Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ,memastikan pembangunan kembali Pasar Ngunut yang ludes terbakar akan dilakukan dengan proyeksi desain Standar Nasional Indonesia.
"Ini sesuai hasil rapat dengan tim teknis, Pasar Ngunut tetap akan dibangun di bekas lokasi yang terbakar. Rencananya, pasar tersebut akan dibangun pasar rakyat yang berstandar nasional Indonesia (SNI)," kata Kepala Disperindag Tulungagung Imro'atul Mufidah di Tulungagung, Jumat.
Untuk pelaksanaanya, lanjut dia anggaran yang dibutuhkan ditaksir mencapai Rp36 miliar.
Biaya besar itu tidak akan ditanggung oleh APBD Tulungagung, namun juga didukung APBD Provinsi Jatim dan APBN.
"Anggarannya sedang diusulkan. Karena, biaya pembangunannya sebesar itu tidak mungkin dibebankan kabupaten saja," kata Imro'atul.
Dijelaskan, penerapan SNI tidak hanya menguntungkan para pedagang, tapi juga menguntungkan para konsumen.
Hal ini karena SNI pasar rakyat menekankan faktor kebersihan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan.
"Di Jatim masih ada dua lokasi pasar SNI. Salah satunya seingat saya Pasar Oro-oro Dowo, Malang. Ini kita sedang koordinasi dengan Dinas Disperindag Provinsi," katanya.
Sementara menunggu pembangunan itu terealisasi, Pemkab Tulungagung akan lebih dulu melakukan sejumlah modifikasi area Pasar Hewan Ngunut untuk dialihfungsikan untuk penampungan sementara pedagang korban kebakaran pasar tradisional Ngunut.
Sesuai desain yang sudah disiapkan, nantinya akan dibentuk bangunan los. Namun dalam hal ini, tidak menghilangkan tambatan yang sudah berdiri lebih dulu.
"Segera mungkin agar bisa beraktifitas normal di Tempat Penampungan Sementara (TPS). Satu bulan lah targetnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Ini sesuai hasil rapat dengan tim teknis, Pasar Ngunut tetap akan dibangun di bekas lokasi yang terbakar. Rencananya, pasar tersebut akan dibangun pasar rakyat yang berstandar nasional Indonesia (SNI)," kata Kepala Disperindag Tulungagung Imro'atul Mufidah di Tulungagung, Jumat.
Untuk pelaksanaanya, lanjut dia anggaran yang dibutuhkan ditaksir mencapai Rp36 miliar.
Biaya besar itu tidak akan ditanggung oleh APBD Tulungagung, namun juga didukung APBD Provinsi Jatim dan APBN.
"Anggarannya sedang diusulkan. Karena, biaya pembangunannya sebesar itu tidak mungkin dibebankan kabupaten saja," kata Imro'atul.
Dijelaskan, penerapan SNI tidak hanya menguntungkan para pedagang, tapi juga menguntungkan para konsumen.
Hal ini karena SNI pasar rakyat menekankan faktor kebersihan, kesehatan, keamanan dan kenyamanan.
"Di Jatim masih ada dua lokasi pasar SNI. Salah satunya seingat saya Pasar Oro-oro Dowo, Malang. Ini kita sedang koordinasi dengan Dinas Disperindag Provinsi," katanya.
Sementara menunggu pembangunan itu terealisasi, Pemkab Tulungagung akan lebih dulu melakukan sejumlah modifikasi area Pasar Hewan Ngunut untuk dialihfungsikan untuk penampungan sementara pedagang korban kebakaran pasar tradisional Ngunut.
Sesuai desain yang sudah disiapkan, nantinya akan dibentuk bangunan los. Namun dalam hal ini, tidak menghilangkan tambatan yang sudah berdiri lebih dulu.
"Segera mungkin agar bisa beraktifitas normal di Tempat Penampungan Sementara (TPS). Satu bulan lah targetnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019