Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, melatih puluhan petani setempat membuat pupuk dan pestisida organik secara mandiri, memanfaatkan bahan alami yang ada di sekitarnya.

Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Trenggalek Agung Sujatmiko, Minggu, mengatakan, pelatihan pembuatan pupuk organik dilakukan untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk bersubsidi dengan kemandirian pupuk oleh petani.

"Terjadi kelangkaan pupuk menyebabkan petani kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi saat musim tanam," kata Agung.

Hal inilah yang kemudian menjadi alasan kenapa Dinas Pertanian Kabupaten Trenggalek dan Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin terjun langsung melatih petani untuk membuat pupuk sendiri di berbagai pelosok daerah setempat.

Harapannya, kata dia, dengan bisa membuat pupuk dan pestisida sendiri. Para petani bisa mandiri pupuk, sehingga biaya produksi pertanian dapat ditekan dan masyarakat petani bisa lebih sejahtera.

"Kelangkaan pupuk ini tidak hanya terjadi di Trenggalek melainkan juga di alami petani di seluruh wilayah di Tanah Air.

Kemampuan pemerintah untuk menyediakan pupuk bersubsidi cukup terbatas," kata Agung Sudjatmiko.

Lanjut dia, pemang ada pupuk nonsubsidi di pasaran namun harganya cukup mahal dan kurang terjangkau oleh masyarakat. "Maka untuk mengatasi hal ini kita mencoba untuk melatih petani untuk membuat pupuk sendiri," kata Agung.

Menurut Agung, penggunaan pupuk organik juga bertujuan memperbaiki unsur hara tanah, karena pemakaian pupuk kimia secara terus menerus membuat keasaman tanah semakin tinggi dan tanah semakin mengeras dan sulit diolah.

Agung tidak menampik ketergantungan petani saat ini terhadap pupuk kimia, namun dirinya berharap meskipun petani tidak bisa meninggalkan pupuk ini secara bertahap petani mulai menggunakan pupuk organik sebagai penambah, sambil pelan-pelan beralih ke pupuk organik.

Ditakutkannya, bila petani terus-menerus menggunakan pupuk kimia lahan pertanian semakin rusak dan mengeras ke depannya.

Apalagi pupuk organik yang dibuat secara mandiri ini cukup murah dan menggunakan limbah yang banyak di sekitarmya.
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019