Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, membantu memadamkan kebakaran hutan di jalur pendakian Gunung Semeru yang semakin meluas akibat angin kencang dan akses medan yang sulit.
"Semua bergerak setiap hari di empat titik dengan alat seadanya, karena tidak mungkin menggunakan mobil, sehingga petugas memadamkan api dengan cara gepyok," kata Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati di Lumajang, Jumat.
Baca juga: Kebakaran di Gunung Semeru bertambah jadi 22 titik api
Wabup yang biasa dipanggil Bunda Indah itu mengaku sudah melakukan peninjauan dan koordinasi terkait dengan upaya pemadaman kebakaran di wilayah Resort Ranupani Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
"Untuk melakukan upaya pemadaman api, sudah disiagakan 60 personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD Lumajang, TNBTS, relawan dan masyarakat sekitar dengan menggunakan alat seadanya," tuturnya.
Ia menjelaskan luas kebakaran hutan di kawasan Gunung Semeru mencapai 80 hektare dan api cepat menyebar melalui alang-alang kering dan semak-semak yang kering yang mudah terbakar.
"Dari data BPBD Kabupaten Lumajang pada 26 September 2019 tercatat titik api bertambah menjadi 35 dan masih belum bisa dikendalikan yang tersebar di beberapa Blok Ranu Kembang, Pusung Gendero, Ayek-ayek dan Watu pecah, dan Resort PTN Ranupani," katanya.
Menurutnya pengaruh angin yang sangat kencang, lokasi bertebing dan berbukit sangat menyulitkan petugas untuk melakukan pemadaman, namun kondisi di Pos Ranupani dan Ranu Kumbolo sudah tidak ada aktivitas pendakian, sehingga kawasan tersebut sudah steril dari para pendaki.
"Jalur pendakian Gunung Semeru dari Ranupani ke Ranu Kumbolo sudah ditutup total sampai batas waktu yang tidak ditentukan dan dinyatakan aman, serta titik api sudah tidak ada lagi," ujarnya.
Ia mengimbau kepada para pendaki untuk mematuhi aturan tersebut demi keselamatan para pendaki, sehingga tidak ada aktivitas pendakian di gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
"Jangan coba-coba untuk melanggar aturan karena itu sudah diluar tanggung jawab pemerintah, sehingga kami imbau agar pendaki tidak mendaki ke Gunung Semeru dulu," katanya, menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Semua bergerak setiap hari di empat titik dengan alat seadanya, karena tidak mungkin menggunakan mobil, sehingga petugas memadamkan api dengan cara gepyok," kata Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati di Lumajang, Jumat.
Baca juga: Kebakaran di Gunung Semeru bertambah jadi 22 titik api
Wabup yang biasa dipanggil Bunda Indah itu mengaku sudah melakukan peninjauan dan koordinasi terkait dengan upaya pemadaman kebakaran di wilayah Resort Ranupani Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
"Untuk melakukan upaya pemadaman api, sudah disiagakan 60 personel gabungan dari TNI, Polri, BPBD Lumajang, TNBTS, relawan dan masyarakat sekitar dengan menggunakan alat seadanya," tuturnya.
Ia menjelaskan luas kebakaran hutan di kawasan Gunung Semeru mencapai 80 hektare dan api cepat menyebar melalui alang-alang kering dan semak-semak yang kering yang mudah terbakar.
"Dari data BPBD Kabupaten Lumajang pada 26 September 2019 tercatat titik api bertambah menjadi 35 dan masih belum bisa dikendalikan yang tersebar di beberapa Blok Ranu Kembang, Pusung Gendero, Ayek-ayek dan Watu pecah, dan Resort PTN Ranupani," katanya.
Menurutnya pengaruh angin yang sangat kencang, lokasi bertebing dan berbukit sangat menyulitkan petugas untuk melakukan pemadaman, namun kondisi di Pos Ranupani dan Ranu Kumbolo sudah tidak ada aktivitas pendakian, sehingga kawasan tersebut sudah steril dari para pendaki.
"Jalur pendakian Gunung Semeru dari Ranupani ke Ranu Kumbolo sudah ditutup total sampai batas waktu yang tidak ditentukan dan dinyatakan aman, serta titik api sudah tidak ada lagi," ujarnya.
Ia mengimbau kepada para pendaki untuk mematuhi aturan tersebut demi keselamatan para pendaki, sehingga tidak ada aktivitas pendakian di gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
"Jangan coba-coba untuk melanggar aturan karena itu sudah diluar tanggung jawab pemerintah, sehingga kami imbau agar pendaki tidak mendaki ke Gunung Semeru dulu," katanya, menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019