Kepolisian Daerah Jawa Timur menerjunkan pasukan Brimob bersenjata lengkap di beberapa desa yang dinilai rawan konflik saat pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak di Kabupaten Pamekasan pada 11 September 2019.
Menurut Kapolres Pamekasan AKBP Teguh Wibowo di Pamekasan, Selasa malam, langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya kericuhan.
"Pasukan bersenjata lengkap hanya kami terjunkan di desa-desa yang dinilai rawan," ujar Kapolres.
Desa yang masuk kategori rawan ini antara lain Desa Gagah dan Desa Kadur di Kecamatan Kadur.
Di dua desa itu, Polres Pamekasan menerjunkan masing-masing sebanyak satu peleton pasukan. Sedangkan tiga desa lainnya yang juga menggelar pilkades hanya dijaga oleh personel Polres dan Kodim 0826 Pamekasan.
Desa Gagah dan Desa Kadur, Kecamatan Kadur, Pamekasan, ini, merupakan desa yang menggelar pilkades pada 11 September 2019 bersamaan dengan 89 desa lainnya.
Sementara itu, jumlah personel yang diterjunkan Polres Pamekasan guna mengamankan pelaksanaan pilkades kali ini sebanyak 4.760 personel, gabungan dari berbagai satuan.
Para personel yang bertugas melakukan pengamanan pada pelaksanaan pilkades serentak ini berasal dari berbagai unsur, masing-masing dari anggota Polres Pamekasan sebanyak 689 orang dan bantuan dari polres jajaran 1.503 orang dan Brimob Polda Jatim sebanyak 600 orang, serta BKO Escape Brimob 12 orang.
Pasukan ini juga diperkuat dari pasukan antianarkis sebanyak 60 orang, lalu dari Sabhara 100 orang, dan pasukan pengurai massa dari Polda Jatim 30 orang, termasuk 12 orang anggota intel.
"Dari Polda Jatim juga ada sebanyak 12 orang dari Dit Reskrim Umum dan Propam Polda Jatim sebanyak lima orang," kata Kapolres.
Sementara dari instansi lain yang juga diterjunkan pada pelaksanaan pesta demokrasi di tingkat desa ini ialah dari TNI sebanyak 1.100 personel, Satpol PP Pemkab Pamekasan sebanyak 182 orang dan Linmas 455 orang.
Sementara itu, para personel Brimob Polda Jatim yang diterjunkan mengamankan pelaksanaan pilkades di dua desa yang dinilai rawan ini, sudah tiba sejak Selasa sore dan mereka mulai menyebar ke berbagai dusun di dua desa itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Menurut Kapolres Pamekasan AKBP Teguh Wibowo di Pamekasan, Selasa malam, langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadinya kericuhan.
"Pasukan bersenjata lengkap hanya kami terjunkan di desa-desa yang dinilai rawan," ujar Kapolres.
Desa yang masuk kategori rawan ini antara lain Desa Gagah dan Desa Kadur di Kecamatan Kadur.
Di dua desa itu, Polres Pamekasan menerjunkan masing-masing sebanyak satu peleton pasukan. Sedangkan tiga desa lainnya yang juga menggelar pilkades hanya dijaga oleh personel Polres dan Kodim 0826 Pamekasan.
Desa Gagah dan Desa Kadur, Kecamatan Kadur, Pamekasan, ini, merupakan desa yang menggelar pilkades pada 11 September 2019 bersamaan dengan 89 desa lainnya.
Sementara itu, jumlah personel yang diterjunkan Polres Pamekasan guna mengamankan pelaksanaan pilkades kali ini sebanyak 4.760 personel, gabungan dari berbagai satuan.
Para personel yang bertugas melakukan pengamanan pada pelaksanaan pilkades serentak ini berasal dari berbagai unsur, masing-masing dari anggota Polres Pamekasan sebanyak 689 orang dan bantuan dari polres jajaran 1.503 orang dan Brimob Polda Jatim sebanyak 600 orang, serta BKO Escape Brimob 12 orang.
Pasukan ini juga diperkuat dari pasukan antianarkis sebanyak 60 orang, lalu dari Sabhara 100 orang, dan pasukan pengurai massa dari Polda Jatim 30 orang, termasuk 12 orang anggota intel.
"Dari Polda Jatim juga ada sebanyak 12 orang dari Dit Reskrim Umum dan Propam Polda Jatim sebanyak lima orang," kata Kapolres.
Sementara dari instansi lain yang juga diterjunkan pada pelaksanaan pesta demokrasi di tingkat desa ini ialah dari TNI sebanyak 1.100 personel, Satpol PP Pemkab Pamekasan sebanyak 182 orang dan Linmas 455 orang.
Sementara itu, para personel Brimob Polda Jatim yang diterjunkan mengamankan pelaksanaan pilkades di dua desa yang dinilai rawan ini, sudah tiba sejak Selasa sore dan mereka mulai menyebar ke berbagai dusun di dua desa itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019