Puluhan peserta tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tidak hadir saat tes Seleksi Kompetensi Dasar  (SKD) di hari pertama berlangsung, sehingga secara otomatis gugur menjadi peserta.

"Empat sesi tidak sampai penuh semua. Jadi, karena tidak hadir dianggap tidak ikut dan tidak mungkin tes susulan," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Kediri Mohamad Solikin di Kediri, Senin.

Ia mengatakan, per sesi ada 280 kursi yang disediakan untuk peserta tes SKD CPNS di Kabupaten Kediri. Kegiatan sesi pertama dimulai pukul 10.00 WIB hingga berlangsung empat sesi.

Untuk sesi pertama, dari peserta per sesi untuk sebanyak 280 ternyata sesi pertama yang ikut tes 257 orang peserta. Untuk sesi dua yang ikut tes adalah 268 peserta, sesi tiga yang ikut tes adalah 260 peserta, dan sesi empat yang ikut tes adalah 262 peserta.

Pelaksanaan tes SKD CPNS di Kabupaten Kediri berlangsung mulai 10 Februari hingga 14 Februari 2020. Total formasi untuk Kabupaten Kediri adalah 690 orang, yang terdiri atas posisi guru 430, posisi tenaga kesehatan 158, tenaga teknis 102, sehingga totalnya 690.

Solikin menyebut, jumlah calon peserta yang mengisi formulir sebelumnya adalah 9.444 orang, lalu yang mengirimkan formulir adalah 9.065. Dari jumlah tersebut, yang memenuhi syarat adalah 6.676 orang. Mereka akan ikut tes SKD CPNS yang dibagi sesuai dengan jadwal jam ujian masing-masing.

Ia juga menambahkan, selama tes pertama ini relatif lancar. Pemkab juga sudah melakukan uji coba sehari sebelum pelaksaana tes, dan semua relatif juga lancar, sehingga saat tes berlangsung dengan tertib.

"Pelaksanaan ujian relatif lancar. Kemarin uji coba lancar. Tadi ada pergantian genset, tidak masalah," kata dia.

Sementara itu, lokasi tes digelar di area Convention Hall Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri.

Sebelum tes dimulai, peserta harus melakukan registrasi di meja yang telah disediakan. Mereka lalu harus melewati jalur khusus. Seluruh barang bawaan yang tidak terkait dengan ujian diletakkan di rak khusus. Demi mencegah tertukar, setiap tas dan barang bawaan lainnya diberi nomor.

Peserta lalu masuk di ruangan khusus untuk ujian. Untuk peserta disabilitas maupun peserta lain yang membutuhkan, panitia juga sudah menyediakan kursi roda ditempatkan di area ruang tunggu.

Proses ujian berlangsung dengan daring. Peserta mengenakan baju bawahan hitam dan atasan putih. Selain yang tidak berkepentingan tidak diizinkan masuk. Bahkan, petugas sampai membawa alat pendeteksi logam, demi mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020