Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Timur menembak mati seorang bandar narkoba jenis sabu-sabu berinisial H yang masih jaringan Mojokerto, karena melakukan perlawanan saat akan ditangkap.

Wakil Drektur Reserse Narkoba Polda Jatim, AKBP Teddy Suhendiawan Syarif saat merilis di Mapolda Jatim, di Surabaya, Rabu, mengatakan, bandar narkoba berinisial H itu ditembak mati setelah dianggap membahayakan petugas saat ditangkap di daerah Ketapang, Bangkalan.

"Jadi, pelaku menggunakan roda empat, kita lakukan upaya tindakan tegas terukur. Anggota waktu itu hendak menghentikan, lalu motornya ditabrak, anggota jatuh dan melakukan tindakan tegas," kata Teddy.

Baca juga: BNNP Jatim tembak mati bandar narkoba asal Aceh 

Teddy menjelaskan, bandar narkoba yang ditembak mati itu merupakan pria asal Donggala berusia 45 tahun yang mengakomidasi penjualan sabu-sabu senilai Rp7 miliar dengan berat 6,9 kilogram.

Barang haram tersebut diketahui asal Malaysia yang dimasukkan pelaku dalam bungkus teh China. Lalu, beberapa bungkus teh China ini dikirim melalui jalur laut dan berlanjut di jalur darat lewat cukong. Lebih lanjut, Teddy menyebut sabu-sabu tersebut memiliki kualitas super. 

"Peredaran narkotika jenis sabu-sabu ini merupakan jaringan Mojokerto, tapi barang dari Malaysia melalui cukong. Ini modusnya menggunakan sachet teh China, tapi dalamnya sabu-sabu. Kalau kita lab-kan itu jenisnya kualitas bagus nomor satu, jenis super. Ini bisa diuraikan lagi dan dikembangkan jadi sabu-sabu jenis lain," ujar Teddy.

Baca juga: Ibu rumah tangga bandar narkoba diringkus polisi Lumajang

Selain menembak mati bandar narkoba jenis sabu-sabu berinisial H, Polda Jatim juga menangkap seorang kurir berinisial GEP (35) yang ditangkap di Simokerto, Surabaya.

Dari pengakuan GEP, dirinya mendapat bayaran Rp3 juta untuk setiap kilogram sabu-sabu yang diantarkannya. Namun, GEP mengaku belum sempat mendapatkan bayarannya. 

"Dapat Rp3 juta untuk satu kilogram. Yang ini belum dapat karena belum ditransfer. Total sabu-sabunya yang diamankan seberat 6,9 kilogram atau sekitar Rp7 miliar lebih," kata Teddy.

Teddy menduga bandar narkoba yang ditembak mati itu juga termasuk dari jaringan Sokobanah, Sampang, karena kurir ditemukan di Madura.

"Kita temukan di Madura. Ini akan dipasok ke daerah Madura. Dugaan arah ke sana (Sokobanah). Dari Mojokerto kemudian ke Surabaya dibawa ke Madura," ujarnya.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019