Direktur Perusahaan Daerah Perkebunan Banongan, Kabupaten Situbondo, Lailul Ilham mengemukakan bahwa sektor pariwisata menjadi penyumbang pendapatan tertinggi dibanding hasil perkebunan.

"Pendapatan Perusda Perkebunan Banongan tertinggi diperoleh dari sektor pariwisata dan pada tahun 2019 kontribusi keuangannya mencapai sekitar Rp150 juta," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Sabtu.

Ia menjelaskan, kontribusi keuangan tersebut bersumber dari penjualan tiket masuk pengunjung wisata.

Oleh karena itu, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan pendapatan dari sektor pawisata, salah satunya dengan menambah sejumlah fasilitas dan sarana-prasarananya.

Katanya, fasilitas wisata terbaru yakni ada kolam renang untuk anak-anak yang terletak tak jauh dari bibir pantai. Dengan disediakan sejumlah sarana prasana wisata ini, Lailul optimistis pengunjung terus meningkat.

"Pada libur tahun baru 2020 saja, hampir sekitar Rp5 juta dan kalau hari Minggu biasanya Rp2 juta. Itu pendapatan sehari,” katanya. 

Terobosan memanfaatkan lahan kurang produktif menjadi tempat wisata itu, katanya, sesuai amanat Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 29 Tahun 2016 tentang Diversifikasi Usaha yang salah satunya di dalam terdapat tentang pariwisata.

Berdasarkan pendapatan dari sektor pariwisata, Lailul optimistis pendapatan asli daerah (PAD) yang disumbangkan akan mengalami peningkatan.

"karena dengan estimasi pemasukan dari sektor pariwisata saat ini, kami menargetkan Rp35 juta per bulan di tahun 2020," ujarnya.

Sedangkan dari sektor perkebunan, lanjut dia, produksi tebu juga sudah mencapai target, hanya saja pada sektor ini terkendala masalah giling tebu di pabrik gula yang kurang lancar.

"Tanaman tebu inikan kerja sama dengan PG Asembagus. Kalau mitra kami tidak giling, otomatis pendapatan terganggu. Ini persoalan juga," katanya.

Lailul menyebutkan, pendapatan Perusda Perkebunan Banongan yang terletak di Kecamatan Asembagus itu, secara keseluruhan tahun ini, diperkirakan akan tembus di angka Rp400 juta.

"Bahkan bisa lebih, oleh karena itulah kami yakin bisa menyumbangkan PAD yang cukup besar," ucapnya.

Jika dibandingkan dengan pendapatan tahun-tahun sebelumnya, katanya, saat ini sudah mengalami peningkatan signifikan, misal pendapatan di tahun 2017 yang disetor tahun 2018 hanya Rp85 juta, kemudian PAD tahun berikutnya Rp126 juta.

"Sedangkan yang akan disetorkan tahun ini diperkiraka bisa mencapai Rp200 juta," ujarnya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020