PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) membangun pembangkit listrik tenaga bayu (angin) atau PLTB berkapasitas 50 megawatt di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dan akan menjadi pembangkit listrik tenaga angin berskala besar pertama di Pulau Jawa.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Selasa, mengatakan bahwa pengembangan energi baru terbarukan tersebut diharapkan bisa mendorong ekonomi lokal.

Selain memasok listrik untuk masyarakat dan dunia usaha, juga sekaligus bisa menjadi destinasi wisata baru.

"Langkah PLN ini sekaligus bagian langkah menyukseskan program kelistrikan Presiden Jokowi untuk terus meningkatkan pasokan agar ekonomi terus bergeliat," ujar Bupati Anas.

Sementara itu, General Manager PT PLN Distribusi Jawa Timur Bob Saril mengemukakan, PLTB akan dibangun di Kecamatan Wongsorejo dan membentang di Selat Bali yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali.

"Ini akan jadi PLTB pertama dan terbesar di Pulau Jawa. Ditargetkan beroperasi pada 2023. Kami juga telah melakukan studi kelayakan sejak 2019," katanya.

Ia menjelaskan, salah satu alasan dibangunnya PLTB di Banyuwangi, tepatnya di Wongsorejo, karena di lokasi tersebut hembusan anginnya cukup kencang.

Berdasarkan penelitian, di lokasi tersebut terdapat semacam terowongan angin yang kekuatannya bagus sebagai pendorong pembangkit listrik.

"PLTB ini akan memasok listrik untuk Kabupaten Banyuwangi dan Bali. Dengan kapasitas 50 megawatt dan bisa menyuplai listrik untuk 50 ribu pelanggan," paparnya.

Menurut Bob Saril, proses menuju pembangunan dimulai pada bulan Maret mendatang dan proses akan dimulai dengan studi kelayakan kekuatan angin dengan mendirikan tiang pancang.

"Rencananya, bulan Maret kami akan uji kekuatan angin lewat tiang pancang yang akan kami dirikan terlebih dahulu," ucapnya.

Selain membangun PLTB, di area itu juga akan dibangun pusat edukasi energi ramah lingkungan. Di sana ada wisata edukasi tentang gaya hidup energi yang ramah lingkungan bagi wisatawan.

"Pembangunan PLTB ini berangkat dari kesadaran untuk mengoptimalkan energi baru terbarukan ramah lingkungan. Nah, pusat edukasi ini akan hadir untuk mengedukasi masyarakat tentang hal-hal tersebut," tuturnya.

Bob Saril mengakui bahwa ide penambahan fasilitas wisata edukasi ini terinspirasi oleh kebijakan Pemkab Banyuwangi, terkait pendirian bangunan. Misalnya, Bandara Banyuwangi yang didesain unik dan hijau, lalu pabrik kereta PT INKA juga mengadopsi arsitektur lokal dan dilengkapi museum.

"Yang menarik dari kebijakan di Banyuwangi ini adalah bangunan-bangunan baru yang selalu dikaitkan dengan wisata. Termasuk PLTB kami akan menata ada semacam museum, ada gedung, ada maket, film sampai penelitian tentang ecogreen. Bisa juga kami buat instalasi rumah hemat energi yang menginspirasi pengunjung, ini sekaligus mendukung pariwisata Banyuwangi," ujarnya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020