Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan Kota Kediri sudah termasuk sebagai daerah terjangkit setelah salah seorang warganya terkonfirmasi positif COVID-19.
"Satu daerah baru di Jatim tercatat sebagai daerah terjangkit, yaitu Kota Kediri," ujarnya di sela konferensi pers di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Sabtu.
Dengan demikian maka yang masuk "zona merah" atau daerah terjangkit COVID-19 di Jatim yaitu Kota Surabaya, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Magetan, Sidoarjo, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Gresik, Situbondo, Lumajang, Jember dan Kabupaten Blitar.
Berdasarkan data, total 77 orang di Jatim terkonfirmasi positif COVID-19 atau bertambah 11 orang dari sehari sebelumnya, Jumat (27/3).
"Sebelas orang tambahan hari ini, tujuh orang di Surabaya, kemudian masing-masing satu orang di Magetan, Sidoarjo, Gresik dan Kota Kediri," ucapnya.
Rinciannya, Surabaya terdapat 40 orang, sembilan orang dari Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu), sembilan orang dari Magetan, sembilan orang dari Sidoarjo, dua orang masing-masing dari Kabupaten Kediri, Situbondo dan Gresik, serta satu orang dari Kabupaten Blitar, Lumajang, Jember dan Kota Kediri.
Kemudian, untuk warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 307 orang pasien atau bertambah dari data sehari sebelumnya yang jumlahnya sebanyak 267 orang.
Sedangkan, orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 4.568 orang atau meningkat dari sehari sebelumnya yang berjumlah 3.781 orang.
Gubernur Khofifah kembali mengajak dan mengimbau kepada masyarakat untuk tak berhenti melakukan format perlindungan diri melalui pola hidup bersih dan sehat, melaksanakan protokol kesehatan sesuai SOP, termasuk physical distancing.
"Saya ingin mengajak kembali dan mengimbau bahwa penyebaran dari hasil tracing percepatannya sudah harus membutuhkan kewaspadaan berlapis dan membutuhkan seluruh kesadaran masyarakat," katanya.
Gubernur juga mengaku sudah melakukan koordinasi dengan DPRD Jatim, Kapolda, Pangdam V/Brawijaya dan Pangkoarmada II untuk selalu bersinergi di segala tingkatan.
"Dalam posisi ini kita harus sama-sama melakukan pencegahan efektif, yaitu membangun kedisiplinan dengan tidak keluar rumah, kecuali untuk hal mendesak," kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Sementara itu, di wilayahnya saat ini bertambah dua rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan COVID-19 sehingga totalnya 75 rumah sakit atau tersedia 2.238 tempat tidur.
Di sisi lain, mantan Menteri Sosial itu menyampaikan bahwa sampai saat ini rapid test telah dilakukan di 30 kabupaten dan kota, serta berharap kepada delapan daerah lain yang belum menggelarnya untuk segera dilaksanakan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Satu daerah baru di Jatim tercatat sebagai daerah terjangkit, yaitu Kota Kediri," ujarnya di sela konferensi pers di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Sabtu.
Dengan demikian maka yang masuk "zona merah" atau daerah terjangkit COVID-19 di Jatim yaitu Kota Surabaya, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu, Magetan, Sidoarjo, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Gresik, Situbondo, Lumajang, Jember dan Kabupaten Blitar.
Berdasarkan data, total 77 orang di Jatim terkonfirmasi positif COVID-19 atau bertambah 11 orang dari sehari sebelumnya, Jumat (27/3).
"Sebelas orang tambahan hari ini, tujuh orang di Surabaya, kemudian masing-masing satu orang di Magetan, Sidoarjo, Gresik dan Kota Kediri," ucapnya.
Rinciannya, Surabaya terdapat 40 orang, sembilan orang dari Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu), sembilan orang dari Magetan, sembilan orang dari Sidoarjo, dua orang masing-masing dari Kabupaten Kediri, Situbondo dan Gresik, serta satu orang dari Kabupaten Blitar, Lumajang, Jember dan Kota Kediri.
Kemudian, untuk warga berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai 307 orang pasien atau bertambah dari data sehari sebelumnya yang jumlahnya sebanyak 267 orang.
Sedangkan, orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 4.568 orang atau meningkat dari sehari sebelumnya yang berjumlah 3.781 orang.
Gubernur Khofifah kembali mengajak dan mengimbau kepada masyarakat untuk tak berhenti melakukan format perlindungan diri melalui pola hidup bersih dan sehat, melaksanakan protokol kesehatan sesuai SOP, termasuk physical distancing.
"Saya ingin mengajak kembali dan mengimbau bahwa penyebaran dari hasil tracing percepatannya sudah harus membutuhkan kewaspadaan berlapis dan membutuhkan seluruh kesadaran masyarakat," katanya.
Gubernur juga mengaku sudah melakukan koordinasi dengan DPRD Jatim, Kapolda, Pangdam V/Brawijaya dan Pangkoarmada II untuk selalu bersinergi di segala tingkatan.
"Dalam posisi ini kita harus sama-sama melakukan pencegahan efektif, yaitu membangun kedisiplinan dengan tidak keluar rumah, kecuali untuk hal mendesak," kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Sementara itu, di wilayahnya saat ini bertambah dua rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan COVID-19 sehingga totalnya 75 rumah sakit atau tersedia 2.238 tempat tidur.
Di sisi lain, mantan Menteri Sosial itu menyampaikan bahwa sampai saat ini rapid test telah dilakukan di 30 kabupaten dan kota, serta berharap kepada delapan daerah lain yang belum menggelarnya untuk segera dilaksanakan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020