Ketua LSM Laskar Hijau A'ak Abdullah Al-Kudus mengimbau warga tenang, namun tetap mewaspadai adanya gempa susulan Gunung Lemongan karena gempa tektonik lokal yang terjadi pada Rabu (13/11) menyebabkan bangunan sejumlah rumah warga Desa Sumber Petung, Kabupaten Lumajang, mengalami keretakan.
"Warga yang tinggal di sekitar Gunung Lemongan Lumajang dikagetkan oleh suara mirip ledakan disertai gempa yang dirasakan oleh warga Desa Sumber Petung di Kecamatan Ranuyoso, Desa Papringan dan Desa Tegalrandu di Kecamatan Klakah, dan Desa Salak di Kecamatan Randuagung pada Rabu (13/11) hingga malam hari," kata A'ak di Lumajang, Kamis.
Baca juga: Belasan rumah di Lumajang retak terdampak gempa Gunung Lemongan
Pihak Laskar Hijau mencatat adanya tanah retak di Dusun Berca, Desa Sumberpetung, dan dua rumah mengalami keretakan di Blok Sumur Desa Sumberpetung, bahkan sebagian warga takut tidur di dalam rumah.
Ia mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Pos Pantau Gunung Lemongan yang ada di Gunung Meja dan Kepala Pos Pantau Gunung Lemongan, Susanto membenarkan bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Lemongan, namun statusnya masih tetap normal (Level I).
"Kejadian tersebut mirip dengan kejadian pada tahun 2012, yakni gempa terjadi selama berhari-hari, namun alhamdulillah tidak sampai terjadi bencana alam," ucap aktivis lingkungan itu.
Baca juga: Sebagian warga Jember rasakan getaran gempa Bali
Menurut dia, gempa bumi dan erupsi gunung api merupakan sunnatullah, sehingga masyarakat perlu bersyukur karena hal tersebut menandakan bahwa bumi masih hidup.
"Jika masyarakat yang tinggal di sekitar gunung api mendapatkan edukasi yang cukup tentang erupsi gunung api beserta dampaknya, maka in syaa Allah dapat meminimalisir risiko bencana," tuturnya.
Ia menjelaskan gunung api jika akan meletus pasti akan memberikan sinyal yang bisa ditangkap oleh alat deteksi yang ada di pos pantau seperti erupsi Gunung Kelud beberapa tahun lalu yakni masyarakat yang ada di sekitar Gunung Kelud selamat karena mereka memiliki pengetahuan yang cukup.
"Kami berharap BPBD Lumajang memperkuat pengetahuan masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Lemongan dan Gunung Semeru dengan meningkatkan kapasitas sebagai desa tangguh bencana sebagai upaya pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat," ujarnya.
Badan Geologi Kementerian ESDM telah melakukan evaluasi terhadap aktivitas Gunung Lemongan Lumajang berdasarkan pengamatan pada 1 Januari hingga 13 November 2019, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut, serta asap kawah tidak teramati.
Aktivitas kegempaan pada periode yang sama didominasi oleh gempa-gempa tektonik dan pada 9 November 2019, terjadi peningkatan jumlah mencapai 254 gempa tektonik lokal dan berlanjut hingga 13 November 2019 yang diikuti getaran tremor dengan amplitudo maksimum 3-30 mm, serta tiga kali gempa terasa dengan intensitas II-II MMI.
Gempa dirasakan oleh penduduk yang berada di sektor barat-barat daya Gunung Lemongan yakni Desa Sumber Petung, Desa Tegal Randu, dan Papringan.
Hasil evaluasi tersebut menyebutkan aktivitas vulkanik Gunung Lemongan hingga saat ini mengalami kenaikan kegempaan, tetapi belum diikuti oleh peribahan visual dan gejala vulkanik lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data visual, maupun instrumental hingga 13 November 2019, maka status Gunung Lemongan masih berada pada Level I atau normal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Warga yang tinggal di sekitar Gunung Lemongan Lumajang dikagetkan oleh suara mirip ledakan disertai gempa yang dirasakan oleh warga Desa Sumber Petung di Kecamatan Ranuyoso, Desa Papringan dan Desa Tegalrandu di Kecamatan Klakah, dan Desa Salak di Kecamatan Randuagung pada Rabu (13/11) hingga malam hari," kata A'ak di Lumajang, Kamis.
Baca juga: Belasan rumah di Lumajang retak terdampak gempa Gunung Lemongan
Pihak Laskar Hijau mencatat adanya tanah retak di Dusun Berca, Desa Sumberpetung, dan dua rumah mengalami keretakan di Blok Sumur Desa Sumberpetung, bahkan sebagian warga takut tidur di dalam rumah.
Ia mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Pos Pantau Gunung Lemongan yang ada di Gunung Meja dan Kepala Pos Pantau Gunung Lemongan, Susanto membenarkan bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Lemongan, namun statusnya masih tetap normal (Level I).
"Kejadian tersebut mirip dengan kejadian pada tahun 2012, yakni gempa terjadi selama berhari-hari, namun alhamdulillah tidak sampai terjadi bencana alam," ucap aktivis lingkungan itu.
Baca juga: Sebagian warga Jember rasakan getaran gempa Bali
Menurut dia, gempa bumi dan erupsi gunung api merupakan sunnatullah, sehingga masyarakat perlu bersyukur karena hal tersebut menandakan bahwa bumi masih hidup.
"Jika masyarakat yang tinggal di sekitar gunung api mendapatkan edukasi yang cukup tentang erupsi gunung api beserta dampaknya, maka in syaa Allah dapat meminimalisir risiko bencana," tuturnya.
Ia menjelaskan gunung api jika akan meletus pasti akan memberikan sinyal yang bisa ditangkap oleh alat deteksi yang ada di pos pantau seperti erupsi Gunung Kelud beberapa tahun lalu yakni masyarakat yang ada di sekitar Gunung Kelud selamat karena mereka memiliki pengetahuan yang cukup.
"Kami berharap BPBD Lumajang memperkuat pengetahuan masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Lemongan dan Gunung Semeru dengan meningkatkan kapasitas sebagai desa tangguh bencana sebagai upaya pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat," ujarnya.
Badan Geologi Kementerian ESDM telah melakukan evaluasi terhadap aktivitas Gunung Lemongan Lumajang berdasarkan pengamatan pada 1 Januari hingga 13 November 2019, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut, serta asap kawah tidak teramati.
Aktivitas kegempaan pada periode yang sama didominasi oleh gempa-gempa tektonik dan pada 9 November 2019, terjadi peningkatan jumlah mencapai 254 gempa tektonik lokal dan berlanjut hingga 13 November 2019 yang diikuti getaran tremor dengan amplitudo maksimum 3-30 mm, serta tiga kali gempa terasa dengan intensitas II-II MMI.
Gempa dirasakan oleh penduduk yang berada di sektor barat-barat daya Gunung Lemongan yakni Desa Sumber Petung, Desa Tegal Randu, dan Papringan.
Hasil evaluasi tersebut menyebutkan aktivitas vulkanik Gunung Lemongan hingga saat ini mengalami kenaikan kegempaan, tetapi belum diikuti oleh peribahan visual dan gejala vulkanik lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data visual, maupun instrumental hingga 13 November 2019, maka status Gunung Lemongan masih berada pada Level I atau normal.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019