Sebanyak 154 Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang bertugas melakukan diseminasi informasi sekaligus mengedukasi masyarakat telah tersebar di semua kelurahan di Kota Surabaya, Jawa Timur.
"KIM merupakan lembaga layanan publik yang dibentuk dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat. Dalam menjalankan kegiatannya, lembaga ini berorientasi kepada layanan informasi dan pemberdayaan masyarakat," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, M. Fikser di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, KIM berada di bawah naungan Dinkominfo dan keberadaannya tersebar di seluruh Indonesia yang tugasnya melakukan diseminasi informasi, sekaligus mengedukasi masyarakat.
Fikser menyampaikan bahwa di Surabaya terdapat 154 KIM yang tersebar di seluruh kelurahan dan masing-masing KIM memiliki 10 sampai 20 anggota. Mengingat perannya yang begitu besar, lanjut dia, maka pihaknya berupaya membina hubungan, dan memfasilitasi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) KIM.
"Misalnya, kalau mau belajar vlog, fotografi atau bahkan jurnalistik kita datangkan narasumber yang kompeten untuk melatih mereka," ujarnya.
Kepengurusan KIM di tingkat kelurahan berlangsung hingga 3-4 tahun. Apabila masa bhaktinya berakhir, Ketua KIM bisa melakukan pemilihan kembali, sedangkan untuk keanggotaannya, siapapun bisa bergabung. Hanya saja, proses seleksinya bergantung kepada ketua KIM masing-masing. Kualifikasi utamanya, para anggota harus aktif.
Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan peningkatan kualitas SDM KIM agar para anggotanya bisa mengangkat potensi dan kearifan lokal. Caranya, kata dia, potensi lokal disebarluaskan melalui blog, vlog atau media sosial lainnya.
"Dengan kemasan tampilan gambar dan tata bahasa yang menarik yang diunggah di media daring diharapkan bisa mambawa dampak positif bagi masyarakat luas," katanya.
Ia pun mencontohkan beberapa peran penting KIM di antaranya berkaitan dengan sosialisasi pemberantasan jentik-jentik nyamuk. Melalui informasi tersebut, masyarakat menjadi mengerti bagaimana cara efektif dalam menanggulangi nyamuk yang membawa virus dengue atau demam berdarah.
Selain itu, kata dia, KIM menunjukkan dan mempromosikan kampung-kampung yang mempunyai potensi lokal. Kiprah KIM Surabaya terus berkembang, sedangkan kemajuan KIM ditunjukkan dengan serangkaian prestasi yang diraih, di antaranya Lomba Cerdas Cermat Komunikatif (LCCK) pada event Jatim Kominfo Festival, 1–4 Oktober 2019.
Di ajang tersebut, KIM Mesem, Sukolilo Surabaya meraih juara 1 LCCK Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2019. Prestasi serupa di tahun sebelumnya juga pernah disandang KIM Mojo, Gubeng. Dengan sederet prestasinya itu, tak heran jika KIM Surabaya menjadi jujugan studi banding sejumlah daerah lainnya di tanah air, seperti Malang, Batam dan Merauke.
Masing-masing KIM di Surabaya, lanjut dia, mempunyai kekuatan dan keunikan tersendiri, seperti halnya di Gubeng, KIM Mesem mempunyai program ungulan Urban Farming, sedangkan di Mojo, Kecamatan Gubeng, kekuatannya pada program klinik Internet.
Masyarakat di sekitar kawasan Mojo bisa mendatangi KIM setempat jika menginginkan ponsel atau piranti komputernya steril konten-konten berbau pornografi. Demikian juga, jika ada berita hoaks, langsung bisa difilter agar tak disebarkan.
"Di Mojo, kekuatan informasinya di blog, sedangkan di Jambangan, ada Kampung Wisata," katanya.
Untuk itu, ia berharap keberadaan KIM mampu membuat program-program Pemkot Surabaya lebih dikenal masyarakat. Selain itu, masyarakat juga dapat memfilter informasi yang masuk ke lingkungannya.
Sementara itu, Ketua KIM Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng Surabaya, Aminulloh menyampaikan, sejak 2012, ia mulai bergabung dengan KIM Kelurahan Mojo. Awalnya, ia hanya seorang diri, namun seiring berjalannya waktu anggota KIM Mojo kini berjumlah 11 orang.
"Saya bergabung dengan KIM karena ingin berbagi dan bermanfaat untuk masyarakat, supaya Surabaya menjadi lebih baik," kata Amin.
Pria yang juga menjabat Ketua RT 17 RW 12 Kelurahan Mojo Surabaya ini mengatakan selama ini informasi yang ada di tingkat kecamatan dan kelurahan, tidak sampai ke telinga masyarakat. Karena itu, KIM hadir untuk meneruskan informasi itu kepada masyarakat di bawah, baik melalui daring maupun tatap muka.
"Banyak sekali manfaat yang saya dapat ketika bergabung di KIM, ketika mendapat informasi misal seputar program pelayanan publik, kami bisa teruskan ke masyarakat," katanya. (ADV)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"KIM merupakan lembaga layanan publik yang dibentuk dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat. Dalam menjalankan kegiatannya, lembaga ini berorientasi kepada layanan informasi dan pemberdayaan masyarakat," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, M. Fikser di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, KIM berada di bawah naungan Dinkominfo dan keberadaannya tersebar di seluruh Indonesia yang tugasnya melakukan diseminasi informasi, sekaligus mengedukasi masyarakat.
Fikser menyampaikan bahwa di Surabaya terdapat 154 KIM yang tersebar di seluruh kelurahan dan masing-masing KIM memiliki 10 sampai 20 anggota. Mengingat perannya yang begitu besar, lanjut dia, maka pihaknya berupaya membina hubungan, dan memfasilitasi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) KIM.
"Misalnya, kalau mau belajar vlog, fotografi atau bahkan jurnalistik kita datangkan narasumber yang kompeten untuk melatih mereka," ujarnya.
Kepengurusan KIM di tingkat kelurahan berlangsung hingga 3-4 tahun. Apabila masa bhaktinya berakhir, Ketua KIM bisa melakukan pemilihan kembali, sedangkan untuk keanggotaannya, siapapun bisa bergabung. Hanya saja, proses seleksinya bergantung kepada ketua KIM masing-masing. Kualifikasi utamanya, para anggota harus aktif.
Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan peningkatan kualitas SDM KIM agar para anggotanya bisa mengangkat potensi dan kearifan lokal. Caranya, kata dia, potensi lokal disebarluaskan melalui blog, vlog atau media sosial lainnya.
"Dengan kemasan tampilan gambar dan tata bahasa yang menarik yang diunggah di media daring diharapkan bisa mambawa dampak positif bagi masyarakat luas," katanya.
Ia pun mencontohkan beberapa peran penting KIM di antaranya berkaitan dengan sosialisasi pemberantasan jentik-jentik nyamuk. Melalui informasi tersebut, masyarakat menjadi mengerti bagaimana cara efektif dalam menanggulangi nyamuk yang membawa virus dengue atau demam berdarah.
Selain itu, kata dia, KIM menunjukkan dan mempromosikan kampung-kampung yang mempunyai potensi lokal. Kiprah KIM Surabaya terus berkembang, sedangkan kemajuan KIM ditunjukkan dengan serangkaian prestasi yang diraih, di antaranya Lomba Cerdas Cermat Komunikatif (LCCK) pada event Jatim Kominfo Festival, 1–4 Oktober 2019.
Di ajang tersebut, KIM Mesem, Sukolilo Surabaya meraih juara 1 LCCK Tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2019. Prestasi serupa di tahun sebelumnya juga pernah disandang KIM Mojo, Gubeng. Dengan sederet prestasinya itu, tak heran jika KIM Surabaya menjadi jujugan studi banding sejumlah daerah lainnya di tanah air, seperti Malang, Batam dan Merauke.
Masing-masing KIM di Surabaya, lanjut dia, mempunyai kekuatan dan keunikan tersendiri, seperti halnya di Gubeng, KIM Mesem mempunyai program ungulan Urban Farming, sedangkan di Mojo, Kecamatan Gubeng, kekuatannya pada program klinik Internet.
Masyarakat di sekitar kawasan Mojo bisa mendatangi KIM setempat jika menginginkan ponsel atau piranti komputernya steril konten-konten berbau pornografi. Demikian juga, jika ada berita hoaks, langsung bisa difilter agar tak disebarkan.
"Di Mojo, kekuatan informasinya di blog, sedangkan di Jambangan, ada Kampung Wisata," katanya.
Untuk itu, ia berharap keberadaan KIM mampu membuat program-program Pemkot Surabaya lebih dikenal masyarakat. Selain itu, masyarakat juga dapat memfilter informasi yang masuk ke lingkungannya.
Sementara itu, Ketua KIM Kelurahan Mojo, Kecamatan Gubeng Surabaya, Aminulloh menyampaikan, sejak 2012, ia mulai bergabung dengan KIM Kelurahan Mojo. Awalnya, ia hanya seorang diri, namun seiring berjalannya waktu anggota KIM Mojo kini berjumlah 11 orang.
"Saya bergabung dengan KIM karena ingin berbagi dan bermanfaat untuk masyarakat, supaya Surabaya menjadi lebih baik," kata Amin.
Pria yang juga menjabat Ketua RT 17 RW 12 Kelurahan Mojo Surabaya ini mengatakan selama ini informasi yang ada di tingkat kecamatan dan kelurahan, tidak sampai ke telinga masyarakat. Karena itu, KIM hadir untuk meneruskan informasi itu kepada masyarakat di bawah, baik melalui daring maupun tatap muka.
"Banyak sekali manfaat yang saya dapat ketika bergabung di KIM, ketika mendapat informasi misal seputar program pelayanan publik, kami bisa teruskan ke masyarakat," katanya. (ADV)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019