Warga Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, pemilik industri tahu mendeklarasikan diri dengan tidak lagi menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar produksi tahu mereka demi menciptakan lingkungan yang bersih dari polusi.

Deklarasi itu dibacakan langsung oleh warga di hadapan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah dan juga Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Sidoarjo, Selasa.
 
Video Oleh Indra Setiawan

"Kami industri kecil menengah (IKM) tahu Desa Tropodo, Krian, menyatakan dan berjanji tidak akan menggunakan bahan bakar sampah plastik dalam proses pembuatan tahu," kata perwakilan perajin tahu saat membacakan deklarasi.

Baca juga: Pemprov Jatim siapkan opsi konversi bahan bakar industri tahu di Sidoarjo

Usai pembacaan deklarasi, Ketua IKM tahu Kecamatan Krian, Komar, mengatakan bahwa perajin bersedia untuk tidak menggunakan sampah plastik berbagai bahan bakar pembuatan tahu.

"Perajin berharap pemerintah Kabupaten Sidoarjo membantu ketel, karena ketel yang digunakan untuk bahan bakar plastik itu berbeda dengan bahan bakar kayu atau wood pellet," katanya.

Baca juga: Menteri LHK libatkan ahli riset buktikan isu dioksin pada telur ayam

Oleh karena itu, Komar meminta pemerintah memberikan bantuan kepada perajin, karena bentuk ketel berbeda maka akan timbul biaya lagi kalau menggunakan wood pellet seperti yang disampaikan oleh Bupati Sidoarjo Saiful Ilah.

"Sekali lagi, perajin ini meminta supaya ada bantuan riil dari pemerintah," katanya.

Menanggapi keluhan perajin tahu, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah mengatakan jika pihaknya siap untuk mencarikan solusi yang dikeluhkan warga.

"Intinya sekarang perajin tahu tidak lagi menggunakan limbah plastik sebagai bahan bakar. Untuk teknis dan harga bahan bakar pengganti yaitu wood pellet akan dikomunikasikan lebih lanjut," katanya.

Ia mengatakan, dengan menggunakan wood pellet hasil pembayarannya juga bagus, dan tentunya lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan menggunakan sampah plastik.

"Nanti bisa dihitung, dalam satu jam berapa yang dibutuhkan untuk wood pellet atau juga yang dibutuhkan dengan plastik. Memang lebih mahal, tetapi harga tahunya nanti bisa dinaikkan," demikian Saiful Ilah.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019