Petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, akan terus memantau perkembangan kesehatan empat mahasiswa asal Situbondo yang kuliah di Provinsi Hubei, China, setelah mereka menjalani observasi di Natuna dan dipulangkan ke daerah asal.

"Pemantauan kami lakukan selama sebulan, terhitung sejak empat mahasiswa tiba di Situbondo 15 Februari 2020. Sebenarnya tidak dipantau pun tidak apa-apa, karena mereka sudah mengantongi surat kesehatan dari Kemenkes RI," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Abu Bakar Abdi di Situbondo, Senin.

Baca juga: Gubernur Khofifah minta masyarakat tak khawatirkan WNI dari Wuhan

Ia menegaskan bahwa keempat mahasiswa tersebut dalam kondisi sehat dan terbebas dari virus corona, karena sebelum dipulangkan ke Situbondo sudah menjalani karantina dan pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sesuai arahan dari Kementerian Kesehatan, katanya, sebagai petugas medis melakukan pemantauan dan jika ada keluhan, mereka diminta langsung menghubungi petugas kesehatan terdekat.

Baca juga: Deretan mitos yang dianggap dapat mencegah virus corona

Menurut Abu Bakar, yang lebih ditakutkan saat ini yakni penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sampai sekarang kasusnya terus meningkat. Penyakit DBD ini juga mematikan jika tidak segera mendapatkan penanganan yang serius.

"DBD ini penyebarannya senyap, tiba-tiba banyak dan ada korban yang meninggal gara-gara virus dari nyamuk itu," ujarnya.

Baca juga: Menkes minta dinkes tetap pantau WNI sepulang dari Natuna

Abu Bakar meminta masyarakat menerima dengan tangan terbuka terhadap empat mahasiswa tersebut, dan jangan sampai timbul stigma untuk menjauhi mereka karena berfikir mereka rentan dengan virus corona.

"Harapan kami, masyarakat punya pemikira dan menjauhi mereka, karena mereka sudah dinyatakan sehat," ucapnya.

Sebanyak empat mahasiswa asal Situbondo yang kuliah di Provinsi Hubei, China itu, tiba di Situbondo pada Sabtu 15 Februari 2020. Sebelumnya empat mahasiswa itu menjalani karantina di Natuna untuk memastikan terbebas dari virus corona.

Keempat mahasiswa tersebut, yakni Hewson Alian Pratama dan Hewson Alian Junior yang merupakan saudara kembar, tinggal di Kecamatan Besuki; Makki Fayyumi warga Desa Pokaan, Kecamatan Kapongan; dan Fajriyatul Ariyanun Chosiah, warga Desa Mlandingan Kulon, Kecamatan Mlandingan.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020