Kementerian Dalam Negeri kembali menetapkan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai kabupaten terinovatif se-Indonesia dalam kompetisi Innovative Government Award (IGA) 2019.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyerahkan langsung penghargaan IGA 2019 kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Jakarta, Senin, yang sebelumnya pada 2018 penghargaan itu juga diberikan pada Banyuwangi.
Atas prestasi itu, Pemkab Banyuwangi juga memperoleh dana insentif daerah sebesar Rp9 miliar.
"Terima kasih kepada pemerintah pusat dan Kemendagri. Model apresiasi semacam ini menyemangati kami di daerah untuk selalu berupaya berinovasi dalam mengembangkan Banyuwangi. Kami senang karena pemerintah pusat, Presiden Jokowi dan Pak Mendagri mendorong iklim inovasi yang baik di daerah," kata Bupati Abdullah Azwar Anas.
Inovasi daerah yang menjadi penilaian IGA 2019 itu, di antaranya tata kelola pemerintah daerah, inovasi pelayanan publik dan inovasi lainnya yang disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
Pada penilaian kali ini, Pemkab Banyuwangi mengajukan 186 inovasi daerah dan kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu menempati peringkat pertama dari seluruh kabupaten di Tanah Air.
Ada tiga hal utama yang diukur dalam penilaian IGA 2019, yaitu aspek kuantitas, kualitas, dan manfaat.
Tim penilai inovasi daerah ini terdiri atas perwakilan Kemendagri, Kemenristekdikti, Kemenpan-RB, Kemenkominfo, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Lembaga Administrasi Negara, serta unsur akademisi.
"Semua inovasi ini kami gagas untuk memudahkan pelayanan publik yang ujungnya adalah meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi warga. Dan kami bersyukur, ratusan inovasi yang kami geber selama ini mendapat poin tertinggi dari tim penilai," kata Anas.
Salah satu yang menyebabkan Banyuwangi mendapatkan poin tinggi dalam penilaian di kompetisi ini, karena Banyuwangi telah menggunakan sistem dalam jaringan (online) di berbagai urusan daerah, mulai bidang keuangan, pelayanan publik, tata kelola pemerintahan, kesehatan, pendidikan, pariwisata, sosial, hingga pertanian dan peternakan.
Di bidang pelayanan publik, ada Smart Kampung, yakni layanan desa berbasis daring yang saat ini telah diterapkan oleh 189 desa. Di bidang pendidikan, berbagai proses pemberian beasiswa Banyuwangi "Cerdas" hingga tingkat perguruan tinggi dilakukan secara daring.
Di bidang tata kelola keuangan daerah, ada beragam sistem daring yang dikembangkam Banyuwangi, mulai SIMRAL, SP2D daring, hingga BKU daring, dan ada pula e-BPHTB dan e-PAD, e-retribusi Pasar, e-village budgeting dan e-monitoring system.
Di Peternakan ada e-ternak, yakni kartu elektronik ternak (e-Nak) untuk mendata ternak yang berisi data riwayat ternak sapi, mulai usia, hingga riwayat kesehatan, hingga riwayat kehamilan dan yang lainnya.
"Ujung dari inovasi itu adalah peningkatan kesejahteraan sosial-ekonomi, dan alhamdulillah semua indikator menunjukkan hal itu. Misalnya kemiskinan yang dulu selalu dua digit, sekarang bisa kami tekan hingga 7 persen. Pendapatan per kapita naik dua kali lipat menjadi lebih dari Rp48 juta per orang per tahun," papar Bupati Anas.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyerahkan langsung penghargaan IGA 2019 kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Jakarta, Senin, yang sebelumnya pada 2018 penghargaan itu juga diberikan pada Banyuwangi.
Atas prestasi itu, Pemkab Banyuwangi juga memperoleh dana insentif daerah sebesar Rp9 miliar.
"Terima kasih kepada pemerintah pusat dan Kemendagri. Model apresiasi semacam ini menyemangati kami di daerah untuk selalu berupaya berinovasi dalam mengembangkan Banyuwangi. Kami senang karena pemerintah pusat, Presiden Jokowi dan Pak Mendagri mendorong iklim inovasi yang baik di daerah," kata Bupati Abdullah Azwar Anas.
Inovasi daerah yang menjadi penilaian IGA 2019 itu, di antaranya tata kelola pemerintah daerah, inovasi pelayanan publik dan inovasi lainnya yang disesuaikan dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
Pada penilaian kali ini, Pemkab Banyuwangi mengajukan 186 inovasi daerah dan kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu menempati peringkat pertama dari seluruh kabupaten di Tanah Air.
Ada tiga hal utama yang diukur dalam penilaian IGA 2019, yaitu aspek kuantitas, kualitas, dan manfaat.
Tim penilai inovasi daerah ini terdiri atas perwakilan Kemendagri, Kemenristekdikti, Kemenpan-RB, Kemenkominfo, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Lembaga Administrasi Negara, serta unsur akademisi.
"Semua inovasi ini kami gagas untuk memudahkan pelayanan publik yang ujungnya adalah meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi warga. Dan kami bersyukur, ratusan inovasi yang kami geber selama ini mendapat poin tertinggi dari tim penilai," kata Anas.
Salah satu yang menyebabkan Banyuwangi mendapatkan poin tinggi dalam penilaian di kompetisi ini, karena Banyuwangi telah menggunakan sistem dalam jaringan (online) di berbagai urusan daerah, mulai bidang keuangan, pelayanan publik, tata kelola pemerintahan, kesehatan, pendidikan, pariwisata, sosial, hingga pertanian dan peternakan.
Di bidang pelayanan publik, ada Smart Kampung, yakni layanan desa berbasis daring yang saat ini telah diterapkan oleh 189 desa. Di bidang pendidikan, berbagai proses pemberian beasiswa Banyuwangi "Cerdas" hingga tingkat perguruan tinggi dilakukan secara daring.
Di bidang tata kelola keuangan daerah, ada beragam sistem daring yang dikembangkam Banyuwangi, mulai SIMRAL, SP2D daring, hingga BKU daring, dan ada pula e-BPHTB dan e-PAD, e-retribusi Pasar, e-village budgeting dan e-monitoring system.
Di Peternakan ada e-ternak, yakni kartu elektronik ternak (e-Nak) untuk mendata ternak yang berisi data riwayat ternak sapi, mulai usia, hingga riwayat kesehatan, hingga riwayat kehamilan dan yang lainnya.
"Ujung dari inovasi itu adalah peningkatan kesejahteraan sosial-ekonomi, dan alhamdulillah semua indikator menunjukkan hal itu. Misalnya kemiskinan yang dulu selalu dua digit, sekarang bisa kami tekan hingga 7 persen. Pendapatan per kapita naik dua kali lipat menjadi lebih dari Rp48 juta per orang per tahun," papar Bupati Anas.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019