Bupati Abdullah Azwar Anas mengajak kepala sekolah dan para guru ASN di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk bergotong royong membantu warga yang terdampak secara ekonomi akibat mewabahnya virus corona (COVID-19).

"Saat ini lebih dari 200 ribu pelajar Banyuwangi belajar di rumah. Ini tentu berdampak pada perputaran ekonomi warga, mulai pengemudi becak, ojek, penjual makan-minum dan sebagainya yang terkait dengan lingkungan sekitar sekolah. Pendapatan mereka berkurang, padahal sebagian di antara mereka memang bekerja untuk makan hari ini atau besok," kata Bupati Anas di Banyuwangi, Selasa.

Menurut ia, saat sekarang tingkat kerentanan mereka sangat tinggi, mengingat tidak masuk skema bantuan sosial pemerintah pusat maupun daerah. Sehingga, pekerja yang mengandalkan pendapatan harian membutuhkan semacam jaring pengaman ekonomi agar kebutuhannya tetap terpenuhi.

Untuk itu, kata Bupati Anas, melibatkan kepala sekolah dan guru ASN untuk mendata warga terdampak di lingkungan sekolahnya masing-masing.

"Jadi, sekolah kami tugasi untuk menghimpun data per sekolah. Siapa yang terdampak di sekitarnya, dan langsung bisa dieksekusi. Saya harapkan jaring pengaman ini dalam bentuk barang, yaitu paket sembako," katanya.

Dalam menyalurkan jaring pengaman sosial, katanya, sekolah berkoordinasi dengan camat, kepala desa/lurah setempat untuk mendapatkan data valid.

"Juga agar tidak tumpang tindih. Warga yang sudah menerima Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan pangan nontunai dan jaring pengaman dari pemerintah daerah, tidak perlu diberi lagi," ucapnya.

Program gotong royong ini dilakukan mulai hari ini, hingga beberapa bulan ke depan sembari melihat perkembangan. Total sekolah yang dilibatkan sekitar 500 lembaga. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020