Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyiapkan ruang isolasi darurat tambahan untuk penanganan penyebaran virus corona (COVID-19), yakni rumah dinas Bupati Banyuwangi dan gedung wanita.
"Ruang isolasi darurat ini untuk orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) dengan gejala ringan. Adapun bila ada yang positif, ditempatkan di ruang isolasi rumah sakit," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono di Banyuwangi, Minggu.
Baca juga: Tambah empat daerah, 18 kabupaten/kota di Jatim masuk zona merah COVID-19
Ia menjelaskan, ruang isolasi tersebut dilengkapi sejumlah alat untuk perawatan standar pasien, mulai tabung oksigen, monitor pemantau, termasuk tempat tidur untuk pasien.
"Saat ini kami menyiapkan 300 tempat tidur isolasi di rumah sakit pemerintah maupun swasta. Dengan tambahan ruang isolasi darurat ini, maka bisa ditambah jadi 335 tempat tidur," ujarnya.
Baca juga: Bupati Banyuwangi instruksikan penutupan sementara ruang publik berakses wifi
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa penyiapan ruang isolasi darurat ini sebagai bentuk antisipasi terkait segala kemungkinan perkembangan virus corona di Banyuwangi.
"Kami tidak berharap, tapi untuk antisipasi. Kami berdoa semoga semua persiapan ini sia-sia karena penyebaran COVID-19 tidak semakin meluas dan bisa ditekan," katanya.
Bupati Anas sengaja berinisiatif menjadikan Pendopo Sabha Swagata Blambangan itu, yang merupakan rumah dinasnya sebagai ruang isolasi sebagai bagian dari upaya membangun kesadaran bersama bahwa ODP dan PDP, bahkan pasien positif adalah orang-orang yang perlu dukungan.
"Saudara-saudara kita itu bukanlah orang yang harus dijauhi, tapi justru didukung dan dibantu dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan bagi orang di sekitarnya," ujarnya.
Baca juga: Bupati Banyuwangi cek rumah sakit untuk kesiapan penanganan COVID-19
Oleh karena itu, lanjut dia, ODP yang masih menjalani isolasi mandiri pun akan diberikan dukungan secara bergotong royong.
"Dalam 1-2 hari ke depan, setiap camat bertanggung jawab menggerakkan gotong royong warga berbasis dusun untuk menyuplai kebutuhan pangan bagi ODP yang membutuhkan, termasuk untuk keluarganya. Dukungan ini akan menguatkan moril sekaligus menjaga agar proses isolasi berjalan optimal, karena mereka benar-benar melakukan isolasi tanpa berpikir kebutuhan pangannya," ucapnya.
Azwar Anas menambahkan, selain menyiapkan ruang untuk pasien COVID-19, Pemkab Banyuwangi juga menyediakan ruang khusus bagi tenaga kesehatan, yaitu di Wisma Atlet dan rumah Dinas Kesehatan.
"Ini bentuk perhatian dan dukungan kami kepada tenaga kesehatan sebagai garda terdepan penanganan COVID-19. Biasanya kalau sudah merawat pasien, mereka mau pulang ke tempat tinggalnya agak sedikit susah, menyangkut masalah sterilisasi diri. Jadi biar mereka tenang dan keluarganya juga, kami berikan ruang khusus kepada bapak/ibu tenaga kesehatan," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Ruang isolasi darurat ini untuk orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) dengan gejala ringan. Adapun bila ada yang positif, ditempatkan di ruang isolasi rumah sakit," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono di Banyuwangi, Minggu.
Baca juga: Tambah empat daerah, 18 kabupaten/kota di Jatim masuk zona merah COVID-19
Ia menjelaskan, ruang isolasi tersebut dilengkapi sejumlah alat untuk perawatan standar pasien, mulai tabung oksigen, monitor pemantau, termasuk tempat tidur untuk pasien.
"Saat ini kami menyiapkan 300 tempat tidur isolasi di rumah sakit pemerintah maupun swasta. Dengan tambahan ruang isolasi darurat ini, maka bisa ditambah jadi 335 tempat tidur," ujarnya.
Baca juga: Bupati Banyuwangi instruksikan penutupan sementara ruang publik berakses wifi
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa penyiapan ruang isolasi darurat ini sebagai bentuk antisipasi terkait segala kemungkinan perkembangan virus corona di Banyuwangi.
"Kami tidak berharap, tapi untuk antisipasi. Kami berdoa semoga semua persiapan ini sia-sia karena penyebaran COVID-19 tidak semakin meluas dan bisa ditekan," katanya.
Bupati Anas sengaja berinisiatif menjadikan Pendopo Sabha Swagata Blambangan itu, yang merupakan rumah dinasnya sebagai ruang isolasi sebagai bagian dari upaya membangun kesadaran bersama bahwa ODP dan PDP, bahkan pasien positif adalah orang-orang yang perlu dukungan.
"Saudara-saudara kita itu bukanlah orang yang harus dijauhi, tapi justru didukung dan dibantu dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan bagi orang di sekitarnya," ujarnya.
Baca juga: Bupati Banyuwangi cek rumah sakit untuk kesiapan penanganan COVID-19
Oleh karena itu, lanjut dia, ODP yang masih menjalani isolasi mandiri pun akan diberikan dukungan secara bergotong royong.
"Dalam 1-2 hari ke depan, setiap camat bertanggung jawab menggerakkan gotong royong warga berbasis dusun untuk menyuplai kebutuhan pangan bagi ODP yang membutuhkan, termasuk untuk keluarganya. Dukungan ini akan menguatkan moril sekaligus menjaga agar proses isolasi berjalan optimal, karena mereka benar-benar melakukan isolasi tanpa berpikir kebutuhan pangannya," ucapnya.
Azwar Anas menambahkan, selain menyiapkan ruang untuk pasien COVID-19, Pemkab Banyuwangi juga menyediakan ruang khusus bagi tenaga kesehatan, yaitu di Wisma Atlet dan rumah Dinas Kesehatan.
"Ini bentuk perhatian dan dukungan kami kepada tenaga kesehatan sebagai garda terdepan penanganan COVID-19. Biasanya kalau sudah merawat pasien, mereka mau pulang ke tempat tinggalnya agak sedikit susah, menyangkut masalah sterilisasi diri. Jadi biar mereka tenang dan keluarganya juga, kami berikan ruang khusus kepada bapak/ibu tenaga kesehatan," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020