Seleksi regional kompetisi kewirausahaan Diplomat Success Challenge  ke-10 (DSC|X)  tahun 2019 yang digagas oleh Wismilak Foundation  di Surabaya pada 14 September 2019 dan Yogyakarta pada 17 September 2019 telah menghasilkan masing-masing 10 peserta yang lolos. 

Anastesya Ftaraya dari Wismilak Group dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA di Surabaya, Rabu malam, menjelaskan Dewan Juri DSC|X telah memilih masing-masing kota tempat seleksi sebanyak 10 peserta.

Sebanyak 10 peserta yang lolos seleksi regional di Surabaya adalah  Tama Lobster, REXIC, PARERA, Kirinyuh Center, Digital Lontar Nusantara, Weedo.id, IniTempe, Kuy.id, Apel Celup, dan Letsplay.id.

Sedangkan 10 peserta yang lolos seleksi regional di Yogyakarta adalah Sweet Sundae, LaRisso, SPD Speedometer, Kerang Sang Raja, Astrobike, Hollicious, Bear Wang Apparel, Tekat Indonesia, Beehive Agriculture, dan Asdosku.

Juri DSC|X untuk seleksi regional di Surabaya, Andina Paramitha, menilai semua proposal peserta tergolong bagus. “Mereka sangat antusias dengan menjelaskan ide-idenya secara detail mulai dari menjelaskan suatu problem beserta solusinya hanya dengan waktu 5 menit,” kata Andina yang juga CEO Ngalup.co (Coworking Space) ini.

Menurut dia, proposal Tama Lobster  sangat menarik karena ingin mengembangkan lahan besar untuk membudidayakan lobster karena tingginya permintaan, salah satunya dari Tiongkok. Untuk itu, mereka juga bermitra dengan beberapa pembudidaya lobster lainnya.

Sementara, REXIC mengumpulkan sampah-sampah organik dari hotel, rumah makan, dan lain-lain untuk diolah dan ditata secara vertikal, sehingga menghasilkan ulat. “Ulat-ulat tersebut dibudidayakan sebagai pakan ikan lele,” ujarnya.

Sementara itu, secara terpisah, Agra Locita selaku juri DSC|X untuk seleksi regional Yogyakarta, mengatakan, kegiatan tersebut sangat menarik karena peserta antusias menunggu sampai pengumuman 10 peserta terbaik. 

Agra yang sehari-hari bekerja sebagai manajer Dagadu Djokdja, mengatakan, salah satu peserta yang menarik dari 10 peserta terbaik adalah SPD Speedometer, karena belum banyak yang membuat dan mereka sudah punya teknologinya serta prospektif untuk dikembangkan lebih lanjut.

Selain itu, ada peserta dari Solo yang menciptakan drone untuk pertanian. Mereka adalah anak LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang mendapatkan beasiswa dan kembali ke Indonesia membawa teknologi. “Ada lagi ide, yaitu Asdosku, mereka membuat platform untuk mahasiswa yang ingin mendapatkan kerja sampingan untuk membantu dosennya,” ujarnya.

Juri lainnya, Agung Nugroho, menambahkan, DSC tahun ini sangat menarik karena peserta yang berpartisipasi memiliki ide-ide yang luar biasa. Salah satunya Astrobike yang membuat sepeda listrik berbasis smartphone dan dapat mengubah sepeda konvensional menjadi sepeda listrik melalui astrobike kits yang kedepannya tidak hanya dapat digunakan untuk sepeda saja.

Selain itu, Asdosku yang merupakan aplikasi untuk para dosen mencari asisten, baik dari dalam maupun luar kampus, juga sangat menarik.

“Karena DSC sudah terselenggara selama 10 tahun, jadi mereka yang mengikuti cerita DSC sebelumnya mulai berani membuat ide yang menurut orang lain tidak masuk akal, namun mereka membuat jadi masuk akal,” kata Agung yang juga CEO Ultra Indonesia.

Seleksi regional DSC|X selanjutnya rencananya akan digelar di Semarang pada 21 September 2019, di Jakarta pada 26 September 2019, dan di Bandung pada 1 Oktober 2019.

Setelah itu, 100 proposal terbaik akan kembali diuji di babak seleksi nasional di Jakarta dan Surabaya pada awal hingga pertengahan Oktober 2019. Sebanyak 20 finalis yang dihasilkan dari babak tersebut berhak maju dan mempersiapkan dirinya di ajang Incubation Session.

Incubation Session adalah fase pembekalan pengetahuan dan pendalaman kepada peserta yang lolos seleksi nasional. Sesuai rencana, Incubation Session akan berlangsung di Jakarta pada akhir Oktober 2019, sebelum tampil di Final Day yang akan digelar di De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, pada 16-17 November 2019.

Ajang DSC|X ini berhasil meraih antusiasme tinggi dari para wirausahawan muda nasional sejak dibuka pendaftarannya secara online pada 15 Mei hingga batas waktu penyerahan proposal pada 17 Agustus 2019.

Dewan Komite DSC|X menerima sebanyak 12.500 proposal bisnis rintisan. Kaum milenial mendominasi dalam kompetisi kewirausahaan itu, karena sekitar 80 persen peserta berasal dari rentang umur 20-35 tahun. Sementara itu, daerah asal peserta masih didominasi oleh Pulau Jawa dan Sumatera, dimana pesertanya mencapai 90 persen.

Dari seluruh proposal yang masuk tersebut kemudian dikelompokkan ke dalam 7 kategori bisnis, yaitu Agrobisnis, Food & Beverage, Kriya &Fashion, Startup Digital, Teknologi Terapan, Services, dan kategori lain-lain.

Ajang DSC|X yang penyelenggaraannya berkolaborasi dengan Coworking Indonesia sebagai strategic partner ini memberikan edukasi, bimbingan dan pendampingan, serta kesempatan untuk berjejaring dan berkolaborasi dengan sesama peserta. (*)

 

Pewarta: SHP

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019