Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Jumat, meluncurkan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaboratif bertema Brantas Tuntas dengan menggandeng delapan perguruan tinggi negeri di provinsi setempat.

Kedelapan perguruan tinggi yang berkolaborasi dalam KKN Brantas Tuntas, yakni Universitas Airlangga Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Selanjutnya, Universitas Brawijaya Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, dan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Surabays. Kesemua PTN tergabung dalam paguyuban perguruan tinggi se-Jatim.

Pada kesempatan itu, Khofifah mengatakan bahwa air bersih menjadi pekerjaan rumah Jatim yang berat saat ini, bahkan menjadi nomor dua di Indonesia setelah DKI Jakarta.

"Dengan masalah itu, saya berharap hadirnya KKN kolaboratif Brantas Tuntas dapat menjadi jawaban permasalahan air bersih di Jawa Timur," ujarnya.

Mantan Menteri Sosial itu berharap akan hadirnya wisata air yang terhubung antara Surabaya, Gresik dan Mojokerto.

"Kami berharap ada wisata air Surabaya, Gresik, Mojokerto. Wisata air itu potensi yang luar biasa. Memungkinkan kita untuk membuat triangle baru. Sebab di Jatim, ada PR (pekerjaan rumah) 361 desa tertinggal yang harus dientaskan," ucap Khofifah.

Koordinator KKN Kolaboratif PTN Jatim Eko Supeno mengatakan bahwa Brantas Tuntas adalah KKN kolaboratif yang akan dilaksanakan sepanjang tahun. Pihaknya bersama tim siap untuk berkolaborasi menyelesaikan berbagai persoalan di Jawa Timur.

Eko menuturkan bahwa KKN kolaboratif ini, selain sebagai proses pembelajaran mahasiswa, juga untuk turut serta membantu peningkatan kapasitas masyarakat di Jatim

"KKN kolaboratif sama dengan KKN sebelumnya. Tujuan utamanya adalah proses belajar dan turut serta membantu meningkatkan kapasitas masyarakat di Jatim, termasuk juga kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi," ujar Eko.

Melalui KKN kolaboratif tersebut, pihaknya berharap dapat bersinergi tentang indentifikasi masalah, memberikan masukan terhadap permasalahan di Jatim. Selain juga bersinergi untuk mampu menghasilkan bahan-bahan riset lanjutan guna dikembangkan di kampus masing-masing.

"Sehingga nanti kita bisa hasilkan riset yang aplikatif dan termanfaatkan. Bersinergi dengan pemda dan pemprov untuk jadi bagian proses pembangunan di Jatim," ujarnya.

Lebih lanjut, Eko menjelaskan bahwa konsep KKN ini tidak hanya sekadar memperbaiki dan membersihkan Sungai Brantas, tapi konsep Brantas Tuntas.

“Konsep Brantas Tuntas tidak hanya memperbaiki kondisi sungai, tapi bagaimana masyarakat di sekitar Brantas diberdayakan, edukasi arti hidup sehat, edukasi bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan nilai produktif terhadap kawasan Sungai Brantas, bukan hanya berkah air, tapi berkah ekonomi dan bidang lainnya,” jelasnya.

Sementara itu, Suko Widodo sebagai narahubung pihak gubernur dan PTN mengatakan bahwa program KKN kolaboratif Brantas Tuntas adalah jawaban nyata atas kebutuhan Jatim saat ini.

"Kolaborasi ini adalah cara kerja baru yang nyata dilakukan. KKN kolaboratif sebagai bentuk sumbangan perguruan tinggi ini perlu didukung semua pihak. Sebagai gerakan menyelamatkan lingkungan di Jatim," ucap Suko.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019