas, sehingga memicu perkembangan jentik lebih cepat," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020