Sebanyak 30 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) program kemiskinan di Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, berikrar menyatakan graduasi mandiri dengan keluar dari zona kemiskinan.

"Ini kabar yang cukup baik akhir tahun 2019," kata Novita Hardini Mochamad, Bunda PAUD Kabupaten Trenggalek yang menyaksikan langsung deklarasi graduasi mandiri tersebut dalam peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial dan Hari Ibu yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial P3A Trenggalek di Balai Desa Dongko, Senin.

Novita menjelaskan, 30 KPM Program Keluarga Harapan (PKH) dinyatakan lulus dari zona kemiskinan karena dinilai telah mandiri secara ekonomi serta tidak lagi memenuhi syarat kondisional sebagai KPM.

"Semoga di awal tahun 2020, kesejahteraan masyarakat dan perekonomiannya lebih meningkat sehingga kemiskinannya dapat ditekan lebih baik lagi," ujarnya.

Ditambahkan, beberapa warga di Dongko telah menyatakan diri untuk melepas status miskin dari dulunya sebagai penerima manfaat PKH.

Artinya, mereka saat ini lebih berdaya. "Memang harus ada kemauan dari pribadi masing-masing untuk bisa keluar dari belenggu kemiskinan, utamanya peran perempuan/ibu untuk ikut membantu mengangkat perekonomian keluarga," katanya.

Novita mengingatkan bahwa seorang ibu harus tangguh, cerdas dan tanggap untuk membentuk generasi yang berkualitas, baik dalam membesarkan anak, mengurus bapak dan keluarganya.

"Saya lihat partikel-partikel dalam rumah tangga ini bila dijaga kualitasnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga dan tentunya akan berdampak pada lingkungannya," katanya.

Senada dengan Bunda PAUD, Kepala Dinas Sosial P3A Kabupaten Trenggalek Ratna Sulistyowati juga menyebut bahwa harus ada kemauan dari masyarakat untuk mau keluar dari belenggu kemiskinan, sebab warga yang bersangkutanlah yang bisa mengubahnya.

"Untuk Kecamatan Dongko saat ini ada 30 penerima manfaat yang mendeklarasikan diri keluar dari status miskin, sedangkan total keseluruhan di Trenggalek ada sekitar 440 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang sudah mendeklarasikan diri," kata Ratna.

"Tentunya kita tidak berpuas diri dan terus berupaya memotivasi mereka supaya mereka bisa mandiri, sehingga dapat bergantian dengan masyarakat lain yang munkin berhak untuk menerima manfaat ini," ujarnya.

Ditambahkan, pada 2020 ini targetnya 1 persen dari para penerima manfaat harus sudah tergraduasi mandiri.

Jumlah sasaran kita saat ini ada 34 ribu keluarga, kalau 1 persen paling tidak diargetkan ada 3.000 penerima manfaat bisa tergraduasi mandiri, tandas wanita yang juga berprofesi sebagai dokter ini.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019