Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, diminta memperhatikan nasib petani tembakau, seiring harga jual tembakau Madura yang kini sangat rendah dan merugikan para petani.

"Berdasarkan serap informasi yang kami lakukan, harga jual tembakau Madura di Sumenep ini hanya antara Rp25 ribu per kilogram hingga Rp35 ribu per kilogram," kata Ketua DPRD Sumenep sementara Abd Hamid Ali Munir di Sumenep, Selasa.

Harga jual tembakau petani kali ini, jauh lebih murah dibanding harga jual tembakau pada musim panen tahun 2018 yang antara Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram.

Selain harga rendah, sambung Munir yang juga menjadi persoalan, karena banyak tembakau petani di Kabupaten Sumenep yang belum terserap.

Politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sumenep ini mengungkapkan, masalah harga tembakau adalah persoalan krusial yang berpotensi merugikan petani, sebab biaya operasional tanaman tembakau cukup besar.

"Maka dari itu, kami meminta Pemkab Sumenep hendaknya mengambil langkah guna membantu masyarakat petani tembakau di Sumenep ini," katanya.

Ia juga meminta, apabila pabrikan sudah tidak membutuhkan tembakau, pemerintah seharusnya memberi peringatan kepada petani agar tidak menanam tembakau.

Memang, sambung dia, tembakau tidak sebagaimana kebutuhan bahan pokok lainnya yang harga dikendalikan oleh pemerintah.

Akan tetapi, tembakau sudah banyak menyumbang pada pembangunan di Sumenep melalui dana bagi hasil cukai tembakau (DBHCT).

"Kalau petani sudah menanam seperti ini, ya pemerintah harus hadir di tengah-tengah masyarakat. Apapun caranya, tembakau petani harus terserap," katanya.

Jika perlu, sambung dia, pemkab harus melakukan lobi-lobi kepada pihak pabrikan, agar tembakau petani di Kabupaten Sumenep terserap semua.

Luas area lahan tembakau di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur pada musim tanam tembakau tahun ini mencapai 21.893 hektare dengan target produksi sebanyak 14 ribu ton dengan perkiraan 600 kuintal per hektare.

Luas areal tanam ini sama dengan luas areal tanam pada musim tanam 2018. Area tersebut hanya tersebar di daerah kecamatan wilayah daratan. Sementara untuk daerah kepulauan tidak termasuk daerah penghasil tembakau produksi, bahkan tidak ada warga kepulauan yang menanam tembakau.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019