Komandan Pangkalan Utama TNI AL V Laksamana Pertama TNI Tedjo Sukmono didampingi Ketua Korcab V DJA ll Ny. Yoeliana Tedjo Sukmono mengikuti kegiatan penanaman mangrove pemecahan rekor MURI sebanyak 300.074 bibit mangrove dalam rangka HUT ke-74 TNI, Senin.

Kegiatan penanaman di wilayah Lantamal V Koarmada ll khususnya Surabaya ini melibatkan sekitar 2.776 orang yang akan menanam sedikitnya 30 ribu bibit mangrove, meliputi di sepanjang pantai Romokalisari sebanyak 15 ribu bibit, Teluk Lamong 9.500 bibit dan Pulau Galang sebanyak 5 ribu bibit.

Penanaman mangrove itu melibatkan unsur dari Koarmada ll, Kodam V Brawijaya, Kodiklatal, Lantamal V, Pemkot Surabaya, Polarud, Satpol PP, pelajar, tokoh masyarakat, dan pihak swasta.

Tampak hadir dalam acara pembukaan itu, antara lain Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI R. Wisnoe Prasetja Boedi, Panglima Koarmada ll Laksda TNI Mintoro Yulianto, Wagub Jatim Emil Elistianto Dardak, Komandan Kodiklatal Laksda TNI Dedi Yulianto, Gubernur AAL Laksda TNI Edi Sucipto, Wakapolda Jatim serta pejabat militer dan sipil lainnya.

Menurut Pangkoarmada II Laksda TNI Mintoro Yulianto, penanaman bibit mangrove serentak yang mengusung tema "Selamatkan Bumi Untuk Anak Cucu Kita" ini dapat dijadikan langkah untuk memulihkan dan melindungi kelestarian ekosistem, dalam upaya menjaga konservasi di wilayah Surabaya dan sekitarnya. 

"Saya mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta memelihara dan menjaga pohon mangrove yang akan kita tanam pada hari ini, agar dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik," katanya.

Ia melanjutkan, mangrove atau bakau mampu menghasilkan kayu untuk bahan bangunan dan arang, serta menghasilkan buah/biji yang dapat dibuat untuk berbagai makanan atau minuman. Sedangkan pada bagian kulit batang maupun daun sangat baik untuk bahan baku pewarna batik.

Pada sektor pariwisata, keberadaan hutan mangrove ini juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi obyek wisata alam. 

Wagub Jatim Emil Dardak mengatakan, luas hutan mangrove di wilayah Jawa Timur sekitar 18.500 hektare dan tingkat kerusakannya sudah mencapai 45 persennya.

Kerusaan ekosistem mangrove tersebut  disebabkan adanya konversi lahan mangrove menjadi penggunaan Iain, pembalakan liar, hama dan penyakit, pencemaran dan perluasan tambak, serta praktik budi daya yang tidak berkelanjutan.

Hal ini telah menyebabkan deforestasi ekosistem pesisir, penurunan kualitas air dan polusi. Fakta menunjukkan bahwa sekitar 5 hingga 6 persen hutan mangrove Indonesia hilang atau rusak setiap tahunnya.

"Provinsi Jawa Timur sangat menaruh perhatian akan kelestarian ekosistem mangrove ini, karena banyaknya fungsi dan manfaat dari suatu ekosistem mangrove dalam menjaga keseimbangan lingkungan pantai," terang wagub. 

Tentara Nasional Indonesia (TNI) melaksanakan penanaman 300.074 mangrove secara serentak di 74 titik satuan TNI dari Sabang sampai Merauke dengan tema "Selamatkan Bumi Untuk Anak Cucu Kita" dalam rangka memperingati HUT Ke-74.

Dalam kegiatan kemanunggalan TNI dengan rakyat tersebut, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto didampingi Kasal Laksamana TNI Siwi Sukma Adji Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna dan Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman penanaman mangrove yang dipusatkan di wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara, Senin.

Panglima TNI menyebutkan hutan Mangrove merupakan bagian penting dari ekosistem pesisir pantai yang menjadi habitat bagi berbagai biota laut dan menurunkan emisi gas rumah kaca, mangrove juga melindungi garis pantai dari abrasi.

"Hutan mangrove selain mampu melindungi kawasan pantai juga mampu menghidupi ekosistem di sekitarnya," katanya.

Pewarta: DK

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019