Perkebunan kopi Malangsari, Banyuwangi, Jawa Timur, selama ini dikenal sebagai salah satu penghasil kopi terbaik nusantara yang diminati pasar Italia dan kini tengah dikembangkan menjadi sebuah wisata edukasi kopi.
Di perkebunan kopi di Desa Kalibaru Kulon, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, ini wisatawan bisa melihat langsung kebun kopi, proses pengolahan kopi dari hulu ke hilir dan hingga mencecap cita rasa kopi "lanang" robusta.
"Bersama PT Perkebunan Nusantara XII, kami serius mengembangkan destinasi berbasis kopi ini. Kami menyebutnya destinasi kreatif. Karena di hamparan kebun kopi ini pengunjung bisa menyaksikan bagaimana proses pembibitan kopi yang unggul hingga memroses biji kopi menjadi bubuk kopi premium," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat.
Tidak hanya sekadar menghasilkan produk mentah, lanjutnya, tetapi juga mampu melakukan hilirisasi yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi.
Anas mengatakan, pemkab akan terus berupaya mendorong pengembangan wisata di Banyuwangi, salah satunya berkolaborasi dengan BUMN menciptakan destinasi kreatif dengan mengoptimalkan aset yang ada.
"Ketertarikannya mengembangkan wisata kreatif berbasis agro ini, karena kebun Malangsari salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia. Kopi produksi Malangsari memang sangat diminati pasar Italia," ujarnya.
Di Italia, katanya, ada distributor besar yang hanya mau menerima kopi Banyuwangi dan 80 persen kopinya kiriman dari Malangsari Banyuwangi.
"Atas dasar itu, kami bersama PTPN XII berniat memaksimalkan potensinya dengan menjadikan kebun ini sebagai destinasi kreatif. Ini akan memberikan manfaat yang lebih banyak, tidak hanya bagi BUMN tapi juga bagi masyarakat," tuturnya.
Pemkab Banyuwangi telah menggelar berbagai pelatihan proses pengolahan kopi berkolaborasi dengan berbagai institusi, termasuk dengan BPPT.
BPPT menurunkan ahlinya untuk membantu sejumlah SMK jurusan agro kopi mengembangkan usaha kopi, dan sejumlah bank-bank nasional juga menggelar pelatihan kopi dan pengolahan coklat untuk anak muda yang tertarik mengembangkan bisnis kopi.
"Kami akan menggelar festival kopi robusta tahun depan. Sudah kami masukkan agenda Banyuwangi Festival 2020, dan kami serius mengembangkan hilirisasi kopi di Banyuwangi," ucap Anas.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XII M Cholidi mengatakan bahwa pihaknya akan terus bersinergi dengan Pemkab Banyuwangi mengembangkan destinasi agrotourism edukatif, mulai dari pendirian pabrik coklat di kebun kakao Kendeng Lembu Glenmore, wisata agro industri pabrik gula dan kini wisata kreatif kopi robusta di Kebun Malangsari.
"Di tempat ini, akan didesain wisata edukatif yang kreatif. Kami rancang menjadi tempat belajar bersama, petani-petani kopi lain juga bisa belajar di sini bagaimana menghasilkan kopi yang berkualitas tinggi," ujarnya.
Kebun Malangsari memproduksi kopi yang premium, karena secara topografi sangat pas untuk pengembangan kopi robusta. Selain itu, bibit kopi yang ditanam di Malangsari serta proses tanam dan petik kopi di sini diperhatikan dengan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Di perkebunan kopi di Desa Kalibaru Kulon, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, ini wisatawan bisa melihat langsung kebun kopi, proses pengolahan kopi dari hulu ke hilir dan hingga mencecap cita rasa kopi "lanang" robusta.
"Bersama PT Perkebunan Nusantara XII, kami serius mengembangkan destinasi berbasis kopi ini. Kami menyebutnya destinasi kreatif. Karena di hamparan kebun kopi ini pengunjung bisa menyaksikan bagaimana proses pembibitan kopi yang unggul hingga memroses biji kopi menjadi bubuk kopi premium," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat.
Tidak hanya sekadar menghasilkan produk mentah, lanjutnya, tetapi juga mampu melakukan hilirisasi yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi.
Anas mengatakan, pemkab akan terus berupaya mendorong pengembangan wisata di Banyuwangi, salah satunya berkolaborasi dengan BUMN menciptakan destinasi kreatif dengan mengoptimalkan aset yang ada.
"Ketertarikannya mengembangkan wisata kreatif berbasis agro ini, karena kebun Malangsari salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia. Kopi produksi Malangsari memang sangat diminati pasar Italia," ujarnya.
Di Italia, katanya, ada distributor besar yang hanya mau menerima kopi Banyuwangi dan 80 persen kopinya kiriman dari Malangsari Banyuwangi.
"Atas dasar itu, kami bersama PTPN XII berniat memaksimalkan potensinya dengan menjadikan kebun ini sebagai destinasi kreatif. Ini akan memberikan manfaat yang lebih banyak, tidak hanya bagi BUMN tapi juga bagi masyarakat," tuturnya.
Pemkab Banyuwangi telah menggelar berbagai pelatihan proses pengolahan kopi berkolaborasi dengan berbagai institusi, termasuk dengan BPPT.
BPPT menurunkan ahlinya untuk membantu sejumlah SMK jurusan agro kopi mengembangkan usaha kopi, dan sejumlah bank-bank nasional juga menggelar pelatihan kopi dan pengolahan coklat untuk anak muda yang tertarik mengembangkan bisnis kopi.
"Kami akan menggelar festival kopi robusta tahun depan. Sudah kami masukkan agenda Banyuwangi Festival 2020, dan kami serius mengembangkan hilirisasi kopi di Banyuwangi," ucap Anas.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara XII M Cholidi mengatakan bahwa pihaknya akan terus bersinergi dengan Pemkab Banyuwangi mengembangkan destinasi agrotourism edukatif, mulai dari pendirian pabrik coklat di kebun kakao Kendeng Lembu Glenmore, wisata agro industri pabrik gula dan kini wisata kreatif kopi robusta di Kebun Malangsari.
"Di tempat ini, akan didesain wisata edukatif yang kreatif. Kami rancang menjadi tempat belajar bersama, petani-petani kopi lain juga bisa belajar di sini bagaimana menghasilkan kopi yang berkualitas tinggi," ujarnya.
Kebun Malangsari memproduksi kopi yang premium, karena secara topografi sangat pas untuk pengembangan kopi robusta. Selain itu, bibit kopi yang ditanam di Malangsari serta proses tanam dan petik kopi di sini diperhatikan dengan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019