Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur dan BPR Jawa Timur yang tergabung dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur (TPAKD Jatim) mengajak kepada petani kakao yang ada di Kabupaten Mojokerto untuk mengelola keuangan mereka secara baik dan benar.
Direktur Pengawasan LJK 2 dan Manajemen Strategis OJK Mulyanto saat dikonfirmasi di Mojokerto, Jumat, menjelaskan sebagai salah satu komoditas andalan Kabupaten Mojokerto, kualitas maupun kuantitas kakao perlu mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah.
"Kegiatan itu, untuk meningkatkan kuantitas produksi kakao melalui pemberian fasilitas kredit bagi kelompok petani kakao dan peningkatan kualitas kakao melalui pemberian pelatihan terkait penanganan hama kakao," katanya di sela kegiatan Business Matching Percepatan Akses Keuangan serta Pelatihan, Literasi dan Inklusi (Petik) Keuangan kepada 100 Petani Kakao di Mojokerto, Jawa Timur.
Ia menjelaskan, pelatihan yang diberikan itu merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan dan audiensi yang telah dilakukan sebelumnya kepada Gapoktan Mulyo Jati Mojokerto.
"Dari hasil kunjungan tersebut, diketahui bahwa adanya kebutuhan pembiayaan, peningkatan pengetahuan terkait pencegahan hama tanaman kakao, pengemasan produk dan pemasaran secara dalam jaringan," kata Mulyanto.
Menurutnya, komoditas kakao menjadi salah satu sasaran dalam Program Kerja TPAKD Jatim tahun 2019 dikarenakan meningkatnya permintaan coklat untuk pasar domestik dan semakin tingginya permintaan untuk ekspor.
"Kakao juga memiliki manfaat yang banyak, salah satunya adalah untuk kesehatan kulit. Hal tersebut yang menjadi pertimbangan bagi TPAKD Provinsi Jawa Timur bahwa komoditas kakao perlu dikembangkan dan ditingkatkan sehingga dapat menambah pendapatan asli daerah," ujarnya.
Ia mengatakan, melalui program Petik Keuangan, pihaknya mengharapkan tidak ada lagi petani yang menjual produknya sebelum panen.
"Melalui program Petik Keuangan, petani bisa mendapatkan harga yang maksimal dari hasil panen kakao," ujar Karyadi Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur pada kesempatan yang sama.
Mulyono selaku Ketua Gapoktan Mulyo Tani, menjelaskan, dengan dukungan dari Pemkab Mojokerto, kini Mojokerto menjadi salah satu sentra produsen Kakao di Indonesia.
"Melalui dorongan dari OJK kepada perbankan, akhirnya kami memiliki pabrik pengolahan coklat sendiri," katanya
Sebagai bentuk komitmen pada program Hulu Hilir yang di gagas oleh Pemprov Jatim, pada kesempatan yang sama BPR Jatim juga melakukan pencairan kredit kepada Gapoktan Mulyo Tani sebesar Rp10 miliar dan kredit modal usaha kepada empat petani Kakao sebesar Rp70 juta yang juga tergabung dalam Gapoktan Mulyo Tani.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Direktur Pengawasan LJK 2 dan Manajemen Strategis OJK Mulyanto saat dikonfirmasi di Mojokerto, Jumat, menjelaskan sebagai salah satu komoditas andalan Kabupaten Mojokerto, kualitas maupun kuantitas kakao perlu mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah.
"Kegiatan itu, untuk meningkatkan kuantitas produksi kakao melalui pemberian fasilitas kredit bagi kelompok petani kakao dan peningkatan kualitas kakao melalui pemberian pelatihan terkait penanganan hama kakao," katanya di sela kegiatan Business Matching Percepatan Akses Keuangan serta Pelatihan, Literasi dan Inklusi (Petik) Keuangan kepada 100 Petani Kakao di Mojokerto, Jawa Timur.
Ia menjelaskan, pelatihan yang diberikan itu merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan dan audiensi yang telah dilakukan sebelumnya kepada Gapoktan Mulyo Jati Mojokerto.
"Dari hasil kunjungan tersebut, diketahui bahwa adanya kebutuhan pembiayaan, peningkatan pengetahuan terkait pencegahan hama tanaman kakao, pengemasan produk dan pemasaran secara dalam jaringan," kata Mulyanto.
Menurutnya, komoditas kakao menjadi salah satu sasaran dalam Program Kerja TPAKD Jatim tahun 2019 dikarenakan meningkatnya permintaan coklat untuk pasar domestik dan semakin tingginya permintaan untuk ekspor.
"Kakao juga memiliki manfaat yang banyak, salah satunya adalah untuk kesehatan kulit. Hal tersebut yang menjadi pertimbangan bagi TPAKD Provinsi Jawa Timur bahwa komoditas kakao perlu dikembangkan dan ditingkatkan sehingga dapat menambah pendapatan asli daerah," ujarnya.
Ia mengatakan, melalui program Petik Keuangan, pihaknya mengharapkan tidak ada lagi petani yang menjual produknya sebelum panen.
"Melalui program Petik Keuangan, petani bisa mendapatkan harga yang maksimal dari hasil panen kakao," ujar Karyadi Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur pada kesempatan yang sama.
Mulyono selaku Ketua Gapoktan Mulyo Tani, menjelaskan, dengan dukungan dari Pemkab Mojokerto, kini Mojokerto menjadi salah satu sentra produsen Kakao di Indonesia.
"Melalui dorongan dari OJK kepada perbankan, akhirnya kami memiliki pabrik pengolahan coklat sendiri," katanya
Sebagai bentuk komitmen pada program Hulu Hilir yang di gagas oleh Pemprov Jatim, pada kesempatan yang sama BPR Jatim juga melakukan pencairan kredit kepada Gapoktan Mulyo Tani sebesar Rp10 miliar dan kredit modal usaha kepada empat petani Kakao sebesar Rp70 juta yang juga tergabung dalam Gapoktan Mulyo Tani.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019