Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya, Jawa Timur, mengingatkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) agar tidak salah pilih calon wali kota yang akan diusung di Pilkada Surabaya 2020.

"Jangan sampai salah memilih pemimpin, nanti yang akan 'dipaidu' (diejek) adalah yang mengusungnya," kata Ketua PCNU Surabaya, Achmad Muhibbin Zuhri saat memberikan tausiyah di acara tasyakuran atas pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di kantor DPC PDI Perjuangan Surabaya, Minggu.

Pada kesempatan itu, Muhibbin Zuhri mengaku senang bahwa mars PDI Perjuangan dimulai dengan "bismillah" yang jika diterjemahan dalam bahasa Indonesia adalah dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa.

"Alhamdulillah, itu mengandung kesadaran bahwa kita ini adalah kaum religius, kaum yang tidak mengandalkan rasionalitas saja, tapi juga menyandarkan semua ini kepada Yang Maha Kuasa, Allah SWT," katanya.

Ia berharap semoga semua itu bisa diimplemenatsikan di dalam gerak langkah perjuangan. Bagi yang di partai melalui perjuangan politik, ormas melalui perjuangan sosial kebudayaan kultural. Tapi semua itu akan ketemu dalam satu titik yang sama, yaitu kemaslahatan rakyat.

"Saya berdoa semoga anggota dewan dan seluruh pimpinan yang lahir di PDI Perjuangan tetap punya komitmen ini. Sebab diadakannya pemimpin itu harus beroriantasi kepemimpinannya kepada kemaslahatan rakyat," katanya.

Menurutnya, kalau hal ini diperhatikan, maka PDI Perjuangan akan menang lagi dalam Pilkada Surabaya 2020. "Hari ini rakyat berdaulat, demokrasi menghendaki bahwa siapapun pemimpin ini harus bisa menerjemahkan apa yang menjadi kehendak rakyat. Oleh karena itu, kalau semua bisa berkomitmen, Insyaallah rakyat akan memilih," katanya.

Selain itu, lanjut dia, ia juga ingin dalam Pilkada Surabaya 2020 akan lahir pemimpin yang betul-betul memiliki rekam jejak yang baik dan punya komitmen untuk memajukan Surabaya lahir dan batin.

"Alhamdulilllah, kita diberikan pimpinan yang lalu diusung PDIP, yaitu Bu Risma dan Pak Whisnu telah membuat Surabaya ini luar baisa, pembangunan dimana-mana, penataan kawasan, taman, infrastrukur jauh lebih baik dari sebelumnya," katanya.

Ia mencontoh di tingkat nasional, Joko Widodo bersama KH Ma'ruf Amin merupakan pasangan pimpinan yang ideal secara lahir dan batin. "Insyaallah sejahtera, kalau lihat buah semangka dalamnya merah luarnya hijau, segar. Ini tidak ada rusmusnya kalah kalau seperti itu," katanya.

Apalagi, kata dia, Pilpres 2019 di Surabaya, Jokowi-Ma'ruf menang secara mayoritas atau 70 persen. "Mudah mudahan doa kita diijabahi, jalannya doa ini kita tidak tahu. Kita boleh berspekulasi, sekarang banyak kader berkontestasi pada akhirnya kita harus menentukan itu harus yang terbaik sesuai kehendak rakyat," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019