Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, membantah ada warga di wilayah itu suspect virus corona, sebagaimana kabar yang menyebar di media sosial.
"Itu hoax," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Pamekasan Farid Anwar dalam keterangan persnya yang disampaikan kepada ANTARA di Pamekasan, Kamis.
Farid menjelaskan, sampai saat ini pihaknya belum menerima surat resmi dari Palang Merah Indonesia (PMI) terkait adanya warga Pamekasan yang dinyatakan diduga terinfeksi virus corona tersebut.
Dalam surat yang menggunakan kop surat PMI itu disebutkan, bahwa warga asal Jawa Timur yang suspect virus corona berjumlah sebanyak 65 orang dan satu diantaranya berasal dari Kabupaten Pamekasan.
Farid menjelaskan, sesuai dengan prosedur tetap yang telah ditetapkan pemerintah, prosedur penanganan penyakit dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bukan dari PMI.
Dari pihak Kemenkes selanjutnya disampaikan ke Dinkes Provinsi, lalu ke Dinkes Kabupaten. "Sampai detik ini, kami tidak menerima data dari Dinkes Jatim maupun RS Dr Soetomo Surabaya bahwa ada warga Pamekasan yang suspect virus corona," kata Farid.
Plt Kepala Dinkes Pamekasan ini selanjutnya meminta agar masyarakat tidak mudah percaya pada sumber informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, terutama informasi di media sosial.
"Dan kabar bohong tentang virus corona ini, bukan yang pertama di Pamekasan," kata Farid.
Sebelumnya juga menyebar kabar di media sosial, bahwa ada warga Pamekasan asal Desa Pamoroh, Kecamatan Kadur, yang terinfeksi virus corona.
Di berita bohong dijelaskan, bahwa warga yang menderita virus corona setelah datang dari Taiwan.
"Padahal yang sakit dan dirawat di rumah sakit itu, orang tuanya," kata Farid.
Memang, sambung dia, ada warga Pamoroh yang datang dari Taiwan, akan tetapi hasil pemeriksaaan tim dari Kementerian Kesehatan yang bersangkutan negatif.
"Di media sosial, justru dikabarkan bahwa yang datang dari Taiwan itu yang dirawat di rumah sakit," katanya, menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Itu hoax," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Pamekasan Farid Anwar dalam keterangan persnya yang disampaikan kepada ANTARA di Pamekasan, Kamis.
Farid menjelaskan, sampai saat ini pihaknya belum menerima surat resmi dari Palang Merah Indonesia (PMI) terkait adanya warga Pamekasan yang dinyatakan diduga terinfeksi virus corona tersebut.
Dalam surat yang menggunakan kop surat PMI itu disebutkan, bahwa warga asal Jawa Timur yang suspect virus corona berjumlah sebanyak 65 orang dan satu diantaranya berasal dari Kabupaten Pamekasan.
Farid menjelaskan, sesuai dengan prosedur tetap yang telah ditetapkan pemerintah, prosedur penanganan penyakit dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bukan dari PMI.
Dari pihak Kemenkes selanjutnya disampaikan ke Dinkes Provinsi, lalu ke Dinkes Kabupaten. "Sampai detik ini, kami tidak menerima data dari Dinkes Jatim maupun RS Dr Soetomo Surabaya bahwa ada warga Pamekasan yang suspect virus corona," kata Farid.
Plt Kepala Dinkes Pamekasan ini selanjutnya meminta agar masyarakat tidak mudah percaya pada sumber informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, terutama informasi di media sosial.
"Dan kabar bohong tentang virus corona ini, bukan yang pertama di Pamekasan," kata Farid.
Sebelumnya juga menyebar kabar di media sosial, bahwa ada warga Pamekasan asal Desa Pamoroh, Kecamatan Kadur, yang terinfeksi virus corona.
Di berita bohong dijelaskan, bahwa warga yang menderita virus corona setelah datang dari Taiwan.
"Padahal yang sakit dan dirawat di rumah sakit itu, orang tuanya," kata Farid.
Memang, sambung dia, ada warga Pamoroh yang datang dari Taiwan, akan tetapi hasil pemeriksaaan tim dari Kementerian Kesehatan yang bersangkutan negatif.
"Di media sosial, justru dikabarkan bahwa yang datang dari Taiwan itu yang dirawat di rumah sakit," katanya, menjelaskan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020