Unit Pelayanan Tranfusi Darah PMI Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengalami kesulitan mendapatkan donor saat pandemik COVID-19 dan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.
Kepala UTD PMI Kabupaten Tulungagung dr. Rukmi mengatakan, banyak agenda donor darah di luar gedung yang dibatalkan demi menghindari kerumunan orang.
“Banyak agenda donor darah di luar yang sebenarnya sudah diagendakan, tapi kemudian terpaksa dibatalkan karena pandemik virus corona," kata dr Rukmi di Tulungagung, Selasa.
Menurut ia, sebelumnya setiap menjelang puasa, PMI Tulungagung gencar melakukan "gerilya" donor darah ke lembaga/instansi, sekolahan hingga desa-desa. Namun, pandemik COVID-19 menyebabkan semua kegiatan donor darah luar gedung dibatalkan.
Selain juga banyak perkantoran serta sekolahan yang tutup, pengumpulan massa sekalipun dalam rangka donor darah dikhawatirkan memicu penularan COVID-19.
"Sebelum ada pandemik corona, rata-rata ada kami masih dapat 60 donor perhari. Kini dapat 40 (donor) saja sulit," katanya.
Penurunan jumlah donor diperkirakan sekitar 30 persen. Jumlah itu jika dibandingkan dengan kebutuhan darah untuk kepentingan transfusi di rumah sakit dan klinik di Tulungagung yang rata-rata setiap hari mencapai 50-an kantong, dikhawatirkan bakal memicu krisis stok darah.
Terlebih jika faskes lanjutan dari luar daerah seperti Trenggalek dan Blitar juga berburu stok darah ke PMI Tulungagung, defisit stok darah bisa semakin parah.
Saat ini saja, stok darah yang berhasil dihimpun PMI Tulungagung jelang Ramadhan baru sebanyak 802 kantong. Jumlah ini jauh di bawah capaian stok darah pada periode sama tahun 2019 yang berhasil terkumpul 1.800 kantong.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Kepala UTD PMI Kabupaten Tulungagung dr. Rukmi mengatakan, banyak agenda donor darah di luar gedung yang dibatalkan demi menghindari kerumunan orang.
“Banyak agenda donor darah di luar yang sebenarnya sudah diagendakan, tapi kemudian terpaksa dibatalkan karena pandemik virus corona," kata dr Rukmi di Tulungagung, Selasa.
Menurut ia, sebelumnya setiap menjelang puasa, PMI Tulungagung gencar melakukan "gerilya" donor darah ke lembaga/instansi, sekolahan hingga desa-desa. Namun, pandemik COVID-19 menyebabkan semua kegiatan donor darah luar gedung dibatalkan.
Selain juga banyak perkantoran serta sekolahan yang tutup, pengumpulan massa sekalipun dalam rangka donor darah dikhawatirkan memicu penularan COVID-19.
"Sebelum ada pandemik corona, rata-rata ada kami masih dapat 60 donor perhari. Kini dapat 40 (donor) saja sulit," katanya.
Penurunan jumlah donor diperkirakan sekitar 30 persen. Jumlah itu jika dibandingkan dengan kebutuhan darah untuk kepentingan transfusi di rumah sakit dan klinik di Tulungagung yang rata-rata setiap hari mencapai 50-an kantong, dikhawatirkan bakal memicu krisis stok darah.
Terlebih jika faskes lanjutan dari luar daerah seperti Trenggalek dan Blitar juga berburu stok darah ke PMI Tulungagung, defisit stok darah bisa semakin parah.
Saat ini saja, stok darah yang berhasil dihimpun PMI Tulungagung jelang Ramadhan baru sebanyak 802 kantong. Jumlah ini jauh di bawah capaian stok darah pada periode sama tahun 2019 yang berhasil terkumpul 1.800 kantong.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020