Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi Nugroho siap meningkatkan kewaspadaan anggotanya khususnya untuk pengamanan pejabat saat berkunjung ke Surabaya, sebagai bagian antisipasi peristiwa yang terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten, yakni penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto.
"Kami dari aparat keamanan khususnya di Surabaya akan meningkatkan kewaspadaan yang ada di jajaran kami, agar dalam melaksanakan tugas mengutamakan keamanan dan keselamatan," kata Sandi di Surabaya, Kamis.
Pria kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, ini ketika berkunjung ke redaksi ANTARA Biro Jatim mengakui sangat kaget dengan kejadian yang menimpa Menko Polhukam Wiranto di Alun-alun Menes, Pandeglang, dan akan menjadikan pelajaran berharga untuk meningkatkan pengamanan.
Baca juga: Wiranto diserang, Kapolda Jatim perintahkan jajaran tingkatkan keamanan
Sandi mengatakan, akan memaksimalkan setiap pengamanan kedatangan pejabat ke Surabaya, tentunya dengan koordinasi pemegang kebijakan terkait di wilayah Surabaya seperti TNI, pemerintah, dan masyarakat pada umumnya.
"Pembelajaran dari peristiwa Pandeglang, yakni kami harus evaluasi bahwa aparat keamanan harus siaga dan tidak boleh 'underestimate' melainkan harus overestimate," kata Sandi yang merupakan lulusan terbaik Akpol 1995.
Sandi menuturkan, meski dalam pengamanan banyak anggota yang dilibatkan namun tidak waspada maka tidak akan ada artinya, sehingga kunci dalam pengamanan itu adalah kewaspadaan.
"Surabaya menjadi salah satu kota tujuan para pejabat pemerintah pusat, dan kami akan berhati-hati dalam menjaganya. Kami juga akan meningkatkan keamanan serta kenyamanan bagi siapa pun yang berkunjung ke sini," tuturnya.
Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto ditusuk orang tidak di kenal saat turun dari kendaraan di Alun-Alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis. Kejadian tersebut selain menyebabkan Wiranto terluka, juga melukai ajudan dan polisi yang sedang mengawalnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kami dari aparat keamanan khususnya di Surabaya akan meningkatkan kewaspadaan yang ada di jajaran kami, agar dalam melaksanakan tugas mengutamakan keamanan dan keselamatan," kata Sandi di Surabaya, Kamis.
Pria kelahiran Salatiga, Jawa Tengah, ini ketika berkunjung ke redaksi ANTARA Biro Jatim mengakui sangat kaget dengan kejadian yang menimpa Menko Polhukam Wiranto di Alun-alun Menes, Pandeglang, dan akan menjadikan pelajaran berharga untuk meningkatkan pengamanan.
Baca juga: Wiranto diserang, Kapolda Jatim perintahkan jajaran tingkatkan keamanan
Sandi mengatakan, akan memaksimalkan setiap pengamanan kedatangan pejabat ke Surabaya, tentunya dengan koordinasi pemegang kebijakan terkait di wilayah Surabaya seperti TNI, pemerintah, dan masyarakat pada umumnya.
"Pembelajaran dari peristiwa Pandeglang, yakni kami harus evaluasi bahwa aparat keamanan harus siaga dan tidak boleh 'underestimate' melainkan harus overestimate," kata Sandi yang merupakan lulusan terbaik Akpol 1995.
Sandi menuturkan, meski dalam pengamanan banyak anggota yang dilibatkan namun tidak waspada maka tidak akan ada artinya, sehingga kunci dalam pengamanan itu adalah kewaspadaan.
"Surabaya menjadi salah satu kota tujuan para pejabat pemerintah pusat, dan kami akan berhati-hati dalam menjaganya. Kami juga akan meningkatkan keamanan serta kenyamanan bagi siapa pun yang berkunjung ke sini," tuturnya.
Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto ditusuk orang tidak di kenal saat turun dari kendaraan di Alun-Alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis. Kejadian tersebut selain menyebabkan Wiranto terluka, juga melukai ajudan dan polisi yang sedang mengawalnya.
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019