Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Ir Wahid Wahyudi mengungkapkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di provinsi itu adalah yang terendah jika dibanding provinsi lainnya di Pulau Jawa.

"Masalah utama di Jatim adalah IPM. Di dalam pembangunan ekonomi Jatim selalu di atas nasional, tapi di IPM kita terendah di antara provinsi lain di Pulau Jawa," katanya usai acara pisah sambut Kepala Dinas Pendidikan Jatim di Surabaya, Kamis.

Mantan Kepala Dinas Perhubungan itu menjelaskan, IPM di samping parameter kesehatan, juga meliputi parameter pendidikan dan Jatim di Pulau Jawa paling rendah. 

"Saya ditugasi Gubernur Jawa Timur (Kofifah Indar Parawansa) dengan jargon 'Jatim cerdas dan sehat'. Cerdas itu bagian tugas saya sebagai Kepala Dinas Pendidikan," ujarnya.

Lebih lanjut tugasnya sebagai kepala dinas juga agar pendidikan bisa dinikmati semua penduduk Jatim yang berada di usia sekolah menengah. Pasalnya, berbagai subsidi dan bantuan telah diprogramkan di APBD Jatim.

"Nomor dua yang harus dibenahi adalah kualitas pendidikan antardaerah. Ketimpangan kualitas pendidikan antardaerah di Jatim tinggi. Ini adalah PR kami," kata dia.

Meski begitu, Wahid mengungkapkan yang paling penting harus dibenahi adalah pendidikan SMK dan SMA Double Track. Selama ini, kat dia, yang diajarkan di sekolah tidak semua match dengan dunia usaha. Sehingga perkembangan tahun ke tahun banyak lulusan yang jadi pengangguran karena kompetensinya tidak sesuai dengan kebutuhan industri.

Untuk itu pihaknya akan membangun kompetensi SMK dan SMA Double Track. Misalnya di daerah Lamongan yakni di daerah nelayan, perlu dibangun SMK Maritim. 

"Di sana ada galangan kapal yang cukup besar, jadi perlu pendidikan khusus. Selain itu di Tuban akan dibangun kilang minyak yang cukup besar, di mana akan menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Kami akan koordinasi dengan pengelola kilang minyak terkait kebutuhan apa yang dibutuhkan," tuturnya.

 

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020