Ratusan warga dari berbagai komunitas dan organisasi di Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (30/11) sore, menggelar aksi damai turun ke jalan dalam rangka memperingati Hari HIV/AIDS se-Dunia, sebagai langkah menekan dan menurunkan jumlah penderita AIDS di Situbondo.

Koordinator aksi damai memperingati Hari HIV/AIDS Nasrullah mengatakan bahwa Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Merangkul Rakyat Kecil (LPM Merak) Situbondo selama ini gencar menyerukan tentang HIV/AIDS, dengan maksud memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa ODHA (orang dengan HIV/AIDS) tidak serta-merta menularkan virus HIV.

"Pemikiran negatif masyarakat terhadap HIV/AIDS masih sangat kuat, sehingga mereka menjauhi ODHA. Inilah yang menjadi fokus kami bagaimana ODHA diterima di tengah masyarakat," katanya.

Ia mengemukakan, kegiatan aksi damai kampanye HIV/AIDS direncanakan menjadi agenda tahunan, yang harapannya bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa penyakit AIDS tidak mengerikan dan tidak mudah menular.

"Frasa kampanye HIV/AIDS kali ini, yaitu 'Dekati Orangnya, Jauhi Penyakitnya'. Harapannya masyarakat bisa menerima ODHA seperti yang lainnya," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Situbondo Yoyok Yoyok Mulyadi mengatakan bahwa aksi damai Hari HIV/AIDS se-Dunia ini melibatkan 43 komunitas untuk menyampaikan pesan moral kepada masyarakat di Situbondo dan warga luar daerah yang melintas di jalur pantura.

"Sejak 2010 hingga 2019 di Situbondo tercatat ada 1.167 kasus HIV/AIDS. Pada 2018 jumlah warga yang terinfeksi HIV/AIDS sangat tinggi, yakni sebanyak 244 kasus," ujar Pembina LPM Merak Situbondo itu.

Menurut ia, pada 2019 jumlah kasus HIV/AIDS bisa ditekan karena pelayanan bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sudah bisa dilakukan di enam puskesmas, yang sebelumnya hanya bisa dilayani di rumah sakit milik pemerintah daerah.

"Situbondo merupakan daerah lintasan yang hampir semua orang yang melintas di jalur pantura. Secara kultur masyarakat kita agamis, tapi yang namanya lintasan inilah yang dikhawatirkan bisa memperbanyak angka ODHA," katanya.

Dalam pantauan, ratusan warga dari 43 komunitas dan organisasi disebar di sembilan titik. Mereka menyebar pamvlet yang isinya mengenai mencegah penularan virus HIV hingga cara pengobatan bagi ODHA, dan juga membagikan pita merah, pin dan stiker kepada pengendara.

Tak hanya itu, lima ODHA juga melakukan testimoni dalam kegiatan ini, salah satunya Siti Jariyah, warga Banyuwangi yang terinfeksi virus HIV sejak 20 tahun lalu, dan hingga sekarang masih dalam kondisi sehat dan terus mengonsumsi obat khusus (ARV).

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019