Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus mengupayakan terwujudnya internasionalisasi kampus dengan berbekal perolehan Anugerah Kampus Unggul (AKU) yang ke-12 kalinya secara berturut-turut.

Rektor UMM, Dr Fauzan di Malang, Kamis, mengemukakan UMM terus berupaya meningkatkan kualitas dalam semua aspek, termasuk ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki serta kegiatan kemahasiswaan untuk mewujudkan internasionalisasi kampus.

"Kami juga terus memperkuat kepranataan dan kelembagaan penjaminan mutu yang menjamin kepastian pelaksanaan siklus penjaminan mutu. Kami juga akan terus mengupayakan rekognisi internasional. Capaian ini terlihat bagaimana beberapa program studi UMM telah memperoleh sertifikasi AUN QA, bahkan beberapa di antaranya telah berhasil memiliki sertifikasi internasional lain," kata Fauzan.

Baca juga: UMM bertekad pertahankan gelar juara KJI dan KGBI di Jakarta

Fauzan memaparkan UMM juga akan berusaha memperkuat aktivitas pendidikan dengan memberikan tambahan kompetensi. Salah satunya dengan kepemilikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Dari lembaga ini, mahasiswa UMM mendapatkan sertifikasi kompetensi dalam skema tertentu.

Sebagai kampus unggul yang ditandai dengan raihan AKU tersebut, UMM dinilai telah mengembangkan kurikulum yang relevan dengan perubahan zaman. Modul pembelajaran juga telah memenuhi tuntutan perkembangan IPTEK. Sumberdaya manusia yang dihasilkan UMM mampu responsif, adaptif, dan siap menghadapi revolusi industri 4.0.

Kegiatan riset yang dilakukan UMM juga dinilai telah memadai untuk menghasilkan publikasi dan inovasi yang diharapkan. UMM juga turut menghasilkan lulusan dan produk kekayaan intelektual yang berdampak pada pembangunan.

Baca juga: Cegah kanker nasofaring dengan resep "kacang mete" karya mahasiswa UMM

Lebih lanjut, Fauzan mengatakan capaian UMM sebagai kampus unggul kategori universitas dari LLDikti Wilayah VII ini merupakan wujud pengakuan dari pemerintah sebagai salah satu stakeholders terhadap upaya sungguh-sungguh UMM dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

"Tugas ini merupakan tugas penuh tantangan. Pertama, karena regulasi di bidang pendidikan tinggi mematok standarisasi yang kian tinggi, misalnya di bidang akreditasi yang diselenggarakan oleh BAN PT, yang sekarang menggunakan 9 kriteria," ujarnya.

Karena itu, UMM terus berupaya meningkatkan kualitas dalam semua aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan, termasuk ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki serta kegiatan kemahasiswaan.

Selain meraih AKU, UMM juga dipercaya sebagai pelaksana program Perguruan Tinggi Asuh (PT-Asuh). Mandat ini sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Republik Indonesia tentang Perguruan Tinggi Pelaksana Program Penjaminan Mutu.

Pada kesempatan itu Fauzan mengaku sangat bersyukur atas raihan AKU tersebut. Fauzan juga mengucapkan terimakasihnya kepada seluruh civitas akademika yang telah bekerja keras hingga mampu mempertahankan anugerah tersebut. "Raihan gemilang kampus putih ini tentu tak terlepas dari kontribusi semua bidang," kata Fauzan.

Sebelumnya, Kepala LLDikti Wilayah VII Jawa Timur Profesor Suprapto menyatakan tantangan pendidikan tinggi ke depan semakin berat. Perguruan tinggi tidak hanya dituntut melaksanakan Tri Dharma khususnya pembelajaran yang bermutu. "Tapi kampus juga diminta untuk terus melakukan perbaikan," katanya.

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019