Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, terus memantau kondisi kesehatan keluarga pasien dalam pengawasan (PDP) asal Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, yang meninggal dunia dengan gejala mirip terinfeksi virus corona.
"Pemantauan dilakukan oleh petugas, itu bagaimana kondisi kesehatannya. Isolasi di rumah itu otomatis terutama yang kontak terakhir," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kediri dr Ahmad Khotib di Kediri, Selasa.
Baca juga: Seorang PDP COVID-19 asal Kediri meninggal di RSUD Tulungagung
Ia mengatakan, dari laporan yang masuk, keluarga almarhum kondisinya baik. Petugas medis dari puskesmas juga terus memantau kesehatan dari keluarga almarhum.
Terkait dengan prosedur saat pemakaman, dr Ahmad mengatakan pemakaman dilakukan oleh tim khusus. Mereka juga dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD). Selain itu, jenazah juga sudah dikafani sesuai dengan prosedur untuk penyakit menular.
Baca juga: Positif terpapar COVID-19, kondisi Kadinkes Kabupaten Kediri membaik
Saat hendak pemakaman, ia mengatakan muspika setempat serta polisi juga siaga di sekitar rumah almarhum. Petugas tidak menganjurkan warga untuk datang ke rumah duka, sehingga banyak pentakziah yang memilih langsung ke pemakaman.
Ketika proses pemakaman pun, warga juga tidak dizinkan mendekati lokasi. Warga tetap menghormati kebijakan tersebut dengan mengikuti prosedur yang berlaku, mengingat almarhum dirawat di sebuah rumah sakit di Tulungagung dengan status sebagai PDP.
"Pemakaman untuk PDP dan yang terinfeksi COVID-19 positif prosedurnya sama, ada protokol untuk penyakit menular. Saat hendak pemakaman muspika melakukan advokasi ke masyarakat, jadi pentakziah tidak masuk ke rumah duka dan langsung ke makam. Yang mengubur pun juga dengan APD lengkap," ujar dia.
Baca juga: Kota Kediri masuk daerah terjangkit COVID-19
Pihaknya mengatakan, sesuai dengan pengumuman Gubernur Jatim, seluruh kecamatan Kabupaten Kediri juga terus dipantau, terlebih lagi banyak pendatang yang baru kembali dari luar kota. Hingga kini, ada sekitar 2.400 pendatang yang dilaporkan telah masuk Kabupaten Kediri.
"Ini sudah ada sistem, jadi mulai tingkat RT, RW, perangkat desa lapor ke kecamatan lalu ke puskesmas. Warga pendatang ada sekitar 2.400 orang dan sebagian besar masih ada yang dalam pemantauan. Banyak dari Jatim, tapi dari luar negeri juga ada," ujar dia.
Kendati ribuan warga dari luar Kabupaten Kediri sudah mulai banyak yang mudik, kondisi mereka juga masih banyak yang sehat. Sesuai dengan protokol, kesehatan mereka dipantau selama 14 hari. Jika selama 14 hari ternyata kondisinya tetap sehat, yang bersangkutan juga dinyatakan sehat.
Sementara itu, data kasus terinfeksi virus corona di Kabupaten Kediri, untuk yang positif diketahui satu orang warga Kecamatan Pare, dan sudah meninggal dunia.
Seorang lagi warga Kabupaten Kediri dan sebagai PDP dirawat di Kabupaten Tulungagung. Yang bersangkutan juga sudah meninggal dunia. Untuk total untuk PDP tujuh orang dimana satu orang hingga kini masih dirawat di rumah sakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Pemantauan dilakukan oleh petugas, itu bagaimana kondisi kesehatannya. Isolasi di rumah itu otomatis terutama yang kontak terakhir," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Kediri dr Ahmad Khotib di Kediri, Selasa.
Baca juga: Seorang PDP COVID-19 asal Kediri meninggal di RSUD Tulungagung
Ia mengatakan, dari laporan yang masuk, keluarga almarhum kondisinya baik. Petugas medis dari puskesmas juga terus memantau kesehatan dari keluarga almarhum.
Terkait dengan prosedur saat pemakaman, dr Ahmad mengatakan pemakaman dilakukan oleh tim khusus. Mereka juga dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD). Selain itu, jenazah juga sudah dikafani sesuai dengan prosedur untuk penyakit menular.
Baca juga: Positif terpapar COVID-19, kondisi Kadinkes Kabupaten Kediri membaik
Saat hendak pemakaman, ia mengatakan muspika setempat serta polisi juga siaga di sekitar rumah almarhum. Petugas tidak menganjurkan warga untuk datang ke rumah duka, sehingga banyak pentakziah yang memilih langsung ke pemakaman.
Ketika proses pemakaman pun, warga juga tidak dizinkan mendekati lokasi. Warga tetap menghormati kebijakan tersebut dengan mengikuti prosedur yang berlaku, mengingat almarhum dirawat di sebuah rumah sakit di Tulungagung dengan status sebagai PDP.
"Pemakaman untuk PDP dan yang terinfeksi COVID-19 positif prosedurnya sama, ada protokol untuk penyakit menular. Saat hendak pemakaman muspika melakukan advokasi ke masyarakat, jadi pentakziah tidak masuk ke rumah duka dan langsung ke makam. Yang mengubur pun juga dengan APD lengkap," ujar dia.
Baca juga: Kota Kediri masuk daerah terjangkit COVID-19
Pihaknya mengatakan, sesuai dengan pengumuman Gubernur Jatim, seluruh kecamatan Kabupaten Kediri juga terus dipantau, terlebih lagi banyak pendatang yang baru kembali dari luar kota. Hingga kini, ada sekitar 2.400 pendatang yang dilaporkan telah masuk Kabupaten Kediri.
"Ini sudah ada sistem, jadi mulai tingkat RT, RW, perangkat desa lapor ke kecamatan lalu ke puskesmas. Warga pendatang ada sekitar 2.400 orang dan sebagian besar masih ada yang dalam pemantauan. Banyak dari Jatim, tapi dari luar negeri juga ada," ujar dia.
Kendati ribuan warga dari luar Kabupaten Kediri sudah mulai banyak yang mudik, kondisi mereka juga masih banyak yang sehat. Sesuai dengan protokol, kesehatan mereka dipantau selama 14 hari. Jika selama 14 hari ternyata kondisinya tetap sehat, yang bersangkutan juga dinyatakan sehat.
Sementara itu, data kasus terinfeksi virus corona di Kabupaten Kediri, untuk yang positif diketahui satu orang warga Kecamatan Pare, dan sudah meninggal dunia.
Seorang lagi warga Kabupaten Kediri dan sebagai PDP dirawat di Kabupaten Tulungagung. Yang bersangkutan juga sudah meninggal dunia. Untuk total untuk PDP tujuh orang dimana satu orang hingga kini masih dirawat di rumah sakit.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020