Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mendukung proses pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin berlangsung dengan damai.

"Kami mengajak masyarakat untuk mendukung secara damai proses pelantikan Presiden dan Wakil Presiden," kata Ketua MUI Kabupaten Kediri KH Imam Sanusi di Kediri, Senin.

Ia juga mengajak masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dengan berita hoaks dan menolak berbagai macam cara anarki dalam penyampaian aspirasi, sebab berpotensi menganggu ketentraman dan ketertiban umum.

"Kami mengajak agar masyarakat menolak cara anarki dalam penyampaian pendapat," kata dia.

MPR RI akan melaksanakan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019-2024 pada Minggu (20/10) pukul 10.00 WIB. Namun, jam pelantikan dimundurkan menjadi pukul 14.00 WIB di hari yang sama.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan Presiden Joko Widodo setuju dengan jam pelantikan yang dimundurkan tersebut.

Menurut dia, pengunduran jam pelantikan itu bukan karena ada potensi ancaman, melainkan guna menghormati umat Kristiani yang masih menjalankan ibadah. Selain itu, pada pukul 10.00 WIB juga masih berlangsung car free day atau hari bebas kendaraan bermotor. "

MPR, lanjut dia, juga telah konsultasi dengan Presiden terpilih terkait dengan jam pelantikan itu, sehingga disepakati untuk menjadi jam 14.00 WIB. Proses pelantikan juga tetap diselenggarakan di Kompleks DPR RI.

Pramono juga yakin bahwa kegiatan pelantikan akan berlangsung aman mengingat Polri dan TNI sudah siap mengamankan jalannya proses pelantikan. Terlebih lagi, dalam kegiatan pelantikan juga akan dihadiri banyak tamu negara.

Dalam proses pelantikan tersebut, rencananya akan dikerahkan 27 ribu personel TNI-Polri untuk menjaga keamanan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Seluruh personel tersebut akan ditempatkan di titik-titik sentral wilayah Jakarta.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019