Legislator dari Partai Gerindra membagikan sejumlah alat semprot disinfektan kepada warga di lima kecamatan yang masuk daerah pemilihannya di Kota Surabaya, Jawa Timur, sebagai upaya membantu pemerintah mencegah penyebaran COVID-19.

"Dengan bantuan ini, saya berharap masyarakat dari berbagai elemen bisa bersatu mencegah penyebaran COVID-19," kata Wakil Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD kota Surabaya, Ajeng Wira Wati usai menyerahkan alat penyemprotan disinfektan di Surabaya, Minggu.

Menurut dia, ada delapan alat semprot dan 16 obat disinfektan yang dibagikan kepada masyarakat di daerah pemilihan (Dapil) 1 Surabaya. Pemberian alat penyemprot disinfektan di masing-masing Kecamatan tersebut dibedakan jumlahnya, menyesuaikan kebutuhan. 

Ia merinci pembagian alat semprot disinfektan meliputi kecamatan Gubeng mendapat 3 unit, Kecamatan Simokerto mendapat 2 unit, Kecamatan Krembangan 1 unit, Kecamatan Tegalsari 1 unit dan Kecamatan Bubutan 1 unit.

"Semoga dengan bantuan ini, warga bisa sering membersihkan tempat ibadah, fasilitas umum dan area rumah yang sulit dijangkau oleh penyemprotan Pemkot Surabaya," kata alumni S2 Fisip PSDM Unair Surabaya ini.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Prof dr. Chairul Anwar Nidom memastikan kandungan dalam cairan disinfektan baik yang disemprot maupun yang terdapat dalam bilik sterilisasi di Kota Surabaya aman untuk manusia. 

"Insya Allah aman untuk manusia, intinya aman asal campurannya benar," kata Prof Nidom yang juga Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF).

Menurut dia, benzalkonium chloride yang terkandung dalam disinfektan itu masuk dalam golongan ammonium quartener, dan itu aman untuk manusia karena levelnya tingkat rendah. 

Meski benzalkonium chloride ini juga dimanfaatkan untuk penyemprotan kandang binatang, namun Guru Besar Unair Surabaya ini memastikan, bahwa di dalam aturan umum disinfektan itu tidak ada masalah jika digunakan untuk manusia. 

"Tapi, yang terpenting adalah tujuannya untuk membunuh mikroorganisme. Nah, kebetulan mungkin banyak dipasarkan di wilayah peternakan, tapi itu tidak ada masalah. Insya Allah aman," katanya. (*)

 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020