Salah seorang bakal calon Wali Kota Surabaya Haryanto menyebut semakin banyaknya nama tokoh yang maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) setempat maka semakin menarik.
"Semakin banyak pilihan juga semakin bagus bagi masyarakat. Kami akan saling mendukung dan berkompetisi secara sehat," ujarnya ditemui di sela menghadiri kegiatan olah raga dan permainan tradisional di Lapangan KONI Jatim di Surabaya, Minggu.
Sampai saat ini memang banyak nama yang muncul sebagai bakal pengganti Tri Rismaharini, antara lain Ery Cahyadi, Machfud Arifin, Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), Vincensius Awey, Dwi Astutik, Lia istifhama, Ali Azhara, Sutjipto Joe Angga, Djadi Galajapo, Usman Hakim, M Sholeh, Samuel dan beberapa lagi lainnya.
Menurut Cak Har, sapaan akrabnya, jika bakal calon yang maju di Pilkada Surabaya 2020 minim maka dinilainya kurang bagus.
Nama ketua DPC Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Surabaya itu juga disebut-sebut maju pada Pilkada Surabaya yang digelar 23 September tahun depan, bahkan ia sudah mendaftar ke beberapa partai politik.
Dari empat partai politik yang membuka pendaftaran terbuka, dia mengaku telah mendaftar ke Partai NasDem, PSI, dan Partai Gerindra, kecuali PDI Perjuangan.
"Dengan partai lain komunikasinya intensif meski belum membuka pendaftaran. Salah satunya PAN yang sampai sekarang terus menjaga komunikasi," ucapnya.
Pengacara senior tersebut optimistis bisa mendapatkan rekomendasi dari sejumlah partai tersebut sebagai calon wali kota, bukan sebagai calon wakil wali kota.
Bahkan, di akhir Desember ini Cak Har akan melakukan survei internal untuk mengukur hasil dan sebagai indikator dukungan dari publik di Kota Pahlawan.
Disinggung tentang programnya ke depan, Cak Har mengaku telah memiliki sejumlah program unggulan, antara lain menjadikan kampung produktif bernilai ekonomi melalui "Satu Kampung Satu Produk".
Setiap kampung, kata dia, telah memiliki potensi tersendiri, termasuk produk-produk unggulan yang memunculkan produk bernilai ekonomi.
"Satu kampung satu produk ini memang salah satu cita-cita besar saya. Ini untuk mengangkat berbagai produk lokal olahan kampung menjadi komoditas jual," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Semakin banyak pilihan juga semakin bagus bagi masyarakat. Kami akan saling mendukung dan berkompetisi secara sehat," ujarnya ditemui di sela menghadiri kegiatan olah raga dan permainan tradisional di Lapangan KONI Jatim di Surabaya, Minggu.
Sampai saat ini memang banyak nama yang muncul sebagai bakal pengganti Tri Rismaharini, antara lain Ery Cahyadi, Machfud Arifin, Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), Vincensius Awey, Dwi Astutik, Lia istifhama, Ali Azhara, Sutjipto Joe Angga, Djadi Galajapo, Usman Hakim, M Sholeh, Samuel dan beberapa lagi lainnya.
Menurut Cak Har, sapaan akrabnya, jika bakal calon yang maju di Pilkada Surabaya 2020 minim maka dinilainya kurang bagus.
Nama ketua DPC Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Surabaya itu juga disebut-sebut maju pada Pilkada Surabaya yang digelar 23 September tahun depan, bahkan ia sudah mendaftar ke beberapa partai politik.
Dari empat partai politik yang membuka pendaftaran terbuka, dia mengaku telah mendaftar ke Partai NasDem, PSI, dan Partai Gerindra, kecuali PDI Perjuangan.
"Dengan partai lain komunikasinya intensif meski belum membuka pendaftaran. Salah satunya PAN yang sampai sekarang terus menjaga komunikasi," ucapnya.
Pengacara senior tersebut optimistis bisa mendapatkan rekomendasi dari sejumlah partai tersebut sebagai calon wali kota, bukan sebagai calon wakil wali kota.
Bahkan, di akhir Desember ini Cak Har akan melakukan survei internal untuk mengukur hasil dan sebagai indikator dukungan dari publik di Kota Pahlawan.
Disinggung tentang programnya ke depan, Cak Har mengaku telah memiliki sejumlah program unggulan, antara lain menjadikan kampung produktif bernilai ekonomi melalui "Satu Kampung Satu Produk".
Setiap kampung, kata dia, telah memiliki potensi tersendiri, termasuk produk-produk unggulan yang memunculkan produk bernilai ekonomi.
"Satu kampung satu produk ini memang salah satu cita-cita besar saya. Ini untuk mengangkat berbagai produk lokal olahan kampung menjadi komoditas jual," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019