Satuan Tugas Penanggulangan Bencana COVID-19 Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, memastikan pasien pertama positif terpapar virus corona di wilayah setempat yang dinyatakan sembuh telah menjalani karantina mandiri atau swakarantina dengan pengawasan petugas kesehatan sekitar.
"Kami sudah mengidentifikasi keberadaan pasien bersangkutan menjalani karantina mandiri di wilayah (Kelurahan) Jepun (Kota Tulungagung)," kata Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Tulungagung Sukaji saat dikonfirmasi awak media usai rapat koordinasi dengan jajaran internal satgas di Tulungagung, Senin.
Baca juga: Dinyatakan sembuh, pasien positif COVID-19 di Tulungagung "menghilang" dari rumahnya
Keberadaan pasien COVID-19 bernama AH (30, - bukan 45 seperti ditulis sebelumnya) yang sebelumnya telah dinyatakan sembuh secara klinis itu juga dikonfirmasi oleh yang bersangkutan dengan mengunggah siaran video live berisi klarifikasinya yang berada di rumahnya di Kelurahan Jepun, Kecamatan Tulungagung.
Dalam video berdurasi 2 menit 44 detik itu, AH tampak sedang berjemur terlihat dalam kondisi sehat.
Baca juga: Sembuh, sembilan PDP di RSUD Tulungagung diperbolehkan pulang
Ia juga menegaskan bahwa video siaran yang diunggah di live story laman facebook-nya itu diambil langsung pada 30 Maret 2020 sekitar pukul 08.00 WIB di pekarangan rumahnya yang ada di Kelurahan Jepun.
Video itu sekaligus menjadi klarifikasinya atas pemberitaan yang menyebut dia menghilang, usai dinyatakan sembuh secara klinis dan boleh keluar dari ruang perawatan isolasi RSUD dr. Iskak Tulungagung pada 23 Maret.
Ia mengaku pulang, tapi tidak di rumah mertuanya di Desa Dandong, Kecamatan Bandung, namun di rumah keduanya bersama sang istri di Kelurahan Jepun, Kecamatan TuluTulungagung.
Baca juga: Rencana IAIN Tulungagung pinjamkan rusunami untuk RS COVID-19 ditolak warga
Ketiadaan AH di rumah asal istrinya di Desa Dandong ini sempat membuat jajaran Forkopimcam Bandung gempar. AH sempat menjadi objek pencarian, sampai akhirnya perangkat babinsa dan BKTM Kelurahan Jepun mendapat kepastian konfirmasi keberadaannya di rumah Jepun.
Namun, AH mengaku sejauh ini belum menerima pemberitahuan resmi atas hasil uji laboratorium Balitbangkes Kemenkes yang menyatakan hasil.pemeriksaan swab tenggrokannya positif Corona (COVID-19).
"Pengambilan swab-nya sudah lama sekali. Sekitar dua pekan lalu. Jadi saya tidak tahu apakah pasien positif Corona atau COVID-19 yang dimaksud seperti di video konferensi Pak Bupati (Tulungagung) itu adalah saya atau bukan," katanya.
Mengenai hal ini, baik Kepala Satgas Penanggulangan Bencana Nonalam COVID-19 Tulungagung Sukaji maupun Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung dr Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, M.Kes menyatakan, pemulangan terhadap pasien positif Corona pertama di Tulungagung itu dilatarbrlakangi dua faktor.
Pertama, kondisi pasien secara klinis memang sudah sehat atau membaik. Suhu tubuh normal, tidak mengalam lagi batuk-pilek, apalagi radang tenggorokan atau pneumonia atas.
Dan kedua, lanjut dia, hasil pemeriksaan sampel swab di BBPTKL-PP (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) Surabaya menyatakan negatif Corona.
"Sesuai prosedur dan ketentuannya, swab tenggorokan pasien suspect corona kita ambil dua. Satu untuk dikirim.ke BBTKL-PP Surabaya dan satu lagi ke Balitbangkes Kemenkes Jakarta.
Nah, untuk kasus pasien positif COVID-19 pertama di Tulungagung ini, hasil dari BBTKL menyatakan negatif sehingga dengan kondisi klinis yang baik, kita rujuk untuk melakukan swakarantina di rumah.
Namun, pada sore harinya hasil dari Balitbangkes Kemenkes baru keluar dan menyatakan positif terpapar SARS Coronavirus 2," papar dr. Supriyanto menjelaskan.
Sebagai tindak lanjut atas status pasien karantina mandiri yang dinyatakan positif COVID-19 ini, tim medis RSUD dr.Iskak berencana melakukan swab kedua dalam waktu dekat.
Tepatnya pada hari ke-14, dihitung dari pasien pertama masuk ruang isolasi RSUD dr. Iskak untuk memastikan apakah AH masih terpapar COVID-19 atau sebaliknya sudah sembuh 100 persen secara laboratoris.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Kami sudah mengidentifikasi keberadaan pasien bersangkutan menjalani karantina mandiri di wilayah (Kelurahan) Jepun (Kota Tulungagung)," kata Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Tulungagung Sukaji saat dikonfirmasi awak media usai rapat koordinasi dengan jajaran internal satgas di Tulungagung, Senin.
Baca juga: Dinyatakan sembuh, pasien positif COVID-19 di Tulungagung "menghilang" dari rumahnya
Keberadaan pasien COVID-19 bernama AH (30, - bukan 45 seperti ditulis sebelumnya) yang sebelumnya telah dinyatakan sembuh secara klinis itu juga dikonfirmasi oleh yang bersangkutan dengan mengunggah siaran video live berisi klarifikasinya yang berada di rumahnya di Kelurahan Jepun, Kecamatan Tulungagung.
Dalam video berdurasi 2 menit 44 detik itu, AH tampak sedang berjemur terlihat dalam kondisi sehat.
Baca juga: Sembuh, sembilan PDP di RSUD Tulungagung diperbolehkan pulang
Ia juga menegaskan bahwa video siaran yang diunggah di live story laman facebook-nya itu diambil langsung pada 30 Maret 2020 sekitar pukul 08.00 WIB di pekarangan rumahnya yang ada di Kelurahan Jepun.
Video itu sekaligus menjadi klarifikasinya atas pemberitaan yang menyebut dia menghilang, usai dinyatakan sembuh secara klinis dan boleh keluar dari ruang perawatan isolasi RSUD dr. Iskak Tulungagung pada 23 Maret.
Ia mengaku pulang, tapi tidak di rumah mertuanya di Desa Dandong, Kecamatan Bandung, namun di rumah keduanya bersama sang istri di Kelurahan Jepun, Kecamatan TuluTulungagung.
Baca juga: Rencana IAIN Tulungagung pinjamkan rusunami untuk RS COVID-19 ditolak warga
Ketiadaan AH di rumah asal istrinya di Desa Dandong ini sempat membuat jajaran Forkopimcam Bandung gempar. AH sempat menjadi objek pencarian, sampai akhirnya perangkat babinsa dan BKTM Kelurahan Jepun mendapat kepastian konfirmasi keberadaannya di rumah Jepun.
Namun, AH mengaku sejauh ini belum menerima pemberitahuan resmi atas hasil uji laboratorium Balitbangkes Kemenkes yang menyatakan hasil.pemeriksaan swab tenggrokannya positif Corona (COVID-19).
"Pengambilan swab-nya sudah lama sekali. Sekitar dua pekan lalu. Jadi saya tidak tahu apakah pasien positif Corona atau COVID-19 yang dimaksud seperti di video konferensi Pak Bupati (Tulungagung) itu adalah saya atau bukan," katanya.
Mengenai hal ini, baik Kepala Satgas Penanggulangan Bencana Nonalam COVID-19 Tulungagung Sukaji maupun Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung dr Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, M.Kes menyatakan, pemulangan terhadap pasien positif Corona pertama di Tulungagung itu dilatarbrlakangi dua faktor.
Pertama, kondisi pasien secara klinis memang sudah sehat atau membaik. Suhu tubuh normal, tidak mengalam lagi batuk-pilek, apalagi radang tenggorokan atau pneumonia atas.
Dan kedua, lanjut dia, hasil pemeriksaan sampel swab di BBPTKL-PP (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) Surabaya menyatakan negatif Corona.
"Sesuai prosedur dan ketentuannya, swab tenggorokan pasien suspect corona kita ambil dua. Satu untuk dikirim.ke BBTKL-PP Surabaya dan satu lagi ke Balitbangkes Kemenkes Jakarta.
Nah, untuk kasus pasien positif COVID-19 pertama di Tulungagung ini, hasil dari BBTKL menyatakan negatif sehingga dengan kondisi klinis yang baik, kita rujuk untuk melakukan swakarantina di rumah.
Namun, pada sore harinya hasil dari Balitbangkes Kemenkes baru keluar dan menyatakan positif terpapar SARS Coronavirus 2," papar dr. Supriyanto menjelaskan.
Sebagai tindak lanjut atas status pasien karantina mandiri yang dinyatakan positif COVID-19 ini, tim medis RSUD dr.Iskak berencana melakukan swab kedua dalam waktu dekat.
Tepatnya pada hari ke-14, dihitung dari pasien pertama masuk ruang isolasi RSUD dr. Iskak untuk memastikan apakah AH masih terpapar COVID-19 atau sebaliknya sudah sembuh 100 persen secara laboratoris.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020