Jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, terus bertambah seiring temuan hasil VCT (voluntary Counseling and Testing) di RSUD dr Iskak maupun Puskesmas Campurdarat serta kegiatan pemeriksaan (screening) keliling yang dilakukan petugas kesehatan.

"Namun, memang tidak semua ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang ditemukan berasal dari Tulungagung. Sejauh ini selalu ada pasien yang datang pada malam hari, atau sembunyi-sembunyi," kata Kasi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Tulungagung Didik Eka di Tulungagung, Rabu.

Ia mengungkapkan, hingga akhir Agustus ini ODHA baru yang teridentifikasi sebanyak 16 penderita.

Jumlah ini sebenarnya jauh menurun dibanding temuan bulan sebelumnya (Juli) dimana angka ODHA pada periode itu sempat melonjak sebanyak 56 penderita.

"Kalau bulan ini (September) belum ada data resminya. Masih terus diinventarisir. Semoga tidak melonjak lagi," katanya.

Didik mengatakan, total kasus HIV/AIDS di daerah itu terhitung sejak dibentuknya Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Tulungagung pada 2006 adalah sebanyak 2.543 orang.

Angka ini sudah termasuk jumlah ODHA yang teridentifikasi pada kurun 2019 sebanyak 262 orang.

"Kalau dirata-rata, setiap bulan ada sekitar 30-an penderita terdeteksi," katanya.

Di Tulungagung, penularan HIV/AIDS mayoritas disebabkan hubungan seks dengan rasio sekitar 95 persen. Selebihnya, hanya sedikit penderita yang tertular virus jahat itu akibat penggunaan jarum suntik (penasun) secara sembarangan.
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019