Sejumlah pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Surabaya melakukan audiensi dengan Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono di ruangnya, Senin, guna menjalin dan mempererat silaturahmi antarlembaga.

Ketua DMI Surabaya Arif Afandi mengatakan bahwa audiensi kali ini adalah untuk memperkenalkan sejumlah pengurus DMI Surabaya pasca-Musyawarah Daerah (Musda) DMI Surabaya pada tanggal 20 Oktober 2019.

"Pengurus DMI ini banyak diisi orang yang masih muda-muda. Ini untuk regenerasi," katanya.

Ia menjelaskan bahwa pengurus DMI juga diisi oleh campuran dari beberapa organisasi keagamaan, yakni dari Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, LDII, Al Irsyad dan masih banyak organisasi lain.

Arif Afandi menerangkan bahwa DMI bukan organisasi keagamaan yang mengurusi tentang akidah atau tata cara beribadah. Sebaliknya, DMI adalah organisasi atau lembaga yang ingin memakmurkan masjid bersama-sama.

"Oleh karena itu, kami merangkul semua pihak untuk bersama-sama membangun (memakmurkan) masjid," katanya.

Pada pertemuan itu, Arif Afandi yang merupakan mantan Wakil Wali Kota Surabaya ini memberikan penjelasan kepengurusan DMI Surabaya belum dilantik. Rencananya pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua DMI Jusuf Kalla yang juga mantan Wakil Presiden RI pada bulan Februari 2020.

Menjelang pelantikan tersebut, DMI Surabaya bakal menggelar kegiatan donor darah memecahkan rekor MURI berbasis masjid. Donor darah tersebut digelar di 33 masjid se-Surabaya dengan peserta 3.300 orang.

Sementara itu, dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 1 jam itu, Adi Sutarwijono menyambut baik kedatangan pengurus DMI Surabaya.

"DPRD Kota Surabaya ini adalah rumah bersama. Siapa pun boleh datang ke sini," katanya.

Adi Sutarwijono atau akrab disapa Awi ini menyatakan siap mendukung program kerja yang bertujuan memakmurkan masjid.

Ia juga berharap keberadaan DMI mampu untuk meredam, termasuk ikut menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul di tengah masyarakat.

"Keberadaan DMI harus bisa membuat Surabaya menjadi lebih aman dalam membangun kerukunan umat beragama," katanya.

Meski begitu, dia menegaskan bahwa Surabaya adalah kota yang damai. Walaupun penduduknya plural, tidak ada konflik sosial yang berbasis keagamaan yang timbul di Kota Pahlawan ini.

"Dengan pengurus DMI yang baru ini saya makin berharap bisa mengukuhkan Surabaya sebagai kota yang aman dari konflik sosial," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019