Badan Pusat Statistik (BPS) Jember mencatat tren tingkat hunian kamar hotel setara bintang di Kabupaten Jember, Jawa Timur pada Oktober 2019 mengalami peningkatan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

"Sejak Januari hingga September 2019 tercatat tingkat penghunian kamar hotel per bulannya dibawah 60 persen, sedangkan pada Oktober 2019 sebesar 60,02 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jember Arif Joko Sutejo di Jember, Senin.

Menurutnya tingkat hunian hotel berbintang di Jember pada bulan Oktober 2019 mencapai 60,02 persen atau dengan kata lain dari tiap 100 kamar yang disediakan seluruh hotel berbintang di Jember, setiap malamnya sebanyak 60 sampai 61 kamar diantaranya telah terjual.

"Tingkat hunian kamar di Jember pada bulan Oktober 2019 mengalami kenaikan sebesar 11,49 poin dibandingkan bulan Agustus dan tingkat hunian kamar mengalami fluktuasi tiap bulannya, dimana tingkat hunian kamar hotel terendah terjadi pada bulan Mei 2019 dan tingkat hunian kamar tertinggi terjadi pada bulan Oktober," tuturnya.

Dibandingkan dengan kondisi tahun 2018, lanjut dia, tingkat hunian hotel pada bulan yang sama pada tahun 2019 cenderung mengalami penurunan, kecuali di bulan Maret dan Juni terjadi peningkatan yakni masing-masing sebesar 0,09 poin dan 12,38 poin.

"Tingkat hunian kamar hotel berbintang di Jember pada bulan Oktober berada di atas Jawa Timur dan Indonesia, dengan masing-masing sebesar 59,93 persen dan 56,77 persen," katanya.

Ia mengatakan fluktuasi tingkat hunian kamar hotel dari bulan Januari-Oktober 2019 cenderung memiliki pola yang hampir sama dengan Jawa Timur maupun Indonesia.

Sedangkan rata-rata lama menginap tamu (RLMT) hotel berbintang Jember pada bulan Oktober mencapai 1,40 hari dan relatif terjadi peningkatan dibandingkan bulan Agustus, sehingga pada umumnya tamu menginap di hotel berbintang di Jember berkisar antara satu sampai dua hari. RLMT tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 1,63 hari.

"Pada periode yang sama, rata-rata lama menginap tamu pada Oktober 2019 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2018, sehingga secara umum tingkat RLMT per bulan tahun 2019 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018 yang tercatat sebesar 1.77 persen," ujarnya.

Arif menjelaskan RLMT hotel berbintang di Jember relatif lebih rendah dibanding RLMT Jawa Timur maupun Indonesia dan pada bulan Oktober RLMT Jember sebesar 1,40 hari, sedangkan RLMT Jawa Timur mencapai 1,60 hari.

Sementara pada komposisi tamu pengunjung hotel berbintang di Jember terdiri dari 98,13 persen tamu domestik dan 1,87 persen tamu mancanegara, sehingga persentase tamu asing tertinggi terjadi pada bulan Juli mencapai 3,52 persen.

Sementara Ketua Persatuan Hotel Republik Indonesia (PHRI) Jember Teguh Suprayitno mengatakan berbagai cara dapat dilakukan untuk mendongkrak tingkat hunian hotel dan lamanya menginap, namun harus didukung oleh semua pihak dengan memperbanyak even atau kegiatan di Jember.

"Berdasarkan catatan kami, ada tiga kegiatan besar di Jember yang dapat meningkatkan hunian kamar hotel di Jember yakni Jember Fashion Carnaval (JFC), Festival Egrang, dan Festival Pegon yang digelar tujuh hari setelah Lebaran," katanya. (*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019