Sedikitnya lima petugas medis RSUD dr. Iskak Tulungagung yang terdiri dari dua dokter dan tiga perawat diisolasi di ruang khusus, karena memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif COVID-19 asal Kediri.

"Mereka diisolasi di mess belakang kompleks rumah sakit untuk mengantisipasi penularan," kata Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, M.Kes di Tulungagung, Jawa Timur, Selasa.

Baca juga: Seorang PDP COVID-19 asal Kediri meninggal di RSUD Tulungagung

Dokter Pri, panggilan akrab dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, M.Kes, menyatakan saat ini kondisi kelima anak buahnya baik. Belum/tidak ada gejala sakit batuk, flu dan demam ataupun pneumonia.

Namun, karena mereka sempat terlibat langsung dalam penanganan pasien yang belakangan dinyatakan positif terpapar virus corona jenis baru atau COVID-19, kelimanya langsung diberlakukan protokol isolasi mandiri selama 14 hari dengan menggunakan fasilitas asrama atau mess pegawai di lingkungan RSUD dr. Iskak.

Baca juga: Satgas COVID-19 Tulungagung pastikan pasien sembuh jalani swakarantina

Kasi Informasi dan Pemasaran RSUD dr. Iskak Tulungagung Mochamad Rifai menambahkan, sebenarnya ada enam petugas medis yang menjalani protokol isolasi mandiri, itu termasuk satu tenaga dokter dari luar RSUD dr. Iskak yang juga menjalani karantina di kompleks mess rumah sakit daerah tersebut.

"Rinciannya ada tiga tenaga dokter dan tiga perawat yang menjalani isolasi. Lima di antaranya isolasi mandiri di RSUD dr Iskak, satu isolasi mandiri di rumahnya," ujar Rifai.

Baca juga: Sembuh, sembilan PDP di RSUD Tulungagung diperbolehkan pulang

Ia menjelaskan, keenam petugas medis tersebut sebelumnya mengikuti pelatihan petugas haji di Surabaya pada 9-18 Maret, bersama calon petugas haji asal Pare, Kediri, yang kemudian meninggal dengan status positif terpapar COVID-19.

Isolasi dilakukan sejak Jumat (27/3). Pada keesokan harinya, Sabtu (28/3), keenam petugas medis itu dilakukan pemeriksaan darah menggunakan rapid test, namun hasilnya semua negatif.

Namun, seiring ditemukannya satu calon petugas haji asal Kantor Kemenag Tulungagung yang serombongan dengan korban COVID-19 asal Pare dan dinyatakan mengalami gejala sakit flu sehingga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) corona, pengambilan swab tenggorokan kemudian dilakukan kepada seluruh petugas medis yang terkait atau memiliki kontak erat dengan kedua pasien, pada Senin (30/3).

"Kami masih akan menunggu hasil pemeriksaan swabnya nanti bagaimana. Semoga saja negatif," kata Rifai.

Dikonfirmasi terpisah, juru bicara Satgas Penanggulangan Wabah COVID-19 Kabupaten Tulungagung Bambang Triono mengatakan total ada 11 orang TKHI dan PPHI asal Tulungagung yang sudah dilakukan rapid test.

Hasilnya, satu orang petugas PPHI asal Kantor Kemenag Tulungagung dinyatakan positif mengalami infeksi dan ada gejala gangguan pernafasan atas sehingga berstatus PDP COVID-19 dan dilakukan perawatan khusus di ruang isolasi RSUD dr. Iskak.

Sementara 10 calon petugas TKHI dan PPHI lain negatif infeksi dan dinyatakan OTG alias orang tanpa gejala.

"Namun semua wajib menjalani masa isolasi mandiri sampai ambang batas masa inkubasi selama 14. Jika tidak ada/muncul gejala sakit demam, flu, mereka bisa dinyatakan sehat," katanya.

Ia tidak lupa mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengedepankan upayabl preventif dengan meningkatkan budaya hidup bersih, membatasi aktivitas keluar rumah dan rajin cuci tangan serta menerapkan etika batuk sesuai anjuran kesehatan. 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020