Badan Pusat Statistik Jawa Timur mencatat tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di wilayah itu mengalami peningkatan, yakni sampai Agustus 2019 tercatat sebesar 69,45 persen, meningkat 0,07 persen poin dibanding tahun lalu.

"Kenaikan TPAK ini memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan tenaga kerja," kata Kepala BPS Jatim Teguh Pramono kepada wartawan di Surabaya, Rabu.

Berdasarkan jenis kelamin, kata Teguh, TPAK laki-laki tercatat sebesar 84,31 persen, sedangkan TPAK perempuan sebesar 55,22 persen. "Dibandingkan kondisi setahun lalu, TPAK laki-laki meningkat sebesar 0,36 persen poin, sedangkan TPAK perempuan justru menurun sebesar 0,21 persen poin," katanya.

Secara umum, Teguh mengatakan jumlah angkatan kerja di Jatim pada Agustus 2019 sebanyak 21,50 juta orang. Artinya ada peningkatan 199 ribu orang dibanding Agustus 2018, dan dari jumlah angkatan kerja itu 20,66 juta orang bekerja, sedangkan 0,84 juta sisanya menganggur.

"Dibanding tahun lalu, jumlah penduduk bekerja bertambah 206 ribu orang dan penganggur berkurang sekitar 6,72 ribu orang," katanya.

BPS, kata Teguh, juga mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) Jawa Timur pada Agustus 2019 sebesar 3,92 persen, atau menurun 0,07 persen poin dibanding TPT Agustus 2018 sebesar 3,99 persen.

Untuk tingkat pendidikan yang ditamatkan masyarakat pada Agustus 2019, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi di antara tingkat pendidikan lain, yaitu sebesar 8,65 persen, berikutnya Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,07 persen.

"Dengan kata lain, masih terjadi permasalahan titik temu antara tawaran tenaga kerja lulusan SMK/SMA di Jawa Timur dengan tenaga kerja yang diminta di pasar kerja," katanya.

Untuk TPT terendah, kata dia, terdapat pada pendidikan SD kebawah sebesar 1,54 persen dan cenderung menerima tawaran pekerjaan apa saja.

Sementara untuk lokasi atau daerah tempat tinggal TPT, wilayah perkotaan lebih tinggi dibandingkan TPT di daerah perdesaan. Pada Agustus 2019 TPT perkotaan sebesar 4,60 persen, sedangkan TPT perdesaan sebesar 3,18 persen.

"Secara umum TPT perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,04 persen. Dan TPT perdesaan juga mengalami penurunan sebesar 0,13 persen poin," katanya

Untuk penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur hingga Agustus 2019, masih didominasi oleh penduduk berpendidikan SD ke bawah, yakni sebanyak 9,25 juta orang atau 44,79 persen. Kemudian diikuti tamatan SMP sebanyak 3,78 juta orang atau 18,31 persen.

Selanjutnya SMA sebanyak 3,07 juta orang atau 14,84 persen, dan SMK sebanyak 2,38 juta orang atau 11,54 persen.

Untuk penduduk bekerja berpendidikan tinggi (Diploma ke atas) ada sebanyak 2,17 juta orang atau 10,51 persen, mencakup 0,37 juta orang pekerja berpendidikan Diploma dan 1,80 juta pekerja berpendidikan Universitas.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019