Kawasan hutan kota yang terletak di belakang Kantor Kelurahan Balas Klumprik, Wiyung, Kota Surabaya, Jawa Timur bakal dilengkapi fasilitas outbound pada tahun 2020.
Koordinator Taman Hutan Raya Balas Klumprik pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya, Ema Indra di Surabaya, Rabu mengatakan dari sekitar 4,3 hektare luas hutan kota, area yang bisa dimanfaatkan untuk outbound sekitar satu hektare.
"Lahan sudah disiapkan, rencananya akan direalisasikan di tahun 2020," kata Erma Indra.
Hutan kota Balas Klumprik dibangun pada 2012. Di ruang terbuka hijau ini, terdapat 15 ribu tanaman yang terbagi dalam dua kategori, yakni tanaman produktif dan tanaman lindung.
Tanaman yang masuk produktif di antarannya, mangga, sawo kecik, blimbing dan juwet. Sedangkan, tanaman lindung, meliputi, merbau, trembesi, sengon dan asem.
"Tanaman lindung, digunakan untuk kegiatan perkemahan. Sedangkan, tanaman produksi untuk tempat edukasi," katanya.
Sebagai tempat edukasi, lanjut dia, di hutan kota terdapat berbagai jenis tanaman produksi yang bisa dikenalkan kepada masyarakat mulai dari proses pembibitannya sampai pengembangbiakannya. Selama ini, cukup banyak warga yang memanfaatkannya, terutama kalangan pelajar.
"Di ruang khusus pembelajaran itu, selain menjadi wahana untuk mengenalkan berbagai proses pembibitan tanaman, juga bisa menjadi tempat belajar budi daya satwa, seperti lovebird," katanya.
Selain itu, lanjut dia, Hutan Kota Balas Klumprik juga menyediakan area bumi perkemahan. Bahkan hutan kota ini sudah beberapa kali digunakan oleh kalangan masyarakat untuk kegiatan perkemahan.
"Mereka yang sudah memanfaatkan untuk perkemahan, mulai dari pelajar hingga dari kampus. Sejauh ini, kurang lebih sudah 4-5 kali untuk kegiatan bumi perkemahan," ujar Ema Indra.
Ema menegaskan, hutan kota representatif untuk aktifitas perkemahan. Selain dipenuhi tanaman yang cukup tinggi dan rindang, juga tersedia lapangan yang begitu luas untuk melakukan berbagai aktifitas perkemahan.
"Biasanya, kegiatan (kemah) dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu. Jadi, lokasi di sini bisa dioptimalkan untuk kegiatan kemah, dari pada jauh-jauh ke luar kota," katanya.
Sebagai area wisata, di hutan kota tak hanya terdapat beragam jenis tanaman, melainkan di tengah area hutan, terdapat kolam untuk budidaya ikan lele, nila dan patin. Ema mengaku, jika kawasan ini sudah dikenal masyarakat. Untuk menunjang hutan kota sebagai area wisata, didirikan sentra kuliner di dalamnya.
"Selain fasilitas sentra kuliner, pengunjung juga memanfaatkan fasilitas lainnya, seperti tempat bermain. Masyarakat bisa masuk ke sini pada pagi hingga sore hari, jam bukanya pukul 08.00 – 16.00 WIB," katanya.
Saat ini pengelola Taman Hutan Raya Balasklumprik telah membangun Pregolan, yakni gerbang masuk dan keluarnya para pengunjung. Pregolan dibangun dengan bahan bambu. Sejumlah bambu diikat dengan tali sabut Kelapa dengan bentuk segiempat.
Dengan bentuknya yang unik, Pregolan bisa menjadi spot foto yang menarik bagi para pengunjung. "Masyarakat kan juga butuh tempat-tempat untuk swafoto. Makanya dibangun Pregolan. Kedepan, kita akan bangun Sangkar Burung untuk spot-spot foto lainnya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Koordinator Taman Hutan Raya Balas Klumprik pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya, Ema Indra di Surabaya, Rabu mengatakan dari sekitar 4,3 hektare luas hutan kota, area yang bisa dimanfaatkan untuk outbound sekitar satu hektare.
"Lahan sudah disiapkan, rencananya akan direalisasikan di tahun 2020," kata Erma Indra.
Hutan kota Balas Klumprik dibangun pada 2012. Di ruang terbuka hijau ini, terdapat 15 ribu tanaman yang terbagi dalam dua kategori, yakni tanaman produktif dan tanaman lindung.
Tanaman yang masuk produktif di antarannya, mangga, sawo kecik, blimbing dan juwet. Sedangkan, tanaman lindung, meliputi, merbau, trembesi, sengon dan asem.
"Tanaman lindung, digunakan untuk kegiatan perkemahan. Sedangkan, tanaman produksi untuk tempat edukasi," katanya.
Sebagai tempat edukasi, lanjut dia, di hutan kota terdapat berbagai jenis tanaman produksi yang bisa dikenalkan kepada masyarakat mulai dari proses pembibitannya sampai pengembangbiakannya. Selama ini, cukup banyak warga yang memanfaatkannya, terutama kalangan pelajar.
"Di ruang khusus pembelajaran itu, selain menjadi wahana untuk mengenalkan berbagai proses pembibitan tanaman, juga bisa menjadi tempat belajar budi daya satwa, seperti lovebird," katanya.
Selain itu, lanjut dia, Hutan Kota Balas Klumprik juga menyediakan area bumi perkemahan. Bahkan hutan kota ini sudah beberapa kali digunakan oleh kalangan masyarakat untuk kegiatan perkemahan.
"Mereka yang sudah memanfaatkan untuk perkemahan, mulai dari pelajar hingga dari kampus. Sejauh ini, kurang lebih sudah 4-5 kali untuk kegiatan bumi perkemahan," ujar Ema Indra.
Ema menegaskan, hutan kota representatif untuk aktifitas perkemahan. Selain dipenuhi tanaman yang cukup tinggi dan rindang, juga tersedia lapangan yang begitu luas untuk melakukan berbagai aktifitas perkemahan.
"Biasanya, kegiatan (kemah) dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu. Jadi, lokasi di sini bisa dioptimalkan untuk kegiatan kemah, dari pada jauh-jauh ke luar kota," katanya.
Sebagai area wisata, di hutan kota tak hanya terdapat beragam jenis tanaman, melainkan di tengah area hutan, terdapat kolam untuk budidaya ikan lele, nila dan patin. Ema mengaku, jika kawasan ini sudah dikenal masyarakat. Untuk menunjang hutan kota sebagai area wisata, didirikan sentra kuliner di dalamnya.
"Selain fasilitas sentra kuliner, pengunjung juga memanfaatkan fasilitas lainnya, seperti tempat bermain. Masyarakat bisa masuk ke sini pada pagi hingga sore hari, jam bukanya pukul 08.00 – 16.00 WIB," katanya.
Saat ini pengelola Taman Hutan Raya Balasklumprik telah membangun Pregolan, yakni gerbang masuk dan keluarnya para pengunjung. Pregolan dibangun dengan bahan bambu. Sejumlah bambu diikat dengan tali sabut Kelapa dengan bentuk segiempat.
Dengan bentuknya yang unik, Pregolan bisa menjadi spot foto yang menarik bagi para pengunjung. "Masyarakat kan juga butuh tempat-tempat untuk swafoto. Makanya dibangun Pregolan. Kedepan, kita akan bangun Sangkar Burung untuk spot-spot foto lainnya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019