Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mendorong pengembangan Pelabuhan Probolinggo, karena selain lokasinya yang strategis juga memiliki potensi yang bagus sebagai pendukung keberadaan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Fattah Jasin di Surabaya, Kamis mengatakan gelombang air di Pelabuhan Probolinggo sangat stabil, karena hampir setiap tahun tidak mempunyai gelombang tinggi, dan hanya sampai kisaran 1 meter. Ini karena lokasinya yang cukup bagus terhalang Pulau Madura.
Selain itu, kata Fattah yang ditemui pada diskusi bersama Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI), dalam perencanaan ke depan pelabuhan yang berada dibawah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN) juga akan dibangun dengan standar internasional, untuk menggapai cita-cita menjadikan Jatim sebagai pusat logistik.
"Alurnya sekitar 20 meter dengan kedalaman -18 meter dan panjang 8 kilometer, selain itu potensinya tidak pernah mengalami sedimentasi, hal ini berbeda dengan Tanjung Perak yang harus melalui APBS dan sedimentasinya sangat tinggi yang berpengaruh pada perform biaya logistik," katanya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Kepala Cabang PT DABN, Djumadi mengatakan Pelabuhan Probolinggo awalnya dikembangkan karena adanya bencana lumpur Lapindo di Sidoarjo, sehingga untuk menggerakkan ekonomi Jatim di sisi Malang dan sekitarnya dikembangkanlah pelabuhan tersebut.
Hingga saat ini, kata dia, Pelabuhan Probolinggo menjadi satu-satunya pelabuhan di Indonesia yang tetap berjalan dengan pengelolaan BUMD.
Terkait pengembangan ke depan, kata Djumadi, akan dibangun dermaga tiga dan empat yang menjadi satu bagian utuh dengan pembiayaan melalui investor dari China.
"Untuk investor, saat ini sudah ada dan sedang dalam penjajakan berasal dari China. Kami harapkan dalam setahun ini akan menemukan titik temu dan realiasi pengembangan pelabuhan bisa dilaksanakan tahun 2021," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Fattah Jasin di Surabaya, Kamis mengatakan gelombang air di Pelabuhan Probolinggo sangat stabil, karena hampir setiap tahun tidak mempunyai gelombang tinggi, dan hanya sampai kisaran 1 meter. Ini karena lokasinya yang cukup bagus terhalang Pulau Madura.
Selain itu, kata Fattah yang ditemui pada diskusi bersama Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI), dalam perencanaan ke depan pelabuhan yang berada dibawah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Delta Artha Bahari Nusantara (DABN) juga akan dibangun dengan standar internasional, untuk menggapai cita-cita menjadikan Jatim sebagai pusat logistik.
"Alurnya sekitar 20 meter dengan kedalaman -18 meter dan panjang 8 kilometer, selain itu potensinya tidak pernah mengalami sedimentasi, hal ini berbeda dengan Tanjung Perak yang harus melalui APBS dan sedimentasinya sangat tinggi yang berpengaruh pada perform biaya logistik," katanya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Kepala Cabang PT DABN, Djumadi mengatakan Pelabuhan Probolinggo awalnya dikembangkan karena adanya bencana lumpur Lapindo di Sidoarjo, sehingga untuk menggerakkan ekonomi Jatim di sisi Malang dan sekitarnya dikembangkanlah pelabuhan tersebut.
Hingga saat ini, kata dia, Pelabuhan Probolinggo menjadi satu-satunya pelabuhan di Indonesia yang tetap berjalan dengan pengelolaan BUMD.
Terkait pengembangan ke depan, kata Djumadi, akan dibangun dermaga tiga dan empat yang menjadi satu bagian utuh dengan pembiayaan melalui investor dari China.
"Untuk investor, saat ini sudah ada dan sedang dalam penjajakan berasal dari China. Kami harapkan dalam setahun ini akan menemukan titik temu dan realiasi pengembangan pelabuhan bisa dilaksanakan tahun 2021," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019