Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, secara bertahap melakukan screening dengan melakukan tes swab kepada orang tanpa gejala (OTG), karena pernah memiliki kontak erat dengan pasien terkonfirmasi positif COVID-19.
"Dapat kami sampaikan bahwa hari ini telah dilaksanakan screening dengan melakukan tes swab kepada 23 OTG di Puskesmas Ngasem. Dalam kategori OTG ini tidak bergejala namun memiliki kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kediri dr Ahmad Chotib di Kediri, Senin.
Baca juga: Positif COVID-19 di Kabupaten Kediri bertambah jadi 10 kasus
Ia menambahkan, hasil tes tersebut baru dapat diketahui dalam jangka waktu empat hingga lima hari ke depan. Screening terhadap OTG tersebut juga akan dilakukan secara bertahap di puskesmas-puskesmas lainnya wilayah Kabupaten Kediri.
Saat ini, katanya, terdapat satu lagi tambahan pasien yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona jenis baru itu. Yang bersangkutan merupakan warga Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
Dengan tambahan itu, di Kabupaten Kediri secara total terdapat 12 kasus yang terkonfirmasi positif menderita COVID-19. Pemerintah kabupaten juga berupaya keras guna meminimalisir penyebaran kasus tersebut.
"Kasus ini merupakan klaster baru dan gugus tugas melakukan tracing (penelusuran) untuk menelusuri riwayat pasien tersebut. Dengan tambahan satu kasus ini, saat ini terdapat 12 kasus positif COVID-19 di Kabupaten Kediri," katanya.
Baca juga: Satu pasien positif COVID-19 di Kabupaten Kediri sembuh
Ia juga mengemukakan selama ini pasien tersebut dirawat di RSUD Gambiran Kota Kediri. Kondisinya juga masih dalam pantauan intensif dari petugas medis di rumah sakit.
Di Kabupaten Kediri, kata Ahmad Chotib, orang dalam risiko (ODR) mencapai 9.059, untuk OTG ada 254 orang, orang dalam pemantauan (ODP) ada 370, pasien dalam pengawasan (PDP) ada 29, dan yang terkonfirmasi positif virus corona ada 12, dengan rincian empat orang meninggal dunia, enam orang dirawat dan dua lainnya sembuh.
Pemkab Kediri juga terus melakukan sosialisasi tentang bahaya virus corona. Pemkab juga membagikan masker untuk warga, salah satunya di pasar tradisional wilayah Kabupaten Kediri. Mereka termasuk kelompok yang rentan, karena bertemu dengan banyak orang di pasar.
Baca juga: Pemkab Kediri siapkan Rp103 miliar dalam penanganan virus corona
Pemerintah Kabupaten Kediri juga melakukan refocusing dan realokasi APBD Kabupaten Kediri Tahun 2020 dengan menyiapkan anggaran sebesar Rp103 miliar untuk penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona di kabupaten ini.
Realokasi anggaran difokuskan pada dua hal. Pertama, anggaran tersebut digunakan untuk memperkuat penanganan bidang kesehatan dalam pengendalian penyebaran dan penanganan COVID-19, di antaranya penyediaan APD (alat pelindung diri) bagi tenaga medis, penambahan ruang isolasi yang selama ini jumlahnya masih terbatas, penyediaan peralatan medis terkait penanganan COVID-19, serta kebutuhan penunjang percepatan penanganan medis lainnya.
Selain itu, anggaran tersebut juga dimanfaatkan untuk program-program nonkesehatan seperti program social safety net berupa bantuan sosial bagi warga yang perekonomiannya terdampak akibat pandemi COVID-19, penambahan kebutuhan kesehatan tim medis dan pemberian insentif bagi tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanganan wabah tersebut, demikian Ahmad Chotib.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Dapat kami sampaikan bahwa hari ini telah dilaksanakan screening dengan melakukan tes swab kepada 23 OTG di Puskesmas Ngasem. Dalam kategori OTG ini tidak bergejala namun memiliki kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kediri dr Ahmad Chotib di Kediri, Senin.
Baca juga: Positif COVID-19 di Kabupaten Kediri bertambah jadi 10 kasus
Ia menambahkan, hasil tes tersebut baru dapat diketahui dalam jangka waktu empat hingga lima hari ke depan. Screening terhadap OTG tersebut juga akan dilakukan secara bertahap di puskesmas-puskesmas lainnya wilayah Kabupaten Kediri.
Saat ini, katanya, terdapat satu lagi tambahan pasien yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona jenis baru itu. Yang bersangkutan merupakan warga Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
Dengan tambahan itu, di Kabupaten Kediri secara total terdapat 12 kasus yang terkonfirmasi positif menderita COVID-19. Pemerintah kabupaten juga berupaya keras guna meminimalisir penyebaran kasus tersebut.
"Kasus ini merupakan klaster baru dan gugus tugas melakukan tracing (penelusuran) untuk menelusuri riwayat pasien tersebut. Dengan tambahan satu kasus ini, saat ini terdapat 12 kasus positif COVID-19 di Kabupaten Kediri," katanya.
Baca juga: Satu pasien positif COVID-19 di Kabupaten Kediri sembuh
Ia juga mengemukakan selama ini pasien tersebut dirawat di RSUD Gambiran Kota Kediri. Kondisinya juga masih dalam pantauan intensif dari petugas medis di rumah sakit.
Di Kabupaten Kediri, kata Ahmad Chotib, orang dalam risiko (ODR) mencapai 9.059, untuk OTG ada 254 orang, orang dalam pemantauan (ODP) ada 370, pasien dalam pengawasan (PDP) ada 29, dan yang terkonfirmasi positif virus corona ada 12, dengan rincian empat orang meninggal dunia, enam orang dirawat dan dua lainnya sembuh.
Pemkab Kediri juga terus melakukan sosialisasi tentang bahaya virus corona. Pemkab juga membagikan masker untuk warga, salah satunya di pasar tradisional wilayah Kabupaten Kediri. Mereka termasuk kelompok yang rentan, karena bertemu dengan banyak orang di pasar.
Baca juga: Pemkab Kediri siapkan Rp103 miliar dalam penanganan virus corona
Pemerintah Kabupaten Kediri juga melakukan refocusing dan realokasi APBD Kabupaten Kediri Tahun 2020 dengan menyiapkan anggaran sebesar Rp103 miliar untuk penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona di kabupaten ini.
Realokasi anggaran difokuskan pada dua hal. Pertama, anggaran tersebut digunakan untuk memperkuat penanganan bidang kesehatan dalam pengendalian penyebaran dan penanganan COVID-19, di antaranya penyediaan APD (alat pelindung diri) bagi tenaga medis, penambahan ruang isolasi yang selama ini jumlahnya masih terbatas, penyediaan peralatan medis terkait penanganan COVID-19, serta kebutuhan penunjang percepatan penanganan medis lainnya.
Selain itu, anggaran tersebut juga dimanfaatkan untuk program-program nonkesehatan seperti program social safety net berupa bantuan sosial bagi warga yang perekonomiannya terdampak akibat pandemi COVID-19, penambahan kebutuhan kesehatan tim medis dan pemberian insentif bagi tenaga kesehatan yang terlibat dalam penanganan wabah tersebut, demikian Ahmad Chotib.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020