Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Fauzan menyatakan perlunya reformasi birokrasi di bidang pendidikan demi kemajuan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Tanah Air.
"Untuk menuju tahapan kualitas SDM di Indonesia yang mumpuni harus ada koordinasi antara lembaga terkait, khususnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)," kata Fauzan menanggapi terpilihnya mantan Rektor UMM Muhadjir Effendi sebagai Menko PMK di Malang, Jatim, Rabu.
Fauzan menilai posisi Muhadjir sangat strategis untuk pengembangan dan peningkatan kualitas SDM masyarakat Indonesia, apalagi prioritas Presiden Jokowi pada periode 2019-2024 berfokus pada peningkatan kualitas SDM.
Oleh karena itu, lanjutnya, menteri yang membidangi peningkatan kualitas SDM memerlukan kerja ekstra yang strategis dan koordinatif dengan kementerian terkait.
Sebagai warga yang berkecimpung di lembaga pendidikan, Fauzan mengusulkan adanya penyederhanaan regulasi yang berkaitan dengan dunia pendidikan agar tujuan peningkatan kualitas SDM segera terwujud. Oleh karenanya, Menteri Koordinator Bidang PMK dan Mendikbud harus bersinergi demi kemajuan dunia pendidikan yang implikasinya pada peningkatan kualitas SDM.
"Harapan kami dari lembaga yang pernah dipimpin pak Muhadjir, jabatan yang baru sebagai Menteri Koordinator Bidang PMK menjadi lebih bermakna dan amanah, sehingga tujuan untuk meningkatkan kualitas SDM masyarakat Indonesia yang berkarakter bisa terwujud," ucap Fauzan berharap.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin menunjuk Muhadjir Effendy sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) 2019-2024 dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju di beranda Istana Merdeka Jakarta.
Muhadjir Effendy dipercaya untuk kedua kali sebagai menteri dalam jajaran pemerintahan periode kedua Joko Widodo, dengan posisi baru sebagai Menko PMK menggantikan Puan Maharani yang kini menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI periode 2019-2024.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) sejak pertengahan 2016, menggantikan Mendikbud sebelumnya Anies Baswedan.
Isu mengenai Muhadjir Effendy ditunjuk kembali sebagai menteri, sebenarnya sudah beredar sejak Jumat (18/9) sore. Saat itu, Muhadjir Effendy yang seharusnya menghadiri taklimat media mengenai capaian kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) lima tahun terakhir itu tak hadir, karena dipanggil oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Saat itu beredar kabar, kalau kader Muhammadiyah itu ditunjuk kembali menjadi menteri. Namun, kabar kalau posisinya sebagai Menko PMK baru tersiar pada Sabtu siang, pada saat taklimat media di bilangan Kuningan, Jakarta.
Muhadjir Effendy lahir di Madiun pada 29 Juli 1956. Suami dari Suryan Widati itu menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri Malang (sekarang Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang).
Kemudian meneruskan pendidikan sarjana pendidikan sosial di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang (sekarang Universitas Negeri Malang). Selanjutnya gelar magister dari pascasarjana di Universitas Gadjah Mada dengan gelar magister administrasi publik. Ia menyelesaikan program doktoral ilmu sosial Universitas Airlangga, Surabaya.
Gagal menjadi guru, karir Muhadjir justru moncer menjadi dosen. Ia menjabat sebagai rektor UMM tiga periode, sebelum akhirnya dipercaya menjadi Mendikbud dan saat ini Menko PMK. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Untuk menuju tahapan kualitas SDM di Indonesia yang mumpuni harus ada koordinasi antara lembaga terkait, khususnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)," kata Fauzan menanggapi terpilihnya mantan Rektor UMM Muhadjir Effendi sebagai Menko PMK di Malang, Jatim, Rabu.
Fauzan menilai posisi Muhadjir sangat strategis untuk pengembangan dan peningkatan kualitas SDM masyarakat Indonesia, apalagi prioritas Presiden Jokowi pada periode 2019-2024 berfokus pada peningkatan kualitas SDM.
Oleh karena itu, lanjutnya, menteri yang membidangi peningkatan kualitas SDM memerlukan kerja ekstra yang strategis dan koordinatif dengan kementerian terkait.
Sebagai warga yang berkecimpung di lembaga pendidikan, Fauzan mengusulkan adanya penyederhanaan regulasi yang berkaitan dengan dunia pendidikan agar tujuan peningkatan kualitas SDM segera terwujud. Oleh karenanya, Menteri Koordinator Bidang PMK dan Mendikbud harus bersinergi demi kemajuan dunia pendidikan yang implikasinya pada peningkatan kualitas SDM.
"Harapan kami dari lembaga yang pernah dipimpin pak Muhadjir, jabatan yang baru sebagai Menteri Koordinator Bidang PMK menjadi lebih bermakna dan amanah, sehingga tujuan untuk meningkatkan kualitas SDM masyarakat Indonesia yang berkarakter bisa terwujud," ucap Fauzan berharap.
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin menunjuk Muhadjir Effendy sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) 2019-2024 dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju di beranda Istana Merdeka Jakarta.
Muhadjir Effendy dipercaya untuk kedua kali sebagai menteri dalam jajaran pemerintahan periode kedua Joko Widodo, dengan posisi baru sebagai Menko PMK menggantikan Puan Maharani yang kini menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI periode 2019-2024.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) sejak pertengahan 2016, menggantikan Mendikbud sebelumnya Anies Baswedan.
Isu mengenai Muhadjir Effendy ditunjuk kembali sebagai menteri, sebenarnya sudah beredar sejak Jumat (18/9) sore. Saat itu, Muhadjir Effendy yang seharusnya menghadiri taklimat media mengenai capaian kinerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) lima tahun terakhir itu tak hadir, karena dipanggil oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Saat itu beredar kabar, kalau kader Muhammadiyah itu ditunjuk kembali menjadi menteri. Namun, kabar kalau posisinya sebagai Menko PMK baru tersiar pada Sabtu siang, pada saat taklimat media di bilangan Kuningan, Jakarta.
Muhadjir Effendy lahir di Madiun pada 29 Juli 1956. Suami dari Suryan Widati itu menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Tarbiyah di Institut Agama Islam Negeri Malang (sekarang Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang).
Kemudian meneruskan pendidikan sarjana pendidikan sosial di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang (sekarang Universitas Negeri Malang). Selanjutnya gelar magister dari pascasarjana di Universitas Gadjah Mada dengan gelar magister administrasi publik. Ia menyelesaikan program doktoral ilmu sosial Universitas Airlangga, Surabaya.
Gagal menjadi guru, karir Muhadjir justru moncer menjadi dosen. Ia menjabat sebagai rektor UMM tiga periode, sebelum akhirnya dipercaya menjadi Mendikbud dan saat ini Menko PMK. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019