Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berbagi pengalaman mengenai bagaimana mengembangkan daerahnya kepada empat bupati (kepala daerah) yang berkunjung ke kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Empat kepala daerah tersebut adalah Bupati Tapanuli Selatan, Sumatera Selatan, Syahrul M Pasaribu, Bupati Manggarai NTT, Deno Kamelus, Bupati Enrekang Sulawesi Selatan, Muslimin Bando, dan Bupati Konawe Kepulauan Sulawesi Tenggara, Amrullah.
"Saya sangat gembira dengan hadirnya empat bupati bersama jajarannya di Banyuwangi. Ini kesempatan bagi kami untuk saling tukar ilmu dan program pembangunan untuk pengembangan daerah," kata Bupati Anas di Banyuwangi, Senin.
Selama di Banyuwangi, Bupati Azwar Anas mengajak empat kepala daerah itu berkeliling menyaksikan sejumlah atraksi seni budaya rangkaian Banyuwangi Festival, mulai dari Festival Lembah Ijen, Fish Market Festival hingga tradisi Kebo-Keboan Alasmalang.
"Kami sengaja menunjukkan baik peran swasta maupun desa yang sama-sama bergerak memajukan daerah lewat atraksi wisata. Bahwa dalam membangun daerah, pemerintah perlu hadir sebagai pendorong untuk kemudian berkolaborasi bareng dengan masyarakat maupun pihak swasta untuk mengembangkan daerah," ujarnya.
Ia mencontohkan, Festival Lembah Ijen yang digarap oleh founder Jiwa Jawa Resort, Kebo-Keboan yang langsung ditangani oleh warga Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh.
Dalam kunjungan kerja empat kepala daerah tersebut, juga bersama-sama melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Bupati Azwar Anas mengenai kerja sama pengembangan potensi daerah.
Adapun program inovasi yang akan diadopsi empat kepala daerah itu, seperti Mal Pelayanan Publik, e-kinerja, e-village budgeting, e-monitoring system, e-audit, e-planning dan perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP), pengembangan pariwisata hingga Sistem Informasi Perencanaan, Penganggaran, Pengelolaan Keuangan Daerah Terpadu (Simral).
Bupati Enrekang, Sulawesi Selatan, Muslimin Bando mengatakan kunjungannya ke Banyuwagi karena tertarik dengan konsep Mal Pelayanan Publik yang telah didirikan Banyuwangi sejak 2017.
"Kami ingin membuat hal serupa di Kabupaten Enrekang, karena mal semacam ini terbukti sangat memudahkan warga dalam mengakses pelayanan publik," kata Muslimin.
Selain Mal Pelayanan Publik, Bupati Muslimin juga ingin belajar pengembangan pariwisata daerah.
"Perkembangan wisata Banyuwangi yang ditunjang dari beragam atraksi seni dan tradisi rakyatnya menjadi media promosi yang ampuh untuk mendatangkan wisatawan ke Banyuwangi. Ini patut dicontoh," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Empat kepala daerah tersebut adalah Bupati Tapanuli Selatan, Sumatera Selatan, Syahrul M Pasaribu, Bupati Manggarai NTT, Deno Kamelus, Bupati Enrekang Sulawesi Selatan, Muslimin Bando, dan Bupati Konawe Kepulauan Sulawesi Tenggara, Amrullah.
"Saya sangat gembira dengan hadirnya empat bupati bersama jajarannya di Banyuwangi. Ini kesempatan bagi kami untuk saling tukar ilmu dan program pembangunan untuk pengembangan daerah," kata Bupati Anas di Banyuwangi, Senin.
Selama di Banyuwangi, Bupati Azwar Anas mengajak empat kepala daerah itu berkeliling menyaksikan sejumlah atraksi seni budaya rangkaian Banyuwangi Festival, mulai dari Festival Lembah Ijen, Fish Market Festival hingga tradisi Kebo-Keboan Alasmalang.
"Kami sengaja menunjukkan baik peran swasta maupun desa yang sama-sama bergerak memajukan daerah lewat atraksi wisata. Bahwa dalam membangun daerah, pemerintah perlu hadir sebagai pendorong untuk kemudian berkolaborasi bareng dengan masyarakat maupun pihak swasta untuk mengembangkan daerah," ujarnya.
Ia mencontohkan, Festival Lembah Ijen yang digarap oleh founder Jiwa Jawa Resort, Kebo-Keboan yang langsung ditangani oleh warga Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh.
Dalam kunjungan kerja empat kepala daerah tersebut, juga bersama-sama melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Bupati Azwar Anas mengenai kerja sama pengembangan potensi daerah.
Adapun program inovasi yang akan diadopsi empat kepala daerah itu, seperti Mal Pelayanan Publik, e-kinerja, e-village budgeting, e-monitoring system, e-audit, e-planning dan perbaikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP), pengembangan pariwisata hingga Sistem Informasi Perencanaan, Penganggaran, Pengelolaan Keuangan Daerah Terpadu (Simral).
Bupati Enrekang, Sulawesi Selatan, Muslimin Bando mengatakan kunjungannya ke Banyuwagi karena tertarik dengan konsep Mal Pelayanan Publik yang telah didirikan Banyuwangi sejak 2017.
"Kami ingin membuat hal serupa di Kabupaten Enrekang, karena mal semacam ini terbukti sangat memudahkan warga dalam mengakses pelayanan publik," kata Muslimin.
Selain Mal Pelayanan Publik, Bupati Muslimin juga ingin belajar pengembangan pariwisata daerah.
"Perkembangan wisata Banyuwangi yang ditunjang dari beragam atraksi seni dan tradisi rakyatnya menjadi media promosi yang ampuh untuk mendatangkan wisatawan ke Banyuwangi. Ini patut dicontoh," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019