Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Ita Yuliati Irawan membantah telah memulangkan salah satu atlet senam artistik Shalfa Avrila Siani dengan alasan sudah tidak perawan.
Ita mengungkapkan dipulangkannya atlet senam Shalfa Avrila Siani dari Pelatnas tidak ada kaitannya dengan masalah keperawanan, tetapi disebabkan karena prestasinya yang tidak memenuhi standar.
“Kami pada saat memasukkan nama atlet dan long list ada empat atlet putri artistik yang di-SK kan, yaitu Rifda, Amalia, Titalia, Tasya, Mutia. Namun pada saat kejuaraan dunia di Doha, Tasya mengalami cedera sehingga digantikan dengan Shalfa,” kata Ita dalam konferensi pers di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat.
Baca juga: Anaknya gagal ikut SEA Games, orang tua atlet senam Kediri ungkapkan kekecewaan
Berdasarkan penilaian hasil kejurnas pun, performa atlet senam Shalfa Avrila Siani mengalami penurunan yang signifikan. Dengan demikian, Shalfa terpaksa digantikan oleh atlet putri lainnya, Yogi Novia Ramadhani.
“Pada saat menjelang entry by name, kami melakukan kejurnas. Dari hasil itu terlihat bahwa prestasi Shalfa menurun drastis ke ranking 37, sementara Yogi di ranking tiga. Jadi, kami dari PB melihat bahwa potensi Yogi untuk dimasukkan ke tim SEA Games lebih memungkinkan,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Kemenpora: Pemulangan atlet senam bukan karena keperawanan, tapi indisipliner
Ita juga menuturkan bahwa tak ada peraturan di Pelatnas yang mengharuskan tes keperawanan untuk atlet senam. Informasi yang bersifat privasi itu juga menurutnya tidak ada kaitannya dengan persyaratan mengikuti SEA Games 2019. Pencoretan Shalfa Avrila Siani murni karena prestasinya yang menurun drastis.
Lebih lanjut, Ita enggan menanggapi pemberitaan soal keperawanan Shalfa Avrila Siani yang kini sudah beredar luas di media. Hal itu dilakukan untuk mencegah kegaduhan yang lebih besar lagi.
"Untuk isu yang beredar, mohon maaf kami tidak bisa menanggapinya saat ini. Kami tidak tahu apakah tes (keperawanan) itu dilakukan atau tidak. Kami memilih atlet berdasarkan prestasi dengan mengganti nama Shalfa menjadi Yogi," ujarnya.
Baca juga: Soal pemulangan atlet senam Shalfa Avrila, KONI Kediri pertemukan dengan Gubernur Khofifah
Meski begitu, Persani akan segera melakukan koordinasi dan investigasi dengan tim pelatih yang menangani kontingen cabang olahraga gymnastic di Jawa Timur terkait pemberitaan yang telah beredar.
Shalfa Avrila Siani gagal mengikuti ajang SEA Games 2019 di Filipina setelah dipulangkan paksa oleh tim pelatih dengan alasan yang menurut pihak keluarga tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Ayu Kurniawati, ibu kandung Shalfa, mengaku sangat kecewa atas apa yang menimpa anaknya itu dan menyebut tim pelatih tidak memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu dengan hanya memberikan informasi kepada keluarga agar anaknya dibawa pulang.
"Ya kaget. Tidak nyangka dibuat sama pelatihnya, terus dilempar begitu saja. Tidak ada surat tidak pemberitahuan. Langsung disuruh ambil saja," kata Ayu kepada wartawan di Kediri.
Ayu mengungkapkan, di antara alasan pelatih memulangkan atletnya itu adalah Shalfa sering keluar malam dan sudah tidak perawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Ita mengungkapkan dipulangkannya atlet senam Shalfa Avrila Siani dari Pelatnas tidak ada kaitannya dengan masalah keperawanan, tetapi disebabkan karena prestasinya yang tidak memenuhi standar.
“Kami pada saat memasukkan nama atlet dan long list ada empat atlet putri artistik yang di-SK kan, yaitu Rifda, Amalia, Titalia, Tasya, Mutia. Namun pada saat kejuaraan dunia di Doha, Tasya mengalami cedera sehingga digantikan dengan Shalfa,” kata Ita dalam konferensi pers di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat.
Baca juga: Anaknya gagal ikut SEA Games, orang tua atlet senam Kediri ungkapkan kekecewaan
Berdasarkan penilaian hasil kejurnas pun, performa atlet senam Shalfa Avrila Siani mengalami penurunan yang signifikan. Dengan demikian, Shalfa terpaksa digantikan oleh atlet putri lainnya, Yogi Novia Ramadhani.
“Pada saat menjelang entry by name, kami melakukan kejurnas. Dari hasil itu terlihat bahwa prestasi Shalfa menurun drastis ke ranking 37, sementara Yogi di ranking tiga. Jadi, kami dari PB melihat bahwa potensi Yogi untuk dimasukkan ke tim SEA Games lebih memungkinkan,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Kemenpora: Pemulangan atlet senam bukan karena keperawanan, tapi indisipliner
Ita juga menuturkan bahwa tak ada peraturan di Pelatnas yang mengharuskan tes keperawanan untuk atlet senam. Informasi yang bersifat privasi itu juga menurutnya tidak ada kaitannya dengan persyaratan mengikuti SEA Games 2019. Pencoretan Shalfa Avrila Siani murni karena prestasinya yang menurun drastis.
Lebih lanjut, Ita enggan menanggapi pemberitaan soal keperawanan Shalfa Avrila Siani yang kini sudah beredar luas di media. Hal itu dilakukan untuk mencegah kegaduhan yang lebih besar lagi.
"Untuk isu yang beredar, mohon maaf kami tidak bisa menanggapinya saat ini. Kami tidak tahu apakah tes (keperawanan) itu dilakukan atau tidak. Kami memilih atlet berdasarkan prestasi dengan mengganti nama Shalfa menjadi Yogi," ujarnya.
Baca juga: Soal pemulangan atlet senam Shalfa Avrila, KONI Kediri pertemukan dengan Gubernur Khofifah
Meski begitu, Persani akan segera melakukan koordinasi dan investigasi dengan tim pelatih yang menangani kontingen cabang olahraga gymnastic di Jawa Timur terkait pemberitaan yang telah beredar.
Shalfa Avrila Siani gagal mengikuti ajang SEA Games 2019 di Filipina setelah dipulangkan paksa oleh tim pelatih dengan alasan yang menurut pihak keluarga tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Ayu Kurniawati, ibu kandung Shalfa, mengaku sangat kecewa atas apa yang menimpa anaknya itu dan menyebut tim pelatih tidak memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu dengan hanya memberikan informasi kepada keluarga agar anaknya dibawa pulang.
"Ya kaget. Tidak nyangka dibuat sama pelatihnya, terus dilempar begitu saja. Tidak ada surat tidak pemberitahuan. Langsung disuruh ambil saja," kata Ayu kepada wartawan di Kediri.
Ayu mengungkapkan, di antara alasan pelatih memulangkan atletnya itu adalah Shalfa sering keluar malam dan sudah tidak perawan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019